19. Gita salah paham

654 26 4
                                    

"pulang dari kegiatan Neisya males Jika harus kembali ke rumah akhirnya la memutuskan mencari tempat untuk berburu sunset barulah sekitar pukul 17.45 Neisya tiba di rumah.

Suasana yang menyambut sama saja seperti hari-hari biasanya sunyi dan hening, di jam segini biasanya sang adik sudah siap-siap menyambut magrib di kamarnya jadi tidak ada yang heboh minta makanan dicicipi oleh Neisya dan di dapur hanya ada bi Neri yang sedang berkutat dengan kompor sehingga menimbulkan suara

Neisya merasa haus la berjalan menuju ke dapur dan mengambil minum disana "tumben bi sere-sore masak,masak apa tu?" Neisya mengintip pada wadah yang sedang di aduk aduk isinya oleh bibi

"ini kak bibi masak bubur buat Ibu, tadi kata adek Ibu lagi demam jadi bibi buatkan bubur supaya ibu mau makan"  jelas bi Neri sambil mengaduk aduk bubur nasi yang sebentar lagi Sudah matang harum seledri yang dimasukan terkahiran menyapa indra penciuman Neisya mau coba tapi belum matang akhirnya ia  hanya berucap "oh" panjang mendengar penjelasan bibi lalu setelahnya Pergi begitu saja dari dapur.

bi Neri menggelengkan kepala menatap punggung Neisya yang semakin menjauh dan hilang dari pandangannya, la jadi kasihan melihat anak majikannya itu "Bapak sebenarnya kemana yo? beliau tau kondisi keluarganya ndak ya kira-kira? aku yo Jadi kasian liat kakak yang kurang di perhatiin sama Ibu dan lama kelamaan hubungan anak dan Ibu itu merenggang,seng sabar yo kak" Iba bi Neri rasa, membuat perempuan asli kelahiran Jawa tengah itu bermonolog sendiri, mengingat keluarga yang dulu sangat cemara menjadi sepi dan berantakan tanpa sebab yang jelas, tentu membutuhkannya turut prihatin terlebih melihat keadaan Neisya yang sangat jelas kasih sayangnya tidak sama rata diberikan oleh bunda Gita.

"aku kudu bersyukur masih punya keluarga yang lengkap dan sayang karo aku,meski ekonomi kami sulit tapi kasih sayang ibu bapak ndak pernah luntur ke aku"

***

sabtu ini sudah jadwalnya Fathan cuci darah karna pagi kegiatan dokter Akmal Padat akhirnya la memutuskan watu pergi bersama Rayen nanti sore sebab putranya juga maksa ingin ikut mengantar

dan sore inilah Fethan Pergi ke rumah sakit di temani putra tercinta sehingga ayah dari ketiga anak itu lebih Semangat di banding hari hari biasanya, di jalan mereka banyak bercengkrama bertukar cerita satu sama lain
"gitu lah yah, dia judes banget apalagi sama cowok Ray jadi males mau ngeakrabin diri takut kena mental duluan"

keduanya terketeh ringan, topik yang di bahas kali ini adalah Neisya "dia persis seperti bunda waktu zaman kuliah dulu, waduh Judesnya minta ampun ayah aja sampe gak berani dulu deketinnya bahkan pernah bilang kalo sempet Punya Pacar kayam gitu amit amit banget  eh  taunya malah jodoh"  tawa semakin renyah, Rayen suka sekali jika ayah sudah menceritakan Potongan kisah cintanya dulu

"berarti udah dari Pabriknya ya kayak gitu"

di rumah hunian Gita,keisya memaksa dirinya untuk berobat saat pulang Sekolah tadi, walau bunda sudah bilang sembuh keisya tetap memaksa Gita untuk periksa la terlalu takut bundanya kenapa napa alhasil sore ini Gita dan keisya berada di rumah sakit tempat dotter Akmal bekerja, dokter Pleuse sahabat suaminya itu sudah menjadi langganan keluarga agatha Jadi Gita memutuskan untuk menetap di dokter Akmal saja, sudah terpercaya dari dulu

"aduh sayang, bunda lupa ngabarin dokternya kalo kita mau kesini, kalo misal dokternya gak ada gimana? atau jadwalnya padat, Soalnya bunda udah cocok di dokter Akmal" ucap Gita saat sudah tiba di plataran rumah sakit

"aduh ya juga ya bund, ya udah coba tanya dulu kalo bener gak ada besok aja periksanya"

Gita menurut la tanya pada pekerja di depan meja sana mengenai jadwal dokter Akmal hari ini

sedangkan keisya menunggu Gita di kursi tunggu tak mau ikut bertanya, matanya menjalar kemana-mana menyaksikan orang-orang yang hatinya sedang susah karna sanak saudara mereka sakit pasti hati mereka sakit terlihat dari wajah wajah lelah mereka

keisyo meringis dan merintih dalam hati 'Sehatkan selalu keluarga kami ya Alah, bantu mereka yang sedang kesusahan'  batinnya sambil terus berdzikir.

tiba-tiba netranya menangkar sosok yang tidak asing baginya "Ayah? bener itu ayah, ngapain ayah disini?" keisya berjalan menghampiri keberadaan ayahnya tapi sayang sekali mereka lebih dulu memasuki ruangan sebelum keisya fiba

Gita yang selesai bertanya mencari keberadaan putrinya "loh kemana anak itu?" berjalan mencari keisya ternyata yang dicari itu berada di depan ruangan khusus kemo "Bunda" keisya berlari kecil menghampiri Gita, tak sabar ingin mengatakan apa yang tadi la lihat

"kamu ngapain disini dek?"

"bund tadi adek liat ayah masuk ke ruangan ini"

Gita mengernyit bingung "Yang bener aja dek? kamu salah liat orang mungkin" tukas Gita Pada bungsunya

keisya menggeleng cepat "adek gak salah liat bund, tadi ayah masuk ke ruangan ini sama dokter Akmal"

Dokter Akmal? Gita jati teringat ucapan suster tadi "Dokter Akmal Sedang ada Jadwal kemo, Ibu bisa tunggu mungkin lumayan lama, nanti jika dokter sudah kembali saya Panggil Ibu ya" Gita jadi Penasaran apa semua ini ada hubungannya satu sama lain atau hanya kebetulan yang sama

"bund? bunda! malah ngelamun"

Gita membuyarkan lamunannya lalu tersenyum kearah keisya "kita tunggu sampe keluar ya dek, bunda jadi Penasaran,kita pastin bener atau enggaknya"

keisya tentu mengangguk Patuh, mereka duduk di kursi tunggu depan ruangan kemo.

cukup lama menunggu hingga terdengar suara Pintu di buka Gita dan keisya reflek bangkit, berharap apa yang Gita lihat tidak betul, tapi apa kata jika kenyataan yang berbicara

semua orang terdiam termaksud dokter Akmal yang baru keluar dari ruangan. cukup air mata yang menjelaskan keadaan Gita saat ini

"Ayah!"  berbeda dengan keisya remaja Perempuan itu langsung berhamburan memeluk Ayahnya, Fathan yang ikut menangis tanpa suara mendekup kuat-kuat si bungsu melepas semua rindu yang selama Ini la tahan

Gita terjatuh ke lantai badan tiba tiba lemes tak berdaya melihat sosok Rayen "Jahat mas! kamu ternyata Punya simpanan selama ini di belakang aku!! maksud kamu Pergi dari rumah Selama ini ternyata karna simpanan kamu itu mas" Gita lepas kendali la menangis Sampai menciptakan suara keributan

Dokter Akmal langsung menghampiri Gita dan menenangkan istri Sahabatnya itu "Gita tenang dulu, ini semua salah paham" tuturnya dengan raut wajah tenang

"salah paham apa dok? jelas jelas anak itu sudah jadi bukti kalo dia selama ini selingkuh di belakang ku" Gita menunjuk nunjuk Rayen

dokter Akmal jadi tidak enak karena tangisan Gita membuat ribut,ia ajak semuanya pergi dari sini "denger penjelasan Fathan ya Gita jangan mudah mengambil kesimpulan, tidak ada yang selingkuh dan dia bukan anak dari selingkuhannya Fathan"

"penjelasan apa lagi dok, semua udah jelas pasti ini semua cuman alasan kan?"

dokter Akmal menatap Fathan seperti meminta persetujuan, dan fathan mengganguk kecil
"ikut ke ruangan pribadi saya,kita perjelas masalah ini di sana"

with you till Jannah [dalam peroses perubahan alur]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang