19 ☕

57 5 11
                                    

Dear Readers Unyu ,,, sorry baru bisa UP sekarang ,, author kemarin sempet ranap 2 minggu setelah lebaran , harus pemulihan dan bedrest total sebulanan , so iam sorry for late late and too late update . And Big Thanks buat yang masi nungguin lanjutan cerita Lea dan Ve ini ya .. so Lets get a cup of coffee . 











.

.

.

.





            Putra membuka pintu kamarnya dengan kasar , Sepulang dari rumah Lea , entah kenapa ada rasa marah yang merasukinya . Dadanya panas , berjalan cepat , menjalar sampai ubun-ubun bahkan ujung jari kakinya . Seperti ada rasa cemas yang berlebihan , berjalan mondar mandir dengan berkacak pinggang , entah apa yang ia rasakan dan ia pikirkan . Segera ia merogoh saku celananya , mengambil HP dan mengutak-atiknya , sebelum ia menempelkan ditelinga kirinya . 

" Ahjussi , maybe tomorrow "

/ Kamu yakin ? \

" Not too much , tapi harus segera "

/ Oke , kalau begitu , Om akan menyiapkan semuanya \

Pip ... 

     Putra melemparkan HPnya ditempat tidur , matanya terpejam , mendudukan diri ditempat tidurnya . Meremas rambutnya sendiri dengan kedua tanganya , mengasaknya dengan kesal . nafasnya terengah , seperti berlari ber KM jauhnya . Sampai matanya berkaca-kaca ,,,

 " Le ,,, maafin aku ,, Maafin aku Le ,, aku terpaksa melakukan ini ,, maaf Le ,,, aku cinta sama kamu " 

   Ia merebahkan dirinya , memeluk kakinya dengan kedua tanganya , meringkuk dengan penuh kekesalan , dan membawa kekacauanya dimalam itu , sampai terbawa dalam tidurnya yang tak nyenyak . Jujur , ia tidak ingin hari esok terjadi , namun disisi lain ia justru menunggu datangnya hari itu . 



_________________________________________

 Sabtu , 18.59 

Legian Resto 

     Sejak malam tadi , Lea merasakan sesuatu yang ganjal , entah apa yang terjadi nanti , namun setelah Putra menelponya jam 9 pagi  tadi dan mengingatkanya untuk bersiap , Lea menjadi gelisah . Matanya susah terpejam sejak semalam , ada hal yang ia pikirkan sejak perbincangan semalam , dengan Putra , dan Ve juga pastinya .  

Apa iya Putra sudah tau semuanya tentang hubungan dengan Ve ? , dan yang lebih nggak masuk akal lagi , Ve bilang kalau Putra suka sama Lea ? Ck ! Gila aja , sahabatan sejak lama , bisa-bisanya Putra si anak Bandung itu suka sama Lea ? 

Yups, pikiran Lea menjauh , tak berarah . Ia sibuk dengan pikiran-pikiranya sendiri . Namun dari dua hal itu , hanya hubunganya dengan Ve yang ia pikirkan , apa iya Putra menerima hal ini ? Bagaimana kalau Putra akan menceritakan kepada Papa Lea , bagaimana kalau Putra sudah tak ingin lagi berteman dengan Lea ? 

" Woy ! Chagiya ! udah belum ngalamunya ? Kasian itu milkteanya kamu aduk-aduk mulu , pusing ntar dia . Tuh Cake-nya dianggurin juga , kasian tau dicuekin " Suara Putra mengagetkan Lea yang masih sibuk dengan pikiran-pikiran rumitnya . Ia menunjukan senyum garing didepan Putra , dan sayangnya Putra mengetahui hal tersebut . 

" Kalau nggak mau senyum, nggak usah dipaksa , Jelek tau ! " Putra berkata sebelum menyruput milktea miliknya . Membuat Lea terpaksa memasang mimik wajah yang jujur , bingung dan flat . 

"Tumben banget dari pagi sampai sepetang ini , kamu nggak seceria biasanya ? lagi mikirin sesuatu ? " Putra memulai perbincangan . 

" Eummm nggak juga sih " Lea menjawab dengan sedikit ragu , masih sibuk tanganya mengaduk-aduk milktea didepanya dengan sedotan . 

Over Thinking ( GXG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang