Bab 14

163 13 6
                                    

"Ha... Hah... Oke sial, kenapa pria ini memiliki halaman yang begitu luas, membuang energi saja" Gumam wanita itu, menyeka keringat yang membasahi dahinya.

Dengan lelah, dia membuka pintu besar mansion, dan menutup pintu dibelakangnya. Dia melangkah masuk kedalam ruang tamu yang megah, seperti sebuah aula istana.

Sooyoung memperhatikan seluruh penjuru ruangan, mencari sosok pria yang menelfonnya beberapa saat yang lalu, namun tidak menemukan seorangpun disana.

"Dokja! Astaga dimana pria itu... Pulang saja apa ya?" Teriak Sooyoung, perlahan mengecilkan suaranya. Namun dia menggelengkan kepalanya, dan memutuskan untuk duduk disofa.

Belum semenit dia duduk dengan santai, dia dikejutkan dengan suara pintu yang dibanting dari arah belakangnya. Sooyoung segera berdiri dari sofa, lalu menatap ke arah lorong panjang mansion.

Dia mendapati pria bersurai putih yang berjalan ke arahnya dengan muka yang kesal, dan diikuti oleh Dokja dibelakangnya.

"Oh, Namwoon? Kau juga disini?" Gumam Sooyoung, lalu menyenggol bahu pria bersurai putih itu dengan main-main.

Namun pria itu malah memberikan tatapan tajam dan kesal pada Sooyoung. Sooyoung merasa tidak nyaman, dan berakhir mengalihkan pandangannya pada Dokja.

Sama halnya dengan Namwoon, Dokja memiliki wajah yang kesal, lalu pria mungil itu menjatuhkan bokongnya diatas sofa.

"Aku sudah menculiknya... Aku malas mengotori lenganku, kenapa kau tidak menyuruh kak Sooyoung saja untuk membunuh wanita itu? Aku tidak mau!" Ucap Namwoon dengan lantang.

Sontak membuat Sooyoung terkejut, lalu menatap Namwoon dengan kesal. Itu bukan tugasnya, dia hanya betugas untuk mengawasi kali ini.

"Apa? Itu tugasmu, aku tidak mau... Mengotori lenganku juga!" Jawab Sooyoung.

Namwoon menatap Sooyoung, lalu memyeringai, sudut matanya berkedut. Dia melangkah lebih dekat ke arah Sooyoung, dan menggenggam pergelangan tangannya.

"Oh katakan saja kalau kau sudah nyaman karena terlalu dekat dengan mereka, bukan?"

"Apa— tidak! Jangan mengatakan omong kosong sialan"

Bantah Sooyoung, lalu menarik lengannya dari genggaman Namwoon. Mereka berdua saling bertukar pandangan kesal.

"Berhenti kalian berdua. Kalian mau mati juga huh?" Saut Dokja, berdiri dari sofa dan menghampiri kedua orang itu.

Belum sempat Dokja ingin melanjutkan ocehannya, sebuah vas bunga terjatuh, membuat perhatian mereka langsung teralih ke lantai dua.

Dokja menyipitkan matanya, menatap lantai dua rumahnya dengan rasa curiga. Namun Dokja kembali mengalihkan pandangannya saat melihat Namwoon yang ingin pergi memeriksa ke lantai dua rumah Dokja.

Namun Dokja langsung meraih lengan Namwoon, dan menariknya kembali keruang tamu. Dokja memberikan tatapan tajam padanya, dan Sooyoung.

"Sudahlah lupakan saja. Pergilah pulang. kita bicarakan ini nanti" Ucap Dokja, namun mendapat bantahan kesal dari Sooyoung.

"Hah?! Aku baru sampai, dan kau mengusir kami!? Oh sialan"

Sooyoung menggerutu, dan dibalas kekehan oleh Namwoon. Dokja memutar bola matanya, lalu merangkul bahu kedua orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsessed [Omniscient Reader's Viewpoint ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang