Bab 6: Janji?

87 17 6
                                    


***

Katya melepaskan napasnya ketika melewati pintu, segera diambilnya sweater untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah mengigil kedinginan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katya melepaskan napasnya ketika melewati pintu, segera diambilnya sweater untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah mengigil kedinginan. Rasa tegang itu masih mengganjal dan melebur ketakutannya. Dari pembicaraan mereka, Katya tahu... Dia tidak berhasil melewati audisi ini. Ya, mereka tidak memberikan kesempatan kepadanya lagi karena masalah tulangnya. Terapi rutin yang dilakukannya sepertinya percuma, dokter juga hanya memberikan solusi itu atau operasi.

"Katya?"

Katya memutar arah wajahnya, senyumnya terpaksa menyungging. Wanita berambut pirang itu mendekatinya. Dia mendekap map di dadanya.

"Ini audisi tahun ketigamu?"

Katya mengangguk.

"Dengar, Sayang." Dia menundukkan tubuhnya dan memegangi lengan Katya dengan wajah iba. "Kami tidak ingin mengecilkan harapanmu, tetapi... "

"YA znayu (Aku tahu)." Katya berkedip. Dia sudah tahu, kalau dia gagal.

"Torso itu terlihat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya... Teruslah terapi dan tetap berlatih latihan dasar. Aku akan berbicara dengan Esmeralda setelah audisi ini."

Katya berusaha tidak menangis. Suara perempuan setengah baya ini malah bergetar, tangan lembutnya mengusap rambut Katya. Katya tahu, wanita ini perduli hanya karena... Dirinya anak seorang Prima Balet. Wanita ini tidak melakukan hal yang sama dengan anak-anak yang disinggung dengan perkataan lebih kasar.

"Net (Tidak). Tidak perlu, Madam... Mama akan mengerti," ucapnya.

"Aku harus pergi. Jangan berkecil hati, Katya..." Pesan terakhirnya

Katya mengambil celananya, sekali lagi matanya memandangi langkah wanita tadi mendekati barisan anak-anak yang akan masuk ke dalam. Dia melihat Olive mengaitkan jari-jarinya ke depan dadanya, seakan-akan telinga Katya bisa mendengar doa yang dibisikannya dengan sungguh-sungguh. Olive punya tubuh yang bagus, keseimbangan dan kakinya juga kuat ketika melakukan En l'air atau pun grand battement[13]. Katya berharap Olive bisa menembus 10 anak yang diterima di sekolah Balet Bolshoi.

***

Audisi selesai lewat jam makan siang. orang tua dan anak-anak pun tidak sabar menunggu kertas pengumuman yang biasanya akan ditempelkan depan lobi Aula. Untungnya cuaca tidak terlalu dingin.

Aleksei memantau dari kaca jendela seraya menghirup kopi pahit pengusir rasa lelahnya. Mata cokelatnya memandangi anak kecil itu satu per satu, wajah gundah dan polos itu bercampur jadi satu... Belum lagi sang Orang tua yang menaruh harapan setinggi langit. Menjadi Balerina memang salah satu cara untuk memiliki reputasi terbaik untuk dihormati di Rusia. Sayangnya, hanya ada 8 anak yang lolos, sedang 2 orang lagi masih dalam pertimbangkan dan akan dihubungi, jika mereka sudah memutuskannya. Dan dari 10 orang itu kemungkinan hanya 5 anak yang berhasil masuk ke tahap latihan.

Mengejar LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang