5. Betting

627 73 6
                                    

Tower of God disclaimed by SIU.
Enjoy reading~



Babak berikutnya dimulai setelah Leroro mengumumkan peraturan tambahan yang didapat dari pertaruhan Anaak dan bam. Babak kali ini ada lebih banyak tim yang ikut berpartisipasi, ada empat tim termasuk tim Bam. Khun tersenyum meremehkan, mereka semua pasti berfikir ini waktu yang tepat karena si kadal sudah keluar.

Ketika mereka semua bersiap untuk berlari menuju singgasana dan merebut mahkotanya, angin dingin tiba tiba melesat diantara mereka. Khun duduk dengan tenang diatas kursi singgasana, membuat kejutan untuk tim lawan tak terkecuali bam dan rak. Buaya besar itu tercengang dengan kecepatan Khun yang seperti angin.

Bam terkekeh kecil takjub sekaligus tak menyangka si jenius biru itu bisa begitu cepat. Bam melangkah santai mendekati singgasana. Tak satupun dari mereka memperhatikan karena fokus tiap orang kini tertuju pada Khun karena kejutan tadi.

Khun mengambil mahkotanya lalu memasukkannya kedalam tas coklat yang selalu ia tenteng kemana mana. Mata cobalt nya menatap malas dan tidak berminat.

"Apa benar aku akan menang jika duduk disini dan menggunakan mahkotanya? Heee kalau begitu tidak seru dong~" Katanya dengan suara malas yang dibuat buat. Khun lalu mengeluarkan sebuah pisau dari dalam tasnya. Bam sedikit mengernyit tak percaya, tas kecil dan sempit itu bahkan bisa menyimpan pisau yang lebih besar dari ukurannya sendiri.

"Nah begini saja, lawan lah aku, jika kalian menang aku akan menyerahkan mahkotanya dengan suka rela." Mata cobalt itu memandang rendah, tentu saja tatapan itu berhasil menyulut amarah dari lawan mereka.

"Dasar brengsek! Dia sama saja seperti si kadal!" Seorang pengguna sniper membidik, kemudian menarik pelatuknya untuk menembak Khun. Si biru dengan santai menangkis peluru dengan tasnya seolah itu bukan apa apa.

"Chotto~ aku berubah fikiran." Khun membuang pisaunya begitu saja kemudian tangan kurusnya kembali merogoh tas coklatnya mengeluarkan mahkota kemudian melemparnya ke lantai. Para regular menatap tak percaya pada Khun. Apa si biru itu sudah gila?!

"Karena aku tak suka hal merepotkan jadi-" Khun duduk lagi di kursi, menopang dagunya kemudian menyeringai licik.

"Nah bertarung lah~" sambungnya dengan nada menyebalkan. Bam nyaris terbahak saat dilihatnya wajah hitam para regular lain. Bam yakin mereka sudah sangat jengkel dengan Khun.

"Apa apaan kau!?" Teriak seseorang dengan marah. Khun mengernyit seolah tak mengerti kemudian bertanya seolah ia peduli.

"Apa? Aku memberikan mahkotanya, kalau berhasil kalian dapatkan silahkan naik dan melawanku."

Wah gila, Bam seperti melihat iblis duduk di singgasana itu. Iblis biru yang begitu cerdik dan menawan, angkuh dan sombong. Jika dilihat dari wataknya Khun pasti memiliki rencana gila jadi Bam tak begitu risau.

"Begini saja! Kita habisi dulu dia baru kita urus mahkotanya!" Tunjuk seseorang pada Khun

"Setuju!"

Mereka mengangguk kompak, membuat Khun menguap malas. Lelaki biru itu dengan santai turun dari kursi, raut wajahnya jelas terlihat bosan.

"Wah~ padahal akan seru kalau kalian saling bertarung~" tangannya lagi lagi merogoh tas coklatnya mengeluarkan satu lagi pisau yang sama seperti sebelumnya.

Pertarungan pun dimulai. Bam maju dengan gesit bersama Rak disisinya. Bam tak begitu memberikan perlawanan, penampilan lemahnya pasti tak menarik minat siapapun disini.

"Jangan mengalihkan pandanganmu bocah!" Seseorang dengan pistol menembak Khun dengan amunisi kelereng. Oh ayolah, peluru asli saja tak mempan, ini kelereng? Yang benar saja.

The Tower And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang