09. Gegara Bola Sepak

964 91 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungwon bosan.

Sedaritadi yang ia lakukan hanya melihat TV, lalu sesekali melihat keluar dari jendela. Hanya sendirian, tidak ada yang menemani.

Jay sedang berada di dapur, katanya si papa mau buat makanan spesial untuk Jungwon. Dan si anak dilarang mendekati TKP sebelum makanan selesai. Jungwon tidak tahu si papa sedang membuat makanan apa sampai dua jam sudah terlewati.

Sunghoon sedang berbelanja di pasar. Teriknya mentari menjadikan Jungwon dilarang ikut ke pasar. Meskipun Jungwon sudah bertingkah imut sekalipun, Sunghoon tetap saja bebal.

Nanti adek itam, nggak boleh! Harus tetep putih kayak papa!

Gitu katanya.

Padahal, si papa yang sekarang entah ke mana. Lama banget soalnya.

Sedangkan Jake, dia harus ke kantor. Katanya ada urusan mendadak yang harus ditangani sebentar.

Iya, sebentar tapi sampai tiga jam!

Jungwon kesal!

Tidak ada yang mau bersamanya! Padahal Jungwon sudah mati kebosanan gini :(

Mau ganti kartun, tapi Jungwon nggak ngerti caranya. Main tablet juga ia sudah bosan.

Huh!

Andai saja dia punya teman.

Eh? Tapi, apa ada yang mau temenan sama dia?

PRANG!

"HUWA!" Jungwon tersentak.

"ADEK!"

Tampak Jay berlari dengan wajah super paniknya.

"Astaga! Adek nggak papa, kan?"

"Adek nggak papa kok, Pa," jawab Jungwon meski bingung.

"Syukurlah," Jay lega. "Itu tadi apa?"

"Kaca rumahnya pecah, Pa."

"Hah?" Jay kaget begitu melihat pecahan kaca di sekitar lantai rumahnya. Tak lupa ia menangkap objek bulat yang suka ditendang kesana-kemari, bola.

"Ini bola siapa?"

"Nggak tau, Pa. Bolanya masuk lewat jendela," Jungwon menggeleng.

"Kalo gitu, papa liat dulu, deh."

"Ikut!"

"Yaudah sini papa gendong. Banyak kaca soalnya,"

Dalam sekali tarikan, Jungwon sudah berada dalam gendongan kuat si papa.

Begitu mereka keluar rumah, keduanya mendapati sesosok bocah lelaki sedang didorong kecil dua bocah lainnya. Sepertinya, mereka seusia Jungwon.

"Ihh! Yang punya rumah dateng!"

"Mampus kamu, Nik. Aku nggak ikut-ikutan, ya."

"Apasih! Kan kita mainnya bareng! Jadi kena marahnya bareng, lah!"

"Ini kenapa, ya? Kok kaca rumah saya bisa pecah gitu?" tanya Jay memutus perdebatan kecil mereka.

Jungwon sudah ia turunkan dari gendongan.

"Ini, Om! Si Ni-ki! Dia yang nendang bolanya!" ucap salah satu bocah sembari menunjuk Ni-ki.

Si yang punya nama sendiri melotot tak terima. Tak terima kalau temannya jujur maksudnya.

OUR LITTLE JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang