07 : Pekerjaan Baru

17.7K 493 22
                                    

"Jeno, Manager ingin bertemu denganmu."

Mendengar itu dari Minju, punggung Jeno seketika menegak terkejut. Dwinetranya beralih dari layar komputer menatap wanita yang berdiri di depan mejanya, "Mengapa Manager ingin bertemu denganku, Senior? Apakah aku membuat kesalahan?"

"Entahlah aku juga tidak tahu," Minju mengedikkan bahunya sambil berlalu. "Sebaiknya kamu segera pergi, Manager sudah menunggumu di ruangannya."

"B-baiklah..."

Sudah menunggu di ruangannya? Jeno bahkan tidak tahu sejak kapan Manager Hotel ini kembali dari perjalanan bisnis. Sedari awal dia bekerja di Hotel éL D'Paragon memang belum pernah sekalipun dia bertemu dengan sang Manager. Karena orang itu sibuk melakukan perjalanan bisnis ke luar negara. Jadi dia hanya mendengar segelintir informasi dari pembicaraan orang-orang di tempat kerjanya. Bahwa Manager mereka merupakan orang yang tegas dan berwibawa. Membuat siapapun yang berhadapan dengannya tak berani berkutik. Hanya mendengar ceritanya saja membuat Jeno cemas terhadap apa yang akan terjadi padanya saat bertemu sang Manager. Dengan grogi Jeno mengetuk pintu ruangan Manager sebanyak tiga kali.

"Masuk."

Jeno merasakan bulu kuduknya berdiri merespon suara berat yang terdengar dari dalam ruangan tersebut. Setelah dipersilakan dia pun membuka pintu itu dan berjalan masuk. Aroma black musk yang dominan langsung menyapa indera penciumannya. Tetapi pandangannya hanya terfokus pada kursi besar yang berada beberapa meter di depannya. Ruangan itu pun tak kalah besarnya, terdapat rak buku besar nan tinggi di sisi kanan dan kiri ruangan.

Manik Jeno bergerak mengamati dekorasi ruangan yang dipenuhi perpaduan warna merah dan emas. Selaras dengan sebuah lukisan besar memanjang bergambar naga emas di belakang meja si Manager yang kini tengah duduk membelakangi Jeno. Kursi besar itu menghalangi pandangan Jeno untuk melihat perawakan sang Manager. Atensinya lalu terpaku pada lukisan naga emas yang sejak awal telah mencuri perhatiannya.

Sekelebat memori jasad Bunda, adegan gantung diri, dan sebuah kain bergambar naga di lantai kamar Bunda sekilas menyeruak di dalam otak Jeno. Lima tahun sudah kejadian itu berlalu, namun detail setiap peristiwa nahas itu seolah terpatri dengan baik di dalam ingatan Jeno. Fokus Jeno tiba-tiba terpecah tatkala mendengar pergerakan kursi besar di hadapannya yang diikuti suara seorang pria dewasa.

"Lee Jeno."

Jeno gelagapan meneguk ludahnya kasar, membaca papan keterangan di atas meja yang bertuliskan 'Hotel Manager

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno gelagapan meneguk ludahnya kasar, membaca papan keterangan di atas meja yang bertuliskan 'Hotel Manager. Na Jaemin.' sebelum menjawab, "I-iya Pak Jaemin..."

Jaemin meletakkan kedua tangannya yang saling bertautan ke atas mejanya. Sepasang mata elangnya menatap lurus ke dalam jelaga pria di hadapan, "Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?"

"Tiga bulan Pak..."

Gaya bicara Jaemin yang dingin seolah bisa membuat sekujur tubuh Jeno membeku. Apalagi kalimat yang selanjutnya keluar dari belah bibir si Manager berhasil menohoknya, "Tapi mengapa kamu belum juga capai target?"

SECRET PLEASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang