13. Tamu Tak Diundang

924 84 1
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah bersih-bersih dan membersihkan diri tentunya, sekarang mereka beristirahat di ruang tamu. Yah, cuma nonton TV sembari sesekali mengobrol ditemani camilan. Eh, tapi bukan si trio kembar yang nonton tapi Jungwon aja.

Soalnya tayangannya kartun.

Yakali mereka yang udah dewasa ini fokus sama kartun, kan?

"Dek, papa ada teka-teki untuk adek."

Ujaran Sunghoon menarik perhatian Jungwon. Bukan hanya si kecil sih, tapi Jay dan Jake yang berada di sisi berlawanan Sunghoon juga ikut penasaran.

"Teka-teki?"

"Iya, adek coba tebak, ya."

"Alah! Palingan garing. Jangan didengerin, dek," kompor Jake mendapat lirikan sinis Sunghoon.

"Hah? Jadi adek nggak boleh nebak?"

"Bo--"

"Jangan, dek. Teka-teki Papa Hoon itu susah. Nanti adek disuruh mikir serasa tujuh kali keliling bumi," Jay ikut-ikutan manasin.

Sunghoon mendelik galak. "Lo berdua nggak usah kompor."

Sedang Jungwon yang di tengah dalam mode mirkat, toleh sana-sini bingung melihat pertengkaran kecil papanya.

"Udah, adek jangan dengerin Papa Jay sama Papa Jake ya, teka-teki Papa dijamin seru."

Jungwon mengiyakan saja, kan anak patuh.

Jay dan Jake ketawa diam-diam, tapi terakhirnya nyimak juga karena kepo sama teka-teki Sunghoon.

"Jadi gini dek, ada ayam dikejar kucing. Sampe simpang mereka berhenti, kira-kira kenapa?"

"Karena ayamnya ditangkep kucing?" jawab Jungwon.

"Salah, dek. Adek mah jawabnya logis banget, coba pikir di luar kotak."

"Tapi kata papa di simpang, sekarang kok luar kotak?" tanya Jungwon polos.

Sunghoon terkesiap, lupa dia kalau anaknya ini masih kecil dan kelewat polos.

"Haha, bukan itu maksud Papa Hoon, dek," sahut Jake merasa lucu dengan balasan Jungwon.

"Jadi?"

"Biar papa aja yang tebak," Jay menengahi. "Pasti jawabannya karena mereka ketabrak."

"Salah."

"Lah?"

"Karena aslinya simpangnya nggak ada?" Jake mencoba. Kan kata saudaranya harus berpikir di luar kotak.

"Salah juga."

"Apa dong jadinya?"

"Adek tau?"

Sunghoon menoleh dan Jungwon masih berpikir keras. Alisnya bahkan sampai menyatu, kerutan dahinya benar-benar menunjukkan kalau si anak sedang berpikir keras.

Jungwon merengek kecil plus sebal.

"Nggak tau, pa. Yang ada kepala adek jadi sakit,"

Sontak saja trio kembar tertawa gemas melihat kelakuan anak mereka.

"Berarti semua nyerah?" Sunghoon tersenyum misterius setelah mendapat anggukan.

"Jawabannya..."





















OUR LITTLE JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang