Happy reading*
Hari ini Seokjin memaksa ikut untuk menemani jadwal Jungkook. Bukannya apa-apa, tadi pagi Jungkook mengeluh pusing, pas ia cek keningnya ternyata tubuhnya panas, tapi dia tetap memaksa berangkat syuting, padahal sudah dilarang olehnya.
Rasa khawatir terus menyelimutinya, Jungkook sedang tidak dalam kondisi fit untuk menjalani proses syuting, terlebih gerakan koreo yang intens. Ingin sekali menjewer telinga Jungkook dan membawanya ke Rumah sakit. Ia tak segan memelototi sang sutradara ketika meminta retake adegan. Rasanya ingin menangis saja, wajah pucat Jungkook terus dicover dengan make up oleh penata rias.
"Aku baik-baik saja, tenang saja"
Seokjin membuang muka, jelas-jelas kondisinya berkebalikan."Jungkook sedang sakit, izin sehari saja masa tidak bisa" protesnya pada manager suaminya.
Jae Ha terdiam, sulit menjelaskannya pada Seokjin. Dunia hiburan memang seperti ini, sakit pun susah izinnya. Apalagi kalau sudah berkaitan dengan kontrak, jadwal sangat susah untuk diatur ulang. Seokjin sedang sangat tidak ramah, matanya memicing tajam kearahnya, padahal biasanya suami Jungkook ini sangat ramah. Namun, saat ini Ia merasa sedang dipereteli olehnya.**
Tubuhnya lemas sekali, terbaring tak berdaya di sofa. Seokjin benar, harusnya ia istirahat saa dirumah. Tapi waktu comeback semakin dekat, sementara mvnya masih belum rampung. Hari ini hari terakhir proses syutingnya, kalau ia izin, bisa-bisa nanti ngaret selesainya.
"Pahit, yang. Aku tidak mau"
"Makan tidak mau tapi kerja tetep maksa"
"Aaa...buka mulutnya" Seokjin sedang dalam mode galak sekali dan tak bisa dibantah. Mau tidak mau Jungkook membuka mulutnya, padahal sedang tidak nafsu makan.
"Kenapa mukanya begitu, masakanku tak enak"
"Ini enak kok, yang. Lidahku aja yang emang lagi pahit"
"Ya makannya makan yang banyak supaya cepat sembuh, bukannya hanya bergantung pada suntik vitamin"
"Yang, alisnya jangan ditekuk gitu dong. Keliatan galak banget"
"Kamu emang harus digalakin, kalau enggak mana nurut"
Jae Ha ingin tertawa tapi ditahan. Jungkook ini sangat keras kepala, apalagi kalau sedang sakit. Dulu dia sangat kewalahan menangani rewelnya Jungkook saat sedang sakit, tapi lihat anak itu sekarang, tak berkutik melawan suaminya sendiri.***
Sudah pukul 1 malam tapi belum selesai juga. Seokjin tak habis pikir, orang-orang disini manusia apa bukan sih, bekerja terus seolah tak ada hari esok. Tapi ya seperti inilah dunia suaminya, yang bekerja tanpa kenal waktu.
"Ini kapan selesainya?" Tanyanya dengan nada ketus pada staf disampingnya.
"Er... I..ini adegan terakhir"
"Dari tadi kau terus bilang begitu, ini yang terakhir ini yang terakhir tapi mana sampai sekarang belum selesai juga" staf hanya bisa terdiam, mana berani ia melawan sepupu pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Menari ditengah-tengah genangan air, gerakannya lembut namun sangat intens. Sangat indah, Seokjin tak bisa mengalihkan atensinya dari Jungkook, bukan hanya dirinya tapi juga semua yg ada di set seolah terhipnotis oleh penyanyi yang dijuluki golden star tersebut. Tak hanya suaranya saja yang indah, namun juga tariannya sangat memukau siapa saja yang menyaksikannya. Seokjin sampai lupa kalau suaminya sedang sakit, Jungkook tak terlihat seperti orang sakit. Pria itu menari tanpa beban, seolah itulah hidupnya.
'Dia ini manusia apa bukan sih, jangan-jangan selama ini aku menikahi seorang malaikat'
Dalam kondisi sakit pun, Jungkook masih tetap perfeksionis, jika belum puas meski sutradara sudah mengatakan cukup, dia akan mengulanginya lagi sampai mendapatkan hasil yang diinginkannya.
'Padahal yang tadi sudah bagus, apalagi yang kurang? kadang aku tak mengerti standarnya'
Cut
Menghela nafas lega, karena Jungkook tampak sudah puas. Jungkook dan sifat perfeksionisnya memang sangat menyebalkan, tapi hal itu lah yang membawanya sebesar ini
KAMU SEDANG MEMBACA
sound of love
FanfictionHanya sepenggal cerita tentang Jeon Jungkook dan rembulan cantiknya, Kim Seokjin. Kumpulan oneshoot kookjin