31. Battle Prize

332 40 6
                                    

Tower of God disclaimer by SIU.
Enjoy reading~
     
   
Bam menggenggam gagang sumbatnya, memanggul nya dengan santai dan menatap para pesaingnya di dalam arena. Dia akan bertarung dengan cepat lalu memasukkan sumbatnya dan selesai. Begitu pertandingan dimulai Bam akan melesat dengan cepat. Khun sedang menontonnya, lelaki itu sudah memperingatinya untuk tidak terlalu bar-bar saat bertarung jadi pertarungan ringan bukan masalah.

"PERMAINAN DIMULAI!!"

Bam berlari dengan cepat menuju pusat arena begitu aba-aba dimulai. Tapi baru setengah jalan dia berhenti mendadak, para regular yang menjadi lawannya justru memberinya jalan untuk membuatnya lebih mudah memasukkan sumbat ke lubang. Apa-apaan ini?!

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Bam tidak senang

"Silahkan tuan Viole! Mulai sekarang kami memutuskan menyembahmu. Kami akan menghalangi regular yang lain untukmu!"

Apa? Apa mereka sudah gila? Mereka pikir Bam akan terpedaya begitu saja? Oh ayolah bahkan jika mereka semua bertarung melawannya mustahil mereka akan menang dari Bam. Ah sialan Bam benci berurusan dengan para penjilat.

"Apa kalian sudah gila?" Hardik Bam jengkel

"Apa maksudmu?"

Bam menghela napas mencoba untuk tidak meledak karena manusia rendahan yang meremehkannya. "Dengar, aku akan lulus dengan caraku sendiri jadi ambil posisi kalian dan lawan aku dengan sungguh-sungguh sebelum aku benar-benar menghabisi kalian semua."

Tak ada yang bergerak mereka hanya memandangi Bam dengan aneh.

"Kenapa masih diam? Ingin aku yang maju lebih dulu?"

Dengan sekali lambaian tangan satu orang terhempas begitu saja dan jatuh keluar dari arena, Bam menyeringai senang manik emasnya bersinar berbahaya. Padahal dia sudah janji pada Khun untuk santai waktu bertarung. Regular melotot karena terkejut padahal mereka sudah menjilat begini tapi tidak dianggap.

"Keparat sinting!"

Nah ini dia, kepercayaan mereka yang sesungguhnya. Bam lebih suka pada orang yang terang-terangan membencinya daripada pura-pura menyukainya. Dalam hidupnya Bam tak pernah mempercayai siapapun selain ibunya. Kini dimenara Bam bisa mempercayai Khun dan Tuan Rak dan tidak dengan yang lain.

Tak sulit bagi Bam mengalahkan para orang-orang bodoh itu. Satu persatu mereka semua tumbang dan terlempar jatuh dari arena. Setelah arena bersih barulah Bam memasukkan sumbatnya dengan tenang. Bam tiba-tiba mengingat seseorang, ha ha Khun pasti akan mengomelinya nanti. Tapi biarlah, Bam akan merayu si biru itu nanti.

Bam keluar sebagai pemenang untuk kelompok tarung 19 dengan sangat mudah.

"Kerja bagus, viole." Puji Nobic

"Kubilang pelan-pelan tapi kau malah meledakkan mereka." Komentarnya lagi setengah mengejek

"Maaf, kurasa?" Imbuh Bam tak menyesal sedikitpun

"Minggir aku lelah."

Xia Xia menyibak mereka dari belakang, raut gadis kelinci itu terlihat tidak baik-baik saja.

"Ho kelinci, kenapa kau berkeringat sekali?" Tanya Nobic yang dijawab dengan Ran "Mungkin telinganya berat." dengan wajah santai.

"Pffttt-"

Bam nyaris saja terbahak dia menutup mulutnya dan berbalik memunggungi mereka. Tapi bahunya yabg bergetar tak bisa bohong membuat xia xia jengkel.

"Diam! Aku baru habis bertarung brengsek!" Maki Xia Xia yang jengkel karena diolok

"Viole jangan berkeliaran setelah ini, kalau kau kenapa-kenapa aku yang akan disalahkan!" Ancamnya pada Bam

"Memangnya aku bayi yang butuh dijaga?"

The Tower And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang