Mobil milik Vano berhenti tepat di depan pagar rumah Keluarga Hardiman. Ambar ikut bersama Vano untuk menjemput Rere, karena hari itu mereka akan mencoba gaun pengantin dan juga mencari cincin kawin. Rere tampak keluar dari gerbang rumahnya bersama dengan Anita. Ambar pikir, Anita hanya akan mengantar Rere keluar rumah. Namun betapa kagetnya ia, saat Rere sudah menaiki mobil milik Vano dan Anita juga ikut masuk ke dalam mobil.
"Loh? Bu Anita mau ke mana?" tanya Ambar."Saya mau ikut dengan kalian. Memangnya kenapa, Bu Ambar?" Anita bertanya balik.
"Untuk apa Bu Anita ikut? Yang akan mencoba gaun pengantin itu Rere dan yang mau cari cincin kawin itu Rere. Bu Anita kenapa harus ikut?" heran Ambar.
"Loh, justru karena itulah saya harus ikut, Bu Ambar. Rere jelas harus mendapat masukan saat mencoba gaun pengantinnya dan juga saat mencoba cincin kawinnya. Kalau saya tidak ikut, siapa yang akan memberi dia masukan?" balas Anita.
"Cih! Bilang saja kalau Bu Anita mau ikut karena kami akan mendatangi tempat yang mewah. Bu Anita mau foto-foto di sana sampai puas seperti biasanya, 'kan? Terus setelah itu, Bu Anita mau upload semua fotonya di Instagram, 'kan? Basi, Bu Anita. Alasan anda sungguh sangat basi di dengar oleh siapa pun," cibir Ambar secara terbuka.
Rere dan Anita pun terdiam setelah Ambar menebak dengan tepat apa tujuan Anita ingin ikut dengan mereka. Mereka jelas kaget karena gelagat mereka bisa tertebak begitu saja, padahal Anita sudah memberikan alasan yang cukup meyakinkan.
"Kamu juga, Re, masa kalah sama Ziva? Ziva saja yang kenyataannya adalah anak paling disayang dalam keluarganya, tidak mau Ibunya ikut saat diajak mencoba gaun pengantin dan cincin kawin oleh Ibu mertuanya. Dia dengan penuh percaya diri memilih yang dia inginkan dan menurutnya adalah yang terbaik. Dan pada saat hari pernikahannya, semua yang dia pilih benar-benar sangat indah dan cocok untuk dirinya. Kamu enggak bisa mencontoh Ziva? Oh ... maaf, Tante lupa kalau kamu dan Ibumu memang tidak pernah pergi ke tempat-tempat mewah jika bukan karena Vano yang mengajak. Jadi wajar sih, kalau pada akhirnya kamu memang tidak akan bisa setara dengan Ziva yang tahu bagaimana sikap beradab saat diajak oleh calon mertuanya," ejek Ambar.
Wajah Rere jelas langsung berubah merah padam saat dirinya kembali dibanding-bandingkan dengan Ziva. Kedua tangannya gemetar dan kemudian mengepal erat saat berhasil ia sembunyikan di balik blazer yang dibawanya.
"Ini kita mau jadi pergi atau enggak, sih? Tante Anita enggak mau cepat-cepat turun?" tanya Vano, sinis. "Aku jadi semakin menyesal karena harus terdahului oleh Keluarga Wiratama. Andai aku enggak keduluan, maka saat ini Ziva pasti sudah jadi Istriku dan aku enggak perlu lagi berurusan dengan pelacur murahan tukang selingkuh seperti anak Tante."
Anita pun merasa geram saat mendengar apa yang Vano katakan.
"Tutup mulutmu, Vano! Jangan macam-macam kamu, ya!" bentak Anita.
"Sudah, Van. Sebaiknya rencana hari ini dibatalkan saja kalau dia masih tidak mau turun juga. Toh Mama sudah memposting status dan anggota grup komunitas sudah membacanya saat ini," ujar Ambar, sangat santai.
"Memangnya Mama bilang apa dalam status yang Mama buat?" tanya Vano.
"Mama bilang, 'rencana mencoba gaun pengantin dan cincin kawin harus batal karena Ibu calon pengantin perempuan memaksa ingin ikut. Jadinya ... mungkin pernikahan Vano akan kembali ditunda setelah melihat kelakuan Bu Anita yang tidak pengertian'. Begitu yang Mama tulis disertai foto calon mertuamu yang wajahnya sejak tadi begitu seram saat menatap ke arahmu. Eh ... ternyata Bu Clarissa Kanigara juga melihatnya, Van. Duh ... Mama semakin tidak sabar ingin segera pernikahanmu batal terjadi," jawab Ambar, penuh semangat.
