Prolog

1K 60 3
                                    

Aku terbangun di sebuah kursi. Tanganku di ikat, bahkan kakiku juga diikat dengan sangat kuat.

"Dimana ini? Ugh.."

Kepalaku sakit, entah kenapa. Aku lupa apa yang terjadi sebelumnya. Sekeliling ku gelap, aku mengira mataku buta. Tapi ternyata tidak.

"Ah~ Joonghyuk ku sayang? Kau sudah bangun?"

Ucap seseorang dari kejauhan. Tiba tiba ruangan yang gelap itu menjadi terang saat lampu yang berada di atas dinding hidup. Aku mencoba membiasakan mataku dengan cahaya lampu yang terang itu

"Joonghyuk sayang.. Ugh.. Lihat aku ngh.."

Lalu aku menatap ke arah sumber suara yang memanggil namaku. Aku melihat ke arah depan, tampak seorang pria dengan kemeja putih, berambut hitam, dengan badan yang kecil. Aku terkejut.

"A-apa yang yang kau lakukan, Dokja?" Aku mengatakan ini sambil memalingkan wajahku ke arah lain. Aku melihat dia sedang memegang benda 'Intim' miliknya, yang sekarang tegang.

"Hey Joonghyuk~ tatap aku"

Dia terus memanggil namaku dengan suaranya yang terengah engah.

"A-apa mau mu Dokja?! Cepat lepaskan aku!" Aku berteriak tanpa menatap matanya. Jantungku berdetak dengan cepat, rasanya akan copot. Aku tidak mau melihat hal 'cabul' yang sedang dia lakukan.

"Aku bilang, tatap aku."

Suaranya sekarang sangat tajam, Ada penekanan disana. Aku tetap diam dengan keringat yang mengucur disekujur tubuhku.
Apa yang harus aku lakukan?

"Hey Joonghyuk? Kau tuli ya?"

Lalu aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahku. Aku tetap tidak menatapnya, aku tidak mau, tidak akan.

Orang itu.. Dokja, sekarang berdiri tepat di depanku. Aku dapat melihat dia memegang kayu yang dipenuhi dengan banyak darah. Aku semakin tidak berani melihatnya, nafasku rasanya tercekat di tenggorokanku.

"Hey tuli."

Lalu tangan kecilnya memegang dagu-ku, dan menariknya agar melihat ke arahnya. Tangannya yang kecil, dingin, dan lembab. Bahkan tangannya bau dengan darah dan sperma.

"Apa mau-mu Kim Dokja?" Aku mulai memberanikan diriku untuk bersuara. Sekarang aku menatap matanya langsung dengan tajam. Aku menatapnya dengan jijik dan perasaan kesal.

"APA MAU-MU KIM DOKJA?! KAU BUKAN DOKJA YANG AKU KENAL. KAU MENJIJIKKAN. CK, mati sana!" Aku berteriak sekencang kencangnya, mengoloknya dengan perasaan jijik.

"..."

Dia diam, tatapannya menjadi tajam, rasanya menusuk jiwaku. Dia menunduk, dan melepaskan tangannya dari dagu ku.

"Kau selalu tidak mengerti perasaanku, Joonghyuk-ah" Ucapannya menjadi lembut, dengan senyum yang terukir di wajahnya.

Tapi itu tidak berselang lama.

"Tidur yang tenang ya, sayangku."

Dia mengayunkan kayu yang dipegangnya ke arah kepala ku dengan kecepatan yang tidak masuk akal.

DUAKK!!

Obsessed [Omniscient Reader's Viewpoint ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang