16.| Malam Pergantian Tahun

112 14 46
                                    

Kerlip kembang api di langit malam pergantian tahun memaksa Soobin untuk berhenti di pertengahan jalan menuju rumah. Warna-warni dari bunga api itu berkedip di wajah Soobin, menghidupkan kebekuan di sana. Alis-alisnya yang tegang perlahan mengendur, dan bibir kelinci yang lucu itu akhirnya dapat tersenyum.

Di saat seperti ini, Soobin selalu teringat pada seseorang. Orang itu selalu berhasil menghidupkan suasana, mematahkan kecanggungan kaku, menyemarakan keseruan, dan menghangatkan hati banyak orang. Choi Yeonjun namanya, pemuda dengan mata rubah khas dan lengkungan bibir unik, yang membuatnya seolah-olah tidak senang ketika tidak tersenyum, tapi kenyataannya tidaklah seperti itu.

Soobin berhenti melihat langit, bergegas melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.

Ketika dia sampai di pintu gerbang, seorang anak berlari dan menabrak kaki panjangnya. Soobin awalnya sangat terkejut, bahkan hampir bergerak untuk menendangnya, tetapi setelah melihat anak itu, tawanya langsung mengudara bebas.

"Anak nakal, kenapa berlari malam-malam? Jalanan dilapisi salju dan sangat licin, beruntung kau tidak terpeleset."

Anak kecil itu mengabaikan nasihat Soobin dan malah tertawa girang. Dia mengangkat tangannya dengan penuh semangat, meminta untuk digendong. Soobin dengan segera meraih anak umur 4 tahun itu, memeluknya dan menggendongnya dengan sayang.

"Paman terlambat, aku sudah terpeleset tadi, hihihii..."

Soobin menjawil ujung hidung anak itu, berpura-pura marah. "Ceroboh! Sama seperti ayahmu."

"Eh, apa yang baru saja kau katakan pada anakku?"

Soobin mengangkat kepala, menemukan seorang pria yang datang dari arah berlawanan. Hidung bangir pria itu memerah, begitu pula dengan pipinya yang tersembunyi di balik syal marun yang dia kenakan.

Soobin memandang pria itu dengan khawatir. "Kau, oke? Tidak flu lagi, kan?

Yeonjun menggeleng setelah menyeka ingus di hidungnya. "Tidak, tentu saja tidak. Aku hanya... suhunya semakin dingin, hidungku jadi berair. Sudahlah, apa kau tidak mau membawa kami masuk? Di sini benar-benar dingin."

Soobin tidak bisa membantunya dari pilek dan hanya tertawa. Dengan segera dia merogoh kantong jaketnya untuk menemukan kunci gerbang. Selagi dia sibuk mengutak-atik kunci, anak dalam gendongannya terdengar sedang menyanyi dengan suara cadel yang lucu, sedangkan ayahnya di belakang berkali-kali menyedot ingus dan mendumal tentang cuaca di malam tahun baru.

Kehadiran dua orang ini membuat hati Soobin menghangat, menyadari malam tahun baru kali ini dia tidak sendirian.

Asap babi bakar membawa aroma nikmat ke penjuru ruangan. Beomgyu sedang asyik bermain kembang api di teras sembari menunggu daging matang. Yeonjun tampak sibuk merapikan meja makan, menata makanan yang sudah jadi di antara hidangan ringan, tak lupa mengeluarkan lima botol soju yang dia bawa sebagai oleh-oleh.

Selesai dengan pekerjaannya, Yeonjun menghampiri Soobin, mengintip ke atas wajan. "Bin-ah, lapar..."

Soobin memotong daging menjadi bagian-bagian yang kecil agar mudah dimakan. Ketika mendengar keluhan Yeonjun, dia segera menjepit daging matang, meniupnya sebentar dan menyuapkannya ke mulut Yeonjun.

Walaupun daging yang belum dipanggang tinggal sedikit, tapi perlu waktu untuk memasaknya. Soobin khawatir Yeonjun akan bosan dan menjadi semakin kelaparan, sehingga dia memberi saran pada Yeonjun. "Bermainlah dengan Beomgyu untuk mengisi waktu."

Yeonjun mendesah pelan, merampas penjepit yang Soobin pegang dan mulai membalik daging kecoklatan di atas wajan. "Kau pikir aku umur berapa?"

"Kau sendiri yang bilang kemarin, umur tidak bisa menghalangi seseorang untuk bermain kembang api di malam tahun baru. Kau lupa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serpih || SoobjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang