Save Me

1.7K 152 51
                                    

Happy reading 💜


Tap......tap......tap


Kakinya terus berlari secepat yang ia bisa, berlari tanpa tahu arah, setidaknya dia harus bersembunyi dari pria asing yang mengejarnya di belakang.

Sret

"Aw"

Seokjin tersungkur tersandung batu, lututnya nyeri sekali karena bergesekan dengan jalan aspal. Namun, tak ada waktu untuk merasa sakit, dia harus segera bangun.

"Mau kemana heh"
Naas pria asing menakutkan itu menarik lengannya kasar.

"Lepaskan aku...."
"Tolooong" Percuma ini daerah kumuh yang sepi pejalan kaki.

"Haha.... Tak ada siapapun disini"

Nekat Seokjin menggigit lengan pria tersebut sampai berdarah dan menyikut dadanya kencang, pegangannya mengendur, dengan sisa tenaga yang ia punya, Seokjin mendorongnya menjauh. Tak melewatkan kesempatan ini, Seokjin segera kabur, selagi pria itu lengah.

"ARRRGH DASAR SIALAN"

Berlari tak tentu arah di gang-gang sempit, menoleh ke belakang ia tak melihat yang mengejarnya. Segera ia gunakan kesempatan ini untuk bersembunyi diantara tumpukan kardus dan barang bekas di bawah tangga dari bangunan yang terbengkalai. Berjongkok di tempat paling pojok agar tak terlihat, beruntung tempat ini sangat gelap.

Seokjin menahan nafas dan membekap mulutnya sendiri, keringat bercucuran dari dahinya, ketegangan sangat terasa memenuhi udara, saat dibalik celah tumpukan kardus samar-sama ia melihat orang itu berjalan melewatinya.

"Kemana dia" Teriaknya marah karena kehilangan jejak mangsanya.

Pria asing itu pergi memilih belokan lain. Meski tak ada lagi tanda-tanda kehadiran pria itu, Seokjin tak berani untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

'Sekarang aku harus bagaimana?'

Dengan tangan gemetaran ia menghubungi seseorang untuk meminta bantuan. Orang pertama yang ia hubungi adalah sepupunya, Namjoon, namun tak kunjung diangkatnya. Mencoba menelepon keluarganya, tak satu pun yang menjawab, terlebih ini memang sudah larut malam.

Air matanya menggenangi pelupuk matanya, ia ketakutan sekarang.

'Aku harus menghubungi siapa?'

Tak sengaja ia melihat kontak nama Jungkook. Meski ragu, tetapi ia mencoba memanggil calon suaminya tersebut.

'Kumohon.... Kumohon angkat'

"Hallo"
"Jungkook-ssi...hiks...tolong aku, kumohon"
"Seokjin-ssi.... Kamu kenapa? Dimana kamu sekarang?" Terdengar nada panik diseberang sana.
"Ta....tadi ada yang mengejar ku.. sekarang aku sedang sembunyi hiks"
"Dimana kamu sekarang?"
"A-aku ti" Seokjin mencoba mengambil nafas sejenak "Aku tidak tahu, kumohon tolong aku hiks... Aku takut"
"Seokjin-ssi, Aku segera kesana? sekarang kamu shareloc lokasinya"

Dengan cepat Seokjin mengirimkan lokasinya.

"Jangan dimatikan sambungannya hiks"
"Tenang ya aku sedang menuju kesana"
"Hiks Jungkook-ssi"
"Sst tetap berada di tempatmu"


***
Jungkook memutar kembali mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya, padahal dia baru saja sampai. Mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, beruntung jalanan cukup lengang.

Dia harus segera menjemput Seokjin, yang pasti sedang ketakutan sekarang, bahkan suara deru nafasnya yang tak karuan terdengar olehnya.

Ia sudah merasa tak tenang saat Seokjin menghubunginya sambil menangis, meminta tolong padanya. Matanya melotot terkejut mengetahui Seokjin tengah berada dimana sekarang. Seoul Jung District, daerah rawan terjadinya tindak kriminal apalagi di malam hari.


sound of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang