13 : Perbedaan

14.2K 371 16
                                    

Denting pertemuan alat makan terdengar lebih ramai dari biasanya. Sebab anggota keluarga inti sedang berkumpul di rumah Mark. Terdiri dari Donghae dan kedua orang tua Yeri, alias mertua Mark. Mereka mengadakan makan malam bersama sebagai sarana mengkritik rumah tangga Mark dan Yeri. Keduanya berusaha tetap tenang menghadapi orang tua mereka. Karena ini bukan yang pertama kalinya.

"Bagaimana bisa kalian belum juga punya anak sampai sekarang? Sudah lima tahun," Ibu Yeri mengawali aspirasinya. "Padahal kalian sudah berulang kali periksa ke dokter dan tidak ada masalah pada kesehatan kalian."

"Kami juga sedang berusaha, Ibu," Yeri menanggapi, dia menatap hangat wanita paruh baya di hadapannya. "Mohon bersabar sedikit lagi ya."

"Apa kalian benar-benar berusaha?" Donghae menyela dengan sebuah pertanyaan yang membuat pasangan muda itu tertohok.

"Tentu saja kami berusaha, Ayah," Mark menjawab dilanjutkan dengan kalimat yang ambigu. "Apa perlu kami menunjukkan usaha kami di depan kalian?"

Donghae dan Ayah Yeri hampir tersedak makanannya sendiri. Sedangkan Ibu Yeri mengerjap berulang kali, merasa malu dengan pikirannya yang ikut ambigu.

"Tidak! Tidak! Tidak perlu sampai seperti itu," Ayah Yeri menjelaskan pada menantu dan anak semata wayang mereka. "Kami hanya ingin mengingatkan kalian bahwa untuk menjaga kelangsungan bisnis keluarga kita maka kalian harus punya keturunan."

"Pada dasarnya kalian hanya peduli pada bisnis kalian," tukas Yeri balas menyerang para orang tua dengan fakta.

"Kamu pikir kamu bisa mendapatkan banyak fasilitas selama ini karena dari apa?"

"Sekarang jadi semakin terlihat, kalian menganggap anak sebagai investasi," Yeri mulai terpancing emosi oleh perkataan ibunya. "Ayah dan Ibu harus tahu bahwa hidupku bukan sepenuhnya milik kalian. Aku berhak memilih, kalian tidak perlu mengatur hidupku lagi. Cukup sampai di sini."

"Yeriㅡ!!"

Ayah Yeri menahan istrinya sebelum keluar kata-kata yang tidak diinginkan ketika emosi telah menguasai. Sepeninggal Jieun, perjodohan antara Mark dan Yeri tetap dilakukan. Sekarang bisnis orang tua Yeri bekerja sama dengan Hotel éL D'Monaco. Jadi pernikahan mereka terjadi tanpa didasari rasa cinta. Tetapi orang-orang di sekitar mereka seolah tutup mata. Mereka dituntut untuk memiliki keturunan layaknya pasangan suami-istri pada umumnya. Tanpa orang-orang tahu, mereka tidak seperti pasangan suami-istri pada umumnya yang tidur seranjang menjadi hal normal. Mereka tidak pernah melakukannya sejak awal.

"Mau kemana?"

"Kamu masih bertanya? Aku mau bikin anak sama pacarku. Biar para orang tua bangka itu berhenti merecoki hidupku," Yeri melengos dari ruang makan begitu mertua dan orang tuanya pulang. "Lagipula tidak ada yang bisa aku harapkan dari kamu."

Mark bergeming. Bukannya menghentikan, dia membiarkan wanita itu pergi. Hal ini sudah sering terjadi. Bahkan sejak sebelum mereka menikah, Yeri sudah punya pacar. Selain itu sebelum menikah dengan Mark, sebenarnya Yeri dan pacarnya sudah merencanakan pernikahan. Sayangnya mereka tidak mendapat restu orang tua Yeri. Sebab pekerjaan pacar Yeri yang hanya seorang guru honorer di tempat les.

Benar saja dugaan Mark. Yeri tidak pulang sampai keesokan harinya, tapi dia tidak peduli. Dia tetap berangkat kerja seperti biasanya. Berbagai upaya telah Mark usahakan selama lima tahun terakhir untuk menaikkan pendapatan Hotel éL D'Monaco. Meski pendapatan tahun  sebelumnya tidak mencapai target, namun seiring berjalannya waktu kondisi ekonomi Hotel éL D'Monaco terus semakin membaik. Tak heran banyak karyawan menghormatinya karena dianggap berjasa, termasuk Donghyuck. Pagi-pagi pria itu sudah menghadap ke ruangan sang Manager untuk memberikan informasi.

SECRET PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang