03. Perasaan Yang Tak Pernah Salah

1.6K 140 12
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pada akhirnya, Jungwon tetap dibawa ke panti asuhan.

Mereka tidak pasti apakah ini keputusan yang tepat. Karena jujur saja, si kembar juga tak rela bila harus menempatkan Jungwon di panti asuhan. Namun sekali lagi, kembali ke fakta, bahwa mereka juga sibuk.

Terlebih, ketiganya tidak tahu bagaimana cara mengurus anak kecil dengan benar.

Orang tua mereka sudah pergi sejak ketiganya berusia delapan belas tahun. Tak ada adik karena mereka berusia sama jelas membuat si kembar tak mengerti segala macam yang namanya merawat anak kecil.

Jadi, setelah berperang dengan batin masing-masing, dengan berat hati mereka memberitahu Jungwon rencana mereka.

Awalnya si bocah tampak tak rela, agaknya ia lebih mempercayai si kembar tiga daripada panti asuhan. Namun, entah pikiran bijak darimana, ia mengerti alasan si kembar. Maka, ia pun setuju untuk dibawa ke panti asuhan.

Tentu saja dengan syarat si kembar harus mengunjunginya setiap hari.

Mereka pun tak masalah. Justru sebelum Jungwon minta, memang sudah rencana bahwa ketiganya akan terus mendatangi Jungwon.

Mereka benar-benar sudah ada rasa sayang untuk Jungwon.

Dan karena itulah mereka memilih panti asuhan terdekat. Walaupun tak bisa dibilang dekat sebab jaraknya ke sana saja memakan waktu setengah jam. Tapi tak apa. Lebih baik di sini daripada mencari panti asuhan yang lebih jauh lagi, pikir mereka.

Lagipula, panti asuhan yang bernama Cahaya Kasih itu terlihat bagus, ramai anak-anak ditempatkan di sana. Dan pemilik panti juga tampak ramah meski usianya tak terlalu muda.

Dan sekarang, si kembar sedang melakukan acara perpisahan dengan si imut Jungwon.

"Jungwon di sini jangan nakal-nakal ya? Berteman sama kawan yang baik aja. Kalo ada yang jahatin Jungwon, jangan takut buat bilang sama Ibu panti, oke?"

Jungwon mengangguk saja mendengar wejangan Jay. Ia lalu dipeluk Jay erat, cukup lama hingga Jake hampir ingin menggeplaknya.

Setelahnya, tibalah giliran Jake untuk memberikan sepatah dua kata.

"Jungwon sayang, Abang mau bilang kalo Abang sayang sama Jungwon. Walaupun kita baru ketemu sebentar, tapi Abang udah main sayang aja sama Jungwon. Nggak tau kenapa. Jungwon sehat-sehat di sini, ya? Nanti Abang sama saudara Abang bakal sering-sering ke sini. Bawain Jungwon sama temen-temen Jungwon makanan yang enak," Jake mengelus rambut Jungwon sayang kala dilihatnya anak itu seperti akan menangis.

Sama seperti Jay, Jungwon juga mengangguk paham. Jake memeluknya erat dan sekarang giliran Sunghoon untuk berhadapan dengannya.

Jujur saja, aksi mereka sekarang menarik perhatian seluruh penghuni panti. Bukannya merasa malu, ketiganya justru semakin merasakan suasana sedihnya berpisah.

Hadeh.

Belum apa-apa, Sunghoon sudah memeluk Jungwon sayang. "Dek, Adek jangan takut sama Abang, ya. Walaupun Abang nampak garang meski sebenarnya muka Jay lebih serem, Abang sebenarnya hati hello kitty, kok. Tau hello kitty, kan? Ituloh yang robot kucing biru ada kantongnya."

Ntah Sunghoon sengaja pura-pura bego atau bagaimana, yang pasti Jungwon tertawa geli sekarang.

Diam-diam Sunghoon tersenyum.

OUR LITTLE JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang