Dinasty (Selingan)

309 37 10
                                    

Note: Harap membaca dengan memutar lagunya untuk mendapatkan feel yang lebih baik.

.

Khun tak percaya dengan apa yang ia lihat ini. Baru saja ia pikir ia beradu tombak dengan musuh tapi ternyata ia salah. Saat topeng itu terjatuh ketanah dan mengungkap wajah aslinya. Orang yang selama ini ia kira ada dipihaknya ternyata berdiri berlawanan dengannya. Mereka saling berhadapan siap untuk membunuh satu sama lain. Bam, lelaki yang ia cintai dalam diam adalah lawannya di medan perang. Mata Khun memanas, hatinya patah dan terluka.

"Halo, tuan muda Khun."

Bam menyapanya dengan senyum ramah bahkan kelopak matanya menyipit. Khun tidak membalas dia hanya diam karena tidak mempercayai semua ini. Tolong seseorang katakan kalau dia sedang bermimpi. Setidaknya berikan Khun tamparan yang cukup keras untuk membangunkannya dari mimpi buruk ini.

"Kau tidak ingin membalas salamku? Sombong seperti rumornya ya~"

Khun tidak ingin terpancing oleh kemarahannya, ia akan bersikap setenang biasanya. Semoga dia bisa.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Khun dengan intonasi suaranya yang dingin dan datar.

Bam tersenyum mengejek "Aku? Tentu saja berperang." Jawabnya seolah dia bodoh dan tidak mengerti maksud dari pertanyaan Khun.

"Katakan dengan jelas, apa yang sebenarnya kau lakukan?!" Suara Khun meninggi, dia gagal mempertahankan wajah stoicnya. Alisnya menukik tajam dengan rona wajahnya yang memerah.

Raut wajah Bam berubah datar dan serius, "Aku seorang komandan garda depan sedang memimpin pasukanku untuk berperang. Apa itu cukup jelas, tuan muda?"

Khun seharusnya tau itu, Khun seharusnya percaya pada instingnya. Seharusnya dia menggali lebih dalam lagi soal lelaki yang disukainya itu. Khun yang tidak pernah merasakan kasih sayang terlalu terlena pada perhatian dan kehangatan yang lelaki itu tawarkan padanya. Sedari dulu Khun menanamkan kepercayaan pada dirinya kalau cinta adalah omong kosong yang akan membunuhmu. Dan Khun sudah termakan omongannya.

Semua yang sudah mereka lewati tidak ada artinya? Apa sekarang lelaki itu akan berbalik menjadi musuhnya? Khun kira mereka setidaknya bisa menjadi teman. Khun tidak berharap banyak, saat dirinya merasakan kehangatan dari senyuman lelaki itu. Cukup berdiri disampingnya dan Khun tidak akan serakah lagi. Tapi apa ini? Apa dewa sangat membencinya?

Khun mengangkat tombak es nya, teracung dengan tegas kehadapan Bam. Tapi tangannya bergetar, dan air matanya terjatuh begitu saja. Hatinya begitu sakit. Bahkan lebih sakit dibanding saat ia dibuang oleh keluarganya dulu.

Bam menanggapinya dengan santai bahkan lelaki itu mengangkat bahunya seolah tidak peduli.

"Sepertinya kita memang tidak ada pilihan lain ya, selain saling membunuh."

"Hentikan omong kosongmu brengsek!" Khun berteriak marah, dia tidak ingin lagi mendengar apapun darinya, tidak dengan hubungan mereka tidak dengan apapun yang menyangkut mereka. Saat ini mereka hanyalah dua orang komandan perang yang diharuskan untuk membunuh satu sama lain..

"Baiklah baik."

Bam menarik busur shinsuu nya, menciptakan satu buah anak panah dengan ukuran besar. Khun tau kalau tombaknya akan hancur saat bertemu dengan panah shinsu Bam tapi ia tak bisa mundur. Dirinya adalah seorang komandan perang, dia harus menunjukkan loyalitasnya pada para prajurit. Lagipula apa yang bisa ia harapkan? Lelaki yang ia cintai sudah siap untuk membunuhnya.

Seolah ada ancang-ancang tak terucap keduanya melempar senjata mereka dengan kuat. Khun dengan tombak es nya dan Bam dengan panah shinsuu nya. Keduanya melesat begitu cepat saat kedua kekuatan itu beresonansi dan hancur. Itu cukup aneh mengingat panah shinsuu Bam bahkan sanggup menandingi satu pleton pasukan. Tapi Khun tidak peduli, dia sudah ditelan amarahnya. Khun menciptakan satu lagi tombak es sedangkan Bam sudah siap dengan black marc ditangannya. Keduanya melesat dengan kecepatan luar biasa. Hanya suara benturan dari dua senjata yang bergesekan yang terdengar tapi sosok mereka seperti kilat biru dan hitam yang saling mengejar.

The Tower And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang