.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Uwon kok bisa sakit, sih?"
"Nggak tau, tapi kata dokter Uwon kecapekan."
"Emang Uwon ngapain? Jadi kuli bangunan?"
"Apasih, Uto? Kok gitu nanyanya?"
"Kan nggak salah Uto nanya, Uwoo."
"Ini buahnya,"
"Wah!" Jungwon menatap binar sekeranjang buah yang disodorkan Ni-ki. "Makasih, Iki!"
"Tapi, bukan aku yang belikan."
"Terus?" Kalau bukan temannya, lalu siapa?
"Itu papa Uwon yang suruh. Katanya aku nggak boleh nengok Uwon tanpa bawa apa-apa," jelas Ni-ki polos namun Jay dan Jake jadi tersedak dan melirik Sunghoon.
Jungwon juga ikut melirik papanya. Sunghoon sedang duduk menyendiri di ujung sofa. Bukan keinginannya, tetapi Jungwon-lah yang tidak ingin dekat-dekat dengan papanya satu itu.
Dia masih marah, tau!
Iya, sekarang Jungwon memang tak takut lagi dengan Sunghoon setelah melihat papanya tersebut menangis hebat. Meminta maaf padanya dan berjanji tidak akan membentaknya lagi.
Jungwon yang memang sayang dengan Sunghoon mana tega. Lagipula, Sunghoon itu salah satu papa terbaik baginya meski sering jahil.
Tetapi, Jungwon juga tak bisa melupakan bagaimana si papa membentaknya kemarin.
Jujur, Jungwon masih sedikit takut. Karena Sunghoon mirip dengan ayah dan ibu kandungnya di masa lalu.
Bersyukur Jay dan Jake diam-diam menjelaskan secara perlahan padanya tanpa sepengetahuan Sunghoon. Bohong besar jika mereka bilang tak ingin membantu Sunghoon.
Kasihan, Sunghoon terlihat menyedihkan sekarang.
Jadi dua kembar lainnya memberi saran Jungwon untuk tetap takut, lebih tepatnya pura-pura takut pada Sunghoon untuk memberinya pelajaran.
Jungwon menangkapnya sebagai kode untuk merajuk besar pada si papa, dan dengan senang hati ia akan melakukannya. Karena ingat, dia masih marah! Tapi sedikit takut juga.
Memang ya, anak dan ayah ini lumayan kompak.
Jungwon tak memedulikan Sunghoon yang menatapnya melas. "Oh."
"Uwon mau buah mana? Biar Uwoo suapin!"
"Nggak usah, Uwon nggak mau."
"Hah? Kenapa?" tanya Jeongwoo sedih mengira Jungwon menolaknya.
"Uwon alergi buah."
"Kok bisa?! Padahal buah-buahannya enak tau!" Haruto memekik dramatis.
Jay dan Jake melirik Sunghoon lagi. Tampak raut Sunghoon semakin mendung karena ia menangkap kode si anak.
Jungwon tak ingin menerima buah darinya.
Memang, yang menjemput teman-teman Jungwon adalah Sunghoon. Bisa dibilang ini adalah usaha pertama si papa untuk merebut kembali hati anaknya.
Tapi ternyata, rasanya cukup sakit bila ditolak padahal baru saja berusaha.
"Bisalah."
"Kalo Uwon nggak mau, mending untuk Uwoo ajalah!"
"Heh! Aku juga mau!"
"Ternyata Uwoo sama Iki nggak ikhlas jenguk Uwon."
"Bukan gitu, Uto. Ihh, ini buahnya sayang tau kalo dibuang," Jeongwoo berujar dan memandang sedih si buah, membayangkan buah-buah segar itu terbuang percuma di tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LITTLE JUNGWON
Fiksi Penggemar[Jungwon x 02z] Niat hati hanya ingin berbelanja perlengkapan mandi saja, tetapi mereka bertiga justru menemukan seorang bocah laki-laki dengan kondisi mengenaskan, tapi juga imut! Tanpa pernah diduga bahwa ketiganya harus menjadi ayah muda dadakan...