Tower of God disclaimed by SIU.
Enjoy reading~Bam menunggu dengan sabar didepan pintu yang bertuliskan 'wait'. Saat ini bam akan mengikuti ujian lantai 20. Setelah bersabar selama dua tahun dan beberapa bulan akhirnya perjalannya akan dimulai kembali. Bam tak sabar untuk bertemu dengan rekan-rekan lamanya. Selama ini dibalik kesuksesan rekan-rekannya ada dirinya dibalik bayang-bayang yang selalu setia melindungi mereka. Tentu saja dengan koneksi yang dia punya di fug namun itu tak menutup fakta jika teman-temannya bertambah kuat dari waktu ke waktu.
Tulisan pada pintu berubah menjadi 'start', Bam mulai memasuki arena. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah dua orang lelaki berotot sedang adu tinju. Entah seidiot apa orang-orang ini, padahal tak ada perintah untuk bertarung tapi mereka malah membuang energi dengan sia-sia. Memilih tak peduli Bam menepi dan duduk dipinggir, menyaksikan pertarungan yang mulai terlihat siapa pemenangnya.
Bam menguap bosan, salah satu lelaki itu memang dan bersorak gembira merasa dirinyalah yang terhebat. Baguslah, asal dia tak mengganggu Bam-
"Hoi kau kecil! Apa yang kau lakukan disana?!"
Bam berkedip lalu menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"
"Siapa lagi!?" Bentak si otot itu kasar.
"Oh," Bam tak peduli sungguh, dia hanya ingin melewati semua ini dengan cepat dan tenang lalu kembali ke tempat seharusnya ia berada.
"Sialan! Kau mengabaikan ku?!"
Bam menghela napas, mood nya jadi jelek gara-gara si bodoh ini.
"Tolong pergilah aku sedang tidak mood."
Lelaki itu tak mengindahkan ia justru tertawa jahat sembari terus berjalan mendekat.
"Heh! Dengan tubuh kecil itu kau bisa apa-"
BRAK!
Hanya satu kibasan tangan dan lelaki itu terhempas jauh, membuat dinding dibelakangnya retak dan nyaris berlubang.
"Sudah kubilang jangan menggangguku, menyebalkan."
Bam mendengus sebal, dia paling tak suka kalau waktu santainya diusik. Dia hanya ingin lulus dengan damai dan tidak banyak bertarung. Ayolah saat di fug tak ada hari tanpa adu Shinsu dan otot dengan gurunya jadi wajar kan dia ingin bersantai setelah semua. Sekalipun ia suka pertarungan bukan berarti setiap saat ia akan bertarung.
"Menyerah lah kau! The great wangnan ada disini-"
Bam menatap ke arah pintu dimana suara itu berasal. Sosok lelaki pirang- sial sekali kenapa harus warna itu? Bam hanya diam lalu mendengus dan mengalihkan tatapannya. Lelaki ini kuat dan Bam tak ingin menunjukkan kekuatannya barang sedikit. Bukan karena takut hanya malas saja. Lagipula Bam akan menang dengan mudah jika dia mau bertarung.
Lelaki itu mendekati Bam dengan raut meragu. Dengan gugup lelaki pirang itu berdiri didepan Bam membuat si brunette mengernyit, kenapa dia terlihat takut?
"Hei, aku ingin menyarankan padamu. Ayo kita bekerja sama sampai ujian selesai. Lagipula tak ada perintah untuk bertarung sampai mati kan? Tak ada aturan juga berapa peserta yang harus bertahan, asal bisa bertahan sampai akhir kita pasti aman."
Ah, akhirnya ada yang pintar. Bam memilih diam, sudah dibilang kan dia itu hanya mau ujian dengan tenang jadi dia tak peduli pada orang lain. Terlebih pada orang pirang, karena Bam pasti sial berurusan dengan mereka.
"Ngomong-ngomong namaku Wangnan, siapa namamu?" Tanya Wangnan sembari mengulurkan tangannya.
Bam tak menanggapi, ia bahkan tak menoleh sedikitpun membuat Wangnan menarik lagi tangannya. Lama menunggu pintu kembali terbuka dengan semangat Wangnan bangkit dari duduknya hendak menyerang si peserta selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tower And Us
RandomTujuan awal adalah mengalahkan raja menara, tapi apa salahnya menambah tujuan lain? Mendapat jodoh misalnya? Tower of God owned by SIU!!