6. kejebak hujan 1

833 41 7
                                    

pulang melihat sunset sekitar jam setengah 6 sore Neisya ikut duduk di ruang tamu bergabung dengan bunda dan Keisya yang sedang duduk melihat siaran langsung yang isinya ceramah ceramah dari ustadz/ustadzah favorite sejuta umat

"Dalam Islam, hukum menutup aurat itu wajib. Kewajiban tersebut sudah dijelaskan dalam surat Al-Ahzab ayat 59. Rizem Aizid dalam buku Fiqh Keluarga Terlengkap disebutkan apabila ada orang yang melarang seorang wanita berhijab atau menurut aurat, ia telah berdosa besar. Hukumnya adalah haram" ucapan dari ustadzah dalam layar kaca itu menarik perhatian Neisya yang sedang memilih hasil fotretannya untuk ia posting di Instagram

ia dengarkan lagi ucapan itu sambil memainkan ponsel
" Rasulullah SAW pun berpaling darinya dan bersabda,

"Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah baligh, tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini" beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. Dari hadis di atas sudah jelas bahwa rambut wanita adalah aurat dan wajib untuk ditutupi"

hati Neisya langsung berdesir hebat mengingat selama ini ia tidak pernah menutup aurat rasanya ucapan itu menampar hati dan pikirannya

"Satu helai rambut yang nampak, dosanya sama dengan 70 tahun dalam neraka-Nya Allah, manusia rata-rata memiliki 800 ribu helai. Begitu luar biasa dosa yang ditanggung jika kita tidak menutup aurat saat keluar rumah bagi para wanita." tambah ustadzah itu dan Neisya langsung pergi rasanya dada Neisya dihantam ribuan batu sesak dan sakit

ia tutup pintu kamarnya dan berdiri di depan cermin "udah berapa banyak dosa yang gue buat? sholat aja gue gak bisa apalagi nanti di kerudung apa kata orang,gue gak percaya diri juga kalo pake kerudung"

"Satu helai rambut yang nampak, dosanya sama dengan 70 tahun dalam neraka-Nya Allah"

Neisya bergidik ngeri mengingat ucapan ustadzah tadi "satu helai rambut sedangkan rambut gue setebal ini" ia genggam rambut yang terikat asal itu

"tapi gue belum siap pake jilbab" Neisya menyerah ia bingung harus melakukan apa ia jatuhkan tubuh ke atas kasur yang empuk nan tebal itu

***

ini hari kedua Neisya memakan gorengan di kantin milik bu tua itu "dek kemarin uangnya lebih pas ibu mau ngasih kembaliannya kamu main pergi aja" ucap ibu itu ketika Neisya sedang memilih gorengan

"ah mungkin salah orang Bu" elak Neisya lalu mengambil tempat duduk yang dekat dengan pagar

ibu itu menggeleng dengan tinggkah Neisya yang genggis hanya sekedar untuk membantu atau bilang sedekah "semoga Allah lancarkan rezeki keluarga kamu de,ibu tau niat kamu baik" ucap ibu itu pelan sambil mengamati Neisya dari kejauhan

***

pulang sekolah Neisya mampir ke Alfamart sebrang sekolah niatnya ingin membeli yoghurt malah kejebak hujan di teras Alfamart itu menunggu lama hujan tidak reda juga akhirnya Neisya memutuskan untuk duduk dan mengambil Vidio rintikan hujan "lumayan buat Vidio estetika nanti" ucapannya sambil menikmati pemandangan hujan di kota Jakarta

Raka Alfandi --teman Rayen-- ia menjabat sebagai wakil ketua geng Cane's juga sama terjebak di tempat itu niat awalnya memang mengikuti Neisya lelaki idaman sejuta umat itu tertarik pada sosok Neisya sejak awal masuk sekolah dan.... ah ya kemarin di kantin milik ibu tua, lelaki itu lah kemari yang benar benar mengamati Neisya.

Raka dari tadi gelisah ingin menghampiri Neisya tapi takut sekali, entahlah setiap Raka memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan Neisya ia merasa waktu selalu tidak pas sebenarnya tanpa kenalan ia sudah kenal tapi belom afdhol saja jika belum jabat tangan

"hai kehujanan juga ya?" dan akhirnya setelah berperang dengan ego Raka berani juga menghampiri Neisya

Neisya yang sedang memainkan ponsel menatap acuh ke arah Raka membuat mental Lelaki itu seketika menciut "sorry gue numpang duduk ya" lagi lagi Neisya hanya mengangguk sambil menatap Raka

"btw kamu Jakarta daerah mana?" tanya Raka kala sudah lama mereka saling diam

Neisya mulai risih ditanya seperti itu oleh orang yang tidak ia kenal,Neisya tatap lelaki bertopi hitam itu dengan tatapan sinis "daerah Indonesia" jawab Neisya ketus tapi membuat Raka terkekeh

"kamu lucu juga ya,lagi nunggu jemputan atau emang sengaja nongkrong?" walau terkesan sok asik Raka tak peduli yang terpenting ia bisa mengajak Neisya bicara

"kejebak hujan" jawab Neisya apa adanya

"ouhh kejebak hujan ya...mau pulang bareng gak?mana tau searah kan"

Neisya mengerutkan alisnya lalu berhenti memainkan ponsel "dih paan sih!" ia beranjak berdiri karena hujan mulai reda, sepertinya Neisya lebih baik menerobos hujan daripada lama lama duduk dengan orang tidak jelas ini

"hey hujan mau kemana?" Raka langsung ikut bangkit saat Neisya mulai berjalan meninggalkan tempat ini

"serah gue lah" Neisya bersiap untuk pergi ia mencari tempat lain saja untuk berteduh atau mencegat taksi di jalan depan

"eh masih hujan loh, pake topi aku aja mau gak? lumayan buat lindungi kepala kamu dari air hujan,nanti pusing loh kepalanya" beo Raka lalu menyodorkan topi hitam yang ia gunakan ke Neisya

Neisya menatap topi itu "gak usah topi lo banyak bakterinya nanti rambut gue rusak" akhirnya Neisya berlari menerobos hujan dan menepi di pepohonan rindang depan sekolah

di sekolah masih banyak orang melakukan aktifitasnya masing masing,Neisya sih ogah ribet ya mending tidur di rumah daripada harus mengikuti ekstrakurikuler soal nilai bodo amat ulangan tidak tuntas masih ada remedial remedial tidak tuntas mentok mentok di jemur sambil hapalan

walaupun omongan Neisya menusuk ke hatinya, Raka tidak peduli ia ikut menerobos hujan dan berdiri di samping Neisya mana tau hujan hujan seperti ini bisa mengukir kisah cinta seperti di film Dilan "kamu mau pulang?"

Neisya terkejut dengan keberadaan lelaki itu di sampingnya "dih apaan sih kok ikut ikut!"

Raka hanya terkekeh kecil "aku mau pulang ngambil motor ke sekolah"

"oh" jawab Neisya tak sama sekali peduli pada Raka toh dirinya tidak kenal juga dengan manusia aneh satu itu

tak lama Neisya akhirnya pergi menggunakan taksi yang sempat tadi ia pesan

"menarik juga dia, makin cuek semakin menantang untuk didekati gue makin suka"

with you till Jannah [dalam peroses perubahan alur]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang