Bab 12

216 15 8
                                    

"Seolhwa... Hey..."

"Seol..."

"Lee Seolhwa..."

"SEOLHWA!"

Wanita bersurai putih itu tersentak saat seseorang berteriak dikuping-nya. Seolhwa memutar kepalanya, dan mendapati Joonghyuk yang duduk di sampingnya.

Joonghyuk menyentuh dahi Seolhwa, seolah sedang memeriksa kondisi Seolhwa.

Joonghyuk langsung menjauhkan lengannya dari dahi Seolhwa saat merasakan tubuh Seolhwa terasa sangat panas.

"Huh, tubuhmu panas. Pantas saja daritadi pagi lesu" Ucap Joonghyuk.

Seolhwa hanya terdiam sembari menatap wajah sahabatnya itu. Lalu Seolhwa malah kembali menatap ke arah luar cafe dengan pandangan yang kosong.

Joonghyuk memasang wajah bingung, tidak biasanya Seolhwa terlihat sangat pendiam seperti ini. Walau sedang sakit, Seolhwa tidak mungkin jadi seperti ini.

Baru saja Joonghyuk sembuh dari demamnya, tapi kenapa sekarang Seolhwa yang jadi demam. Sejak kapan ini menjadi penyakit menular?

"Joonghyuk"

Joonghyuk langsung menoleh saat Seolhwa memanggil namanya, Joonghyuk tersenyum tipis saat sahabatnya ini akhirnya bersuara.

"Ya, Seolhwa?"

"... 2 hari yang—"

"Hoy Joonghyuk!"

Ucapan Seolhwa terputus saat seorang staff memanggil nama Joonghyuk, dua sahabat itu langsung menoleh ke arah staff.

"Jangan bersantai saja! Waktu istirahatmu sudah habis, ayo gantian!" Ucap si staff.

Staff itu menarik lengan Joonghyuk agar berdiri dari duduknya, staff itu mendorong punggung Joonghyuk agar dia bergerak.

Joonghyuk tampak kesal karena dia belum selesai mendengarkan Seolhwa, tapi akhirnya Joonghyuk kembali bekerja tanpa berbicara pada Seolhwa.

Seolhwa menatap Joonghyuk dari jauh, dan dia menundukkan kepalanya. Seolhwa menggigit bibir bawahnya, dan meremas ujung meja dengan kuku-nya.

Namun saat Seolhwa tenggelam pada lamunannya, seseorang duduk di depannya.

Seolhwa mendongak, dan mendapati Sooyoung yang duduk disana. Sooyoung melipat lengannya di atas meja.

Dia mengulurkan lengannya, dan menyentuh dahi Seolhwa, sama seperti yang dilakukan oleh Joonghyuk tadi.

"Kau demam, kenapa tidak pulang saja?" Ucap Sooyoung lembut.

"Entahlah... Aku merasa—"

"Shht... Ayo, aku yang akan mengizinkanmu pada manajer."

Lagi-lagi ucapan Seolhwa terputus saat Sooyoung menaruh jari telunjuknya di depan mulut Seolhwa.

Seolhwa terdiam seribu bahasa, tapi dia akhirnya tersenyum karena tingkah Sooyoung.

"Terimakasih" Gumam Seolhwa.

Sooyoung mengangguk, dan segera menemui sang manajer. Sedangkan Seolhwa pergi ke ruangan staff untuk berberes.

Obsessed [Omniscient Reader's Viewpoint ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang