Zefanya Halmahera wanita desa dengan segala kesengsaraan di hidupnya, wanita yang terlahir miskin hingga kini.
Tertidur setelah membaca novel 'The empress of country X' dan setelah mensumpah serapahi sang authorlah ia mendapat karma yang membuatnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Karena ibu memiliki banyak menu makanan lain yang pastinya lezat untuk putri kecil ibu ini." Hera mencolek ujung hidung mancung putrinya, membuat sang empu tersipu malu.
"Ibu yang terbaik! terimakasih." Helen memeluk Hera dengan erat.
"Sama sama sayang, semua untuk putri cantik ibu."
Cup
Helen mematung sejenak, untuk kali pertama setelah sekian lama ia tak pernah merasakan kecupan sang ibu, karena selama ini Hera sering kali berada di rumah makan dan seringkali ibunya menginap disana, alhasil Helen jarang melihat atau bahkan berbicara dengan Hera.
Bahkan, tidurpun ia selalu ditemani Elena, atau menumpang di rumah kakek Biru dan nenek Sora, ibunya itu hanya pulang seminggu satu kali, itupun saat tengah malam, atau saat ada pengecekan rumah oleh prajurit kerajaan pasti ibunya akan pulang lebih awal, dan Helen pasti dititipkan di rumah nenek Sora saat pengecekan, entah untuk apa Helen tak tau.
Tapi kini, setelah sang ibu terbangun dari pingsannyamalam itu, semuanya berubah, kini ibunya jarang keluar rumah, bahkan saat ini sang ibu memasakkan nya berbagai macam menu makanan dan lihatlah, Ibunya bahkan memberinya kecupan! Rasanya Helen ingin seperti ini selamanya.
"Ada apa sayang? " Hera terdiam melihat tatapan kosong dari sang putri, seakan tau apa yang Helen pikirkan, Hera mendekap gadis kecil itu erat.
"Ti-tidak, tidak ada apa-apa ibu."
Hera terdiam, ia ingat satu hal, bila dihitung-hitung perayaan malam tahun baru akan diadakan kurang dari 4 bulan lagi, dan seingat nya saat malam itulah Helen dinyatakan hilang karena diculik pasukan Duke of Dytaliz.
"Mmm...Helen"
"Ya? "
"Helen dengarkan ibu, ya? "
"Helen selalu mendengarkan ibu"
"Besok ibu berencana mencari rumah baru untuk kita, ibu ingin kita tinggal di tempat yang lebih nyaman dan aman"
"Tapi mengapa ibu? Helen nyaman disini, dekat dengan kakek Biru, nenek Sora dan bibi Elena."
"Ibu tau tapi di tembat baru nanti tak akan ada yang bisa mengganggu mu sayang, kau akan memiliki teman sebayamu."
Helen terdiam, memang benar selama ini tak ada yang mau berteman dengannya, semua berkata ia jelek, anak yang tak dianggap, bahkan anak haram. Ditambah satu kejadian kala itu yang membuat Helen dianggap sebagai anak terkutuk dan dijauhi temannya.
"Helen tak butuh teman ibu, asal ada ibu, kakek Biru nenek Sora dan tante Elena, Helen rasa sudah cukup."
Hera menggeleng tegas. "Bagaimanapun kau butuh teman sebayamu nak, tidak bisa selamanya kau berbaur dengan orang tua."
"Tolong mengertilah sayang, ini demi masa depanmu." Hera mengusap pipi putrinya.