Semua karakter bukan
milik saya, saya hanya
meminjamnya.All carakter by:
J. K ROWLINGIs't Drarry
(boyxboy)
Don't like, so don't read!!~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Didalam kamar bernuansa klasik, terlihat seorang pemuda sedang menggeliat kecil dari tidurnya. pelipisnya mengeluarkan begitu banyak keringat, juga tangannya yang terkepal dan alisnya yang menyatu dengan kening berkerut.
Terbangun, Draco mendudukkan diri di ranjang, menghela nafas lelah dan mencoba menormalkan detak jantungnya. Namun sekelebat bayangan tentang mimpinya kembali mengganggu, mengusap kasar wajahnya Draco mencoba melupakan mimpi tentang pangeran kegelapan dari pikirannya.
Draco beranjak dari kasur, berjalan menuju ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajah, juga sekalian membersihkan diri.
•Keluar dari asrama laki-laki, Draco berjalan menuju ruang rekreasi Slytherin dan mendapati Blaise sedang duduk di sofa, membaca koran Daily Prophet.
Draco tidak minat dengan koran yang di lebih-lebihkan oleh penulis gila Rita stalker. Tapi saat ini hanya Blaise yang berada diruang rekresi Slytherin, sahabatnya yang lain pasti masih tertidur nyenyak dikasur.
Menghampiri Blaise, Draco bisa melihat potongan berita yang dibaca Blaise—Itu tentang beberapa petinggi dunia sihir yang ditangkap karena menjadi pelahap maut—
Mendudukkan diri di sofa depan sahabatnya, Draco bisa melihat Blaise menghela nafas saat membaca berita.
Itu bukan hal aneh, mengingat keluarga Zabini adalah salah satu petinggi dunia sihir yang menjalani hukuman karena menjadi pelahap maut.Melirik Draco yang duduk berhadapan dengannya, Blaise melipat koran yang sedang ia baca dan meletakkannya di samping. Menatap Draco, Blaise menunggu untuk apapun yang akan dikatakan oleh sahabatnya itu. Bukan hal aneh jika Blaise melakukan hal tersebut, mengingat Blaise dan Pansy memang selalu menjadi tempat Draco mengeluarkan keluh kesah saat dirinya menanggung beban yang berat. Menurut Blaise hal inilah yang sedang dibutuhkan oleh sahabatnya itu, mengingat Draco selalu terlihat banyak pikiran akhir-akhir ini.
Namun alih-alih mengeluarkan sebuah curhatan, Draco malah bertanya dimana teman-teman lainnya berada. Membuat Blaise menghela nafas lagi, sahabatnya ini memang selalu mencoba menanggung semua sendiri. Dia baru akan mencari Blaise dan Pansy apabila dia sudah tidak sanggup untuk menahannya.
Menjawab seadanya, Blaise menjawab Theo masih tertidur lelap dan ketiga wanita pengosip itu sudah keluar dari asrama sejak tadi.
Sementara Draco hanya mengangguk tanda mengerti, kemarin Blaise dan Theo baru selesai menjalankan detensi tujuh hari, membuat mereka berdua baru kembali asrama pukul empat pagi. Wajar jika satu sahabat kurang warasnya itu masih tertidur lelap di kasur.
Blaise berdiri, mengambil tongkatnya dan mengucapkan mantra Tempus lalu berjalan menuju arah asrama laki-laki. Mengatakan pada Draco dia akan membangunkan Theo dan mereka akan pergi bersama ke aula untuk sarapan.