10 : Pertemuan

11.6K 354 14
                                    

Waktu mendekati tengah malam, suasana semakin sunyi. Setelah memastikan budak seksnyaㅡkoreksiㅡbudak korporatnya alias Lee Jeno sampai kos dengan selamat melalui telepon, Jaemin masih terjaga di ruang kerjanya. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda akibat kegiatan laknatnya bersama si pria Lee tadi. Masih terbayang bagaimana hangat dan nikmatnya mulut nakal karyawannya itu, dia tak menyangka jika Jeno sangat lihai melakukan blowjob. Jaemin bahkan bisa orgasme tiga kali membuat mulut Jeno banjir peju.

"Kakakmu dulu benar-benar mengajarimu dengan baik ya. Dan sekarang aku yang menikmati hasilnya," Jaemin bermonolog lantas tertawa puas. Hingga suaranya menggema ke seluruh sudut ruangan.

"Aku menang banyak, Leeㅡ"

Mark.

Jaemin mengeja di dalam hati sebaris tulisan yang tertera pada kertas. Dia memegangi kertas berisi data nama-nama perwakilan dari Hotel éL D'Royal dan Hotel éL D'Monaco. Besok akan diadakan technical meeting bagi tiga hotel di bawah naungan manajemen éL Hospitality. Setelah membaca daftar nama perwakilan itu, dia menyeringai tipis. Di dalam otaknya sudah terancang sebuah rencana. Seketika dia memutuskan siapa perwakilan dari hotelnya yang akan dia bawa pada meeting tersebut.

"Minjeong angkat lah...," tanpa pikir panjang Jaemin langsung menelepon sekretarisnya. Menjadi budak korporat Tuan Muda Na Jaemin artinya harus siap dihubungi kapanpun berkaitan dengan pekerjaan, kecuali hari kiamat. Lama tak mendapat respon dahinya mengerut dalam, "Apakah dia sudah tidur? Mengapa generasi anak muda sekarang sangat pelor?"

"Selamat malam Pakㅡeh pagi Pakㅡeh...," terdengar suara grusak-grusuk dari seberang sana, sepertinya Minjeong masih setengah sadar saat akhirnya terbangun untuk menjawab telepon dari Jaemin. "Ada perlu apa Bapak menelepon saya jam satu dini hari begini?"

Jaemin dengan ekspresi datarnya menjawab, "Aku akan membawa Lee Jeno untuk technical meeting besok di kantor corporate. Tolong siapkan berita acaranya."

"B-baik Pak! Saya siapkan berita acaranya."

"Segera ya."

Hari yang selalu Jaemin tunggu-tunggu akhirnya tiba. Dia tidak hanya membawa Jeno, tapi juga Minju sebagai Manager Sales Marketing, Doyoung sebagai Chief Accounting, serta Seulgi sebagai Cost Control. Pertemuan rutin manajemen mereka ini biasanya akan mereview budget tahun sebelumnya dan merencakan budget tahun berikutnya. Karena itu penting bagi departemen keuangan dan pemasaran untuk ikut dalam pertemuan tersebut. Tapi Jeno bertanya-tanya pada Jaemin mengapa dia yang notabenenya karyawan baru juga diajak dalam meeting sepenting itu. Padahal ada banyak seniornya yang lain di departemen Sales Marketing.

Jaemin lantas menjawab, "Justru karena kamu anak baru, makanya kamu harus banyak belajar. Senior-seniormu yang lain itu juga sudah pernah aku ajak. Memangnya kamu tidak ingin pintar seperti mereka?"

Jeno langsung kicep. Jaemin yang dia tahu memang irit bicara, tapi sekalinya banyak bicara kata-katanya nylekit. Dia memilih nurut saja daripada terjadi hal yang diinginkanㅡeh, mengingat di dalam mobil itu hanya ada mereka berdua. Bisa-bisa Jisung dianggap nyamuk. Sedangkan Minju, Doyoung, serta Seulgi berada di dalam mobil lain yang mengikuti mereka di belakang.

"Sepertinya Pak Jaemin mulai menganak-emaskan Lee Jeno," ujar Minju yang duduk di samping supir. Matanya menatap sinis mobil di depan mereka.

Seulgi menanggapi, "Apa maksudmu?"

"Akhir-akhir ini Pak Jaemin sudah tidak pernah mengajakku 'lembur', sejak ada Lee Jeno."

"Bukankah itu bagus? Kamu jadi bisa pulang tepat waktu."

Minju mencebikkan bibirnya, "Tapi apa enaknya kelon sama yang berdada tepos coba? Enakan juga sama yang montok."

Seulgi mendadak cengo baru paham kemana arah pembicaraan rekan kerjanya itu. Doyoung pun langsung memasang earphone, pura-pura tidak mendengar obrolan dua wanita yang masih berlanjut.

SECRET PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang