Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Raut wajah tampanya begitu serius mencermati laporan keuangan bulan ini dari toko bunga miliknya. Para pegawainya sudah pulang lebih dulu, hanya pemiliknya lah yang masih di ruang kerjanya, karena tak ingin membawa pekerjaannya ke rumah, sehingga lebih memilih lembur saja.
Tersungging senyuman puas di bibir manisnya, karena penjualan bulan ini meningkat dua puluh persen dari bulan lalu.
"Aku harus memberikan mereka bonus" gumamnya.
Meregangkan tubuhnya yang merasa kaku, entah sudah berapa lama ia duduk. Bola matanya melirik jam di dinding, terkejut karena ternyata sudah jam sebelas lebih.
"Ya ampun sudah larut" Buru-buru ia membereskan meja kerjanya, bersiap-siap untuk pulang.
Karena terlalu fokus bekerja, ia jadi lupa waktu. Semoga saja jam segini masih ada bus atau taksi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matanya menyipit memastikan ia tak salah orang, saat mendapati seseorang melambaikan tangannya ke pada dirinya dari depan tokonya. Meski mengenakan helm serta masker dan pencahayaan yang remang-remang, ia masih dapat mengenali siapa sosok tersebut.
Jantungnya berdebar kencang, terpana akan penampilan suaminya sendiri yang err... Sangat boyfriend material.
Dia tak membawa mobil melainkan salah satu koleksi motor gedenya yang sangat jarang digunakan.
Seokjin mempercepat langkahnya, membuka pintu kaca yang terkunci.
"Kok tidak bilang mau jemput" "Sudah buka ponselmu, cantik?" muncul semburat merah di pipi pualamnya tatkala dipanggil begitu. Sudah sering mendapat panggilan sayang, tetapi tetap saja ia tak kebal. Perutnya serasa digelitiki kupu-kupu.
"Tu-tumben sekali bawa motor" "Cuacanya sedang bagus, night ride sepertinya terdengar menyenangkan" Jungkook memakaikan jaket tebal yang dibawanya dari rumah pada Seokjin yang hanya mengenakan kameja dibalut kardigan tipis. Seokjin tampak menggemaskan karena jaket kebesaran yang menenggelamkan tubuh mungilnya, rasanya ingin sekali memasukannya kedalam saku.