Anita pun menggeram kesal di tempatnya. Ia juga sudah melihat status yang Ambar pasang barusan melalui ponselnya sendiri. Ia segera membuka pintu mobil dan turun dari sana. Tak lupa, ia membanting pintu mobil itu saat akan menutupnya. Ambar pun tertawa dengan sengaja sambil menunjuk ke arah Anita yang sudah berada di luar mobil.
"Lihat itu, Van. Lihat kelakuan asli calon Ibu mertuamu. Dia tidak tahu saja kalau kelakuannya sedang Mama rekam. Mama akan sebarkan kelakuan aslinya itu agar orang-orang di komunitas tahu bagaimana Anita Hardiman sebenarnya. Eh ... Mama lupa kalau di sini masih ada Rere," Ambar bertingkah seakan sedikit kaget. "Enggak apa-apa 'kan kalau Tante menyebarkan video kelakuan asli Mamah kamu? Daripada pernikahanmu dan Vano batal, lebih baik kamu pasrah saja, ya."
Vano pun segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah Keluarga Hardiman. Rere benar-benar kehilangan harga dirinya saat itu, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa karena Ambar sudah menyebarkan semua tentang Anita. Ia tidak mau rencana pernikahannya dengan Vano harus hancur. Pernikahan itu harus terjadi, atau semua hal yang sudah menjadi impiannya akan kembali hancur.
"Keluarga Kanigara sekarang pasti akan paham, tentang alasan kenapa kita tidak mau mempertanggungjawabkan anak yang ada di dalam kandungan Rere. Mereka pasti paham, bahwa seluruh anggota Keluarga Hardiman memang hanya berisi orang-orang yang suka menjebak. Untung saja Gani Jatmiko tidak jadi terjebak. Kalau sampai dia terjebak oleh Rere dalam sebuah pernikahan dan ternyata anak dalam kandungannya adalah anak kamu, pasti hidupnya Gani akan hancur berantakan dalam sekejap. Uh ... Mama tidak bisa membayangkan hal itu. Kasihan," ungkap Ambar.
"Dan sekarang hidupku yang hancur, Ma. Aku akan terikat pernikahan dengan pelacur sebentar lagi," sahut Vano, dingin.
"Ya ... mau bagaimana lagi, 'kan? Ada anak kamu di dalam perutnya dan Keluarga Kanigara masih mengawasi kita sampai sekarang. Terima saja, karena itu juga kesalahan kamu. Coba dulu kamu dengarkan Mama dan tidak terhasut oleh dia untuk membenci Ziva, pasti kamu sudah menjadi Suaminya Ziva sekarang dan bahkan Gani pun tidak akan pernah menjadi calon jodohnya Ziva. Sudah dari dulu Mama mengincar Ziva untuk dijadikan menantu. Siapa sih yang tidak ingin punya menantu seperti Ziva? Orangnya cantik, baik hati, tidak sombong dan tidak suka pamer harta, rendah diri, selalu beradab terhadap siapa pun, serta sangat pengertian. Duh ... dia itu memang paket komplit. Bukan seperti yang akan kamu nikahi itu. Sudah wajahnya pas-pasan, hatinya buruk, sifatnya buruk, tidak beradab pula. Hm ... buah jatuh memang tidak pernah jauh dari pohonnya."
Hati Rere semakin terasa sakit, namun mulutnya seakan terkunci dan tak bisa memberi perlawanan apa pun. Ia jelas tidak bisa melawan jika sudah dibanding-bandingkan dengan Ziva, karena ia sadar, bahwa dirinya memang tidak setara dengan Ziva.
"Andai saja Ziva belum menjadi Istri seseorang, mungkin aku akan kembali menyalah-nyalahkan dia. Tapi kini Ziva sudah menjadi Istrinya Raja, jadi tidak mungkin kalau Ziva ada di balik tajamnya mulut Tante Ambar," batin Rere.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TELUH TANAH KUBUR
رعب[COMPLETED] Seri Cerita TELUH Bagian 4 Hidup Ziva dan Raja semakin sering terusik. Ada teror yang mereka dapatkan dari orang-orang tak dikenal, namun mereka yakin bahwa orang itu jelas berkaitan dengan masalah yang lalu. Di tengah-tengah datangnya t...