Suara dering ponsel membangunkan Jaemin dari tidur. Ketika membuka matanya, kepala Jeno yang bersandar di dadanya menjadi pemandangan yang pertama dia lihat. Tangan kanannya menjulur untuk mengambil ponselnya di atas nakas. Dia membaca nama yang tertera di layar ponselnya sebelum mengangkat panggilan itu.
"Ya, Jisung. Ada apa?" tanyanya dengan nada serak khas suara orang bangun tidur.
Jeno terlihat sedikit menggeliat dalam pelukan Jaemin. Nampaknya tidur pria Lee itu terusik akibat suara ponsel dan Jaemin.
"Semua orang sudah berkumpul di Lobby, Pak."
Jaemin mengernyit. Teringat bahwa hari ini masih ada tempat wisata yang akan mereka kunjungi di Singapura. Sekarang dia bersama Jeno masih bergumul di dalam selimut tanpa busana, ketika semua orang sudah siap berangkat berwisata. Perhatiannya teralihkan oleh gerakan Jeno yang memutar tubuh memunggungi dirinya disertai suara rintihan menahan sakit, dia pun paham.
"Tolong sampaikan maafku pada yang lainnya. Aku tidak bisa ikut melanjutkan trip ini karena Jeno tiba-tiba sakit," tutur Jaemin pada Jisung seraya mengusap kepala Jeno dalam dekapannya. "Aku berencana membawa Jeno pulang ke Seoul malam ini."
"Baik, Pak."
Panggilan ditutup. Jaemin meletakkan ponselnya lantas merapatkan tubuhnya pada Jeno. Dikecupinya punggung Jeno sembari bertanya, "Masih sakit memeknya?"
"Sakit banget..."
"Makanya lain kali jangan nakal lagi, ya."
Jeno mengangguk lemah. Dia sudah kehabisan daya. Sekujur tubuhnya terasa sakit akibat perlakuan Jaemin semalam.
"Coba sini lihat mana yang lecet," Jaemin beranjak untuk melebarkan selangkangan Jeno. Dilihatnya hasil karya semalamnya di alat kelamin Jeno.
"Sshh perih Pak..."
"Kalau aku jilatin memek kamu apa masih terasa perih?"
Jeno meremas sprei kuat-kuat, hendak merapatkan pahanya tapi terhalang kepala Jaemin yang berada di sana, "Ssshhh eummhhh perih... Tapi enakhh ngh Pak~"
"Dasar jalang," Jaemin terkekeh disela-sela kegiatan lidahnya memainkan klitoris Jeno. Dia mengulum daging itu dan mengisapnya kuat-kuat membuat si empunya mendesah keras. "Jadi kamu lebih suka perlakuan kasar Mark atau perlakuan lembut dariku, Jeno?"
Jeno berusaha mempertahankan kesadarannya dari sensasi melayang akibat perlakuan Jaemin, "Jaeminhh eunghh~ memek aku udah longgar banget jangan dimasukin lidah lagi ughhh..."
Jaemin menggesekkan ujung lidahnya pada dinding vagina Jeno sebelum menariknya keluar. Dia mendongak untuk menatap wajah Jeno yang merah merona, "Mau disembuhin tidak rasa perihnya?"
"M-mau..."
"Ya sudah jangan bawel."
"Ummhhh t-tapi jari kamu jahil bangetㅡ," Jeno menggerakkan pinggulnya gelisah, merasakan gesekan jari tengah Jaemin yang panjang dan kekar keluar masuk lubang vaginanya.
"Aku jadi nggak bisa diam aaahhh Jaemhh~"
"Tidak boleh bawel. Tapi boleh desah."
"Jaeminhh ughh~!"
Jeno hanya bisa berserah diri. Kelaminnya sudah lecet, tapi entah mengapa dia belum juga mati rasa tiap kali kejantanan Jaemin memasukinya. Dia ingin lagi dan lagi. Menerima serangan kepala penis Jaemin pada mulut rahimnya yang semakin intens. Seketika sensasi perih yang dirasakannya berubah menjadi kenikmatan tiada tara. Dia merasa seolah melayang, pinggulnya meliuk nikmat tatkala titik g-spotnya ditumbuk. Jeno kualahan menghadapi seseorang berlibido tinggi seperti Jaemin. Bisa-bisanya ada orang seperti Jaemin dia dunia ini, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET PLEASURE
Fanfiction⚠️ mature content boypussy ⌠ boy x boy | mark x jeno ⌡ ❛❛ They don't know about us. ❜❜ Start : 10-10-2022 End : By : anxiethree