Cukup Aga

28 6 1
                                    

Yang Kedua
Cukup Aga.

Mei, 2023

            Aku memilih alur maju-mundur untuk ceritaku ini, bagaiman Desember menjadi tempat tak terlupakan untuk seorang ‘aku’ walau hanya aku saja yang merasakannya tapi itu sudah cukup. Kalian mungkin heran dan bertanya-tanya kenapa aku memilih alur yang seperti ini, jawaban sederhananya karna ini yang kurasakan sekarang jadi, aku akan menulis perasaan nyataku.
Aku kehilangan banyak waktu untuk menulis kisah Januari sampai April, dan aku membayarnya sekarang.

            Ada banyak filosofi cinta di dunia ini, kau tahu? Sebuah teori cinta dan asrama dari manusia di bumi. Ada yang bisa kita terima dan ada juga yang tidak kita terima, tapi semua orang selalu boleh berteori dan menyampaikan pendapatnya, terlepas dari kau mau menerima atau tidak semua teori itu. Satu hal yang tak bisa kau lupakan bahwa kau selalu punya teori cintamu sendiri.

            Aga pun begitu, ia selalu punya teori cintanya sendiri, akupun punya banyak teori cinta yang hampir muak sangking banyaknya teori yang kudengar dan coba ku praktekkan.

“Bahasa cinta ada banyak banget, aku udah baca dan dengar banyak kutipan-kutipan yang ada, dan hampir muak sama banyak pandangan orang-orang tentang cinta itu sendiri. Aku cuma suka kamu, itu aja”

  Aku nggak tahu bahasa cinta yang aga punya berbentuk apa. Tapi, suka ia saja cukup untukku. Yang aku nggak suka adalah aku yang membangun banyak harapan baru yang nggak seharusnya ada diantara rasa suka yang -cuma suka ia saja tadi. Mungkin Mei adalah bulan yang aku takutkan dari banyak bulan lainnya, akhirnya 'kita' jadi 'kita' yang sebelum desember hadir memperkenalkan dua insan ini.

Kalian tahu arah pembicaraan kita sekarang, bukan? Aku mulai menuntut bahasa cinta yang bukan untuk aku dan aga bisa, dan aga yang punya prioritas lain yang bukan aku tapi pekerjaan dan hal lain yang ia suka. Aku tidak menempatkan aga pada tempat yang ia inginkan. Dan aku sadar ini mulai melelahkan dengan aku yang menciptakan semua lelah itu sendiri. Aga tak pernah menjanjikan hal besar apapun dan terang-terangan mengatakan ia lelah berada di suatu hubungan. Dan aku yang sadar aga mungkin terganggu akan semua ini, aku tak ingin ia merasa terganggu atas kehadiranku.

Ini membuat aku dan aga berakhir pada dunia kita masing-masing, aku yang memperhatikan ia dari jauh dan tak berani mengganggunya lagi, aku yang berusaha terus waras sambil menahan setiap ketikan di room chat miliknya, lalu tanda ‘online’ tanpa ‘mengetik’ di sana yang membuatku bertanya-tanya ‘apa ia menemukan teman chat yang lebih nyambung dariku?’Kemudian story yang menandakan ia masih di bumi yang sama sepertiku, walau aku bertanya-tanya ‘ini kode untuk siapa?’ dan postingan meme di Instagram miliknya yang masih lucu seperti kemarin-kemarin.

 Aku masih dengan rasa suka yang sama tanpa di sisinya tapi terus ada dipihaknya. Aku benar-benar lebih takut malah menjadi pengganggu dan membuatnya nggak nyaman. Aku ingin mendo’akan dan mendukungnya dari jauh saja, karna aku takut berharap lagi lalu kecewa.

Malam sabtu kala itu,

“maafin ya, aku ganggu terus”

“kalau udah kerja, semangat semangat”

“aku tidur”

“dah kak” dengan satu emoji lambaian tangan.

Dan hampir seminggu, tapi ia memutuskan untuk diam tanpa pencarian atau memanggil tim sar untuk mencariku. Padahal kali ini aku tidak kembali lagi seperti kemarin-kemarin. Di penghujung hari, aku memutuskan untuk tidak berharap apapun lagi, dan tidur lebih awal.

Ini bulan lahirmu, dan sejak April aku sudah menyiapkan kata selamat untuk ulang tahunmu serta kado kecil yang tak jauh dari kesukaanmu. Itu akan jadi pertama kalinya untuk ku tapi aku bertanya-tanya ‘akankah ia membaca ucapan dariku dan melihat video singkat yang kubuat?’.

Pasti kalian berpendapat untuk tidak melakukan hal bodoh itu lagi tapi aku tak ingin jadi dua orang asing bak tak penah mengenal satu sama lain, aku ingin menyapanya saat kami berpapasan di jalan, aku ingin menepati janji untuk membantunya, dan aku masih ingin mengucapkan selamat sebagai kenalannya, bukan sebagai siapa-siapa, karna dari awal kami memang bukan.

Aku tak ingin dia berpikir aku sama seperti manusia yang pernah ia jumpai dan mempercayai bahwa semua janji itu menyakitkan, bahwa setia itu hanya omong kosong. Karna aku masih memegang perkataanku sendiri dengan kuat tanpa kulepaskan.





Saat halaman selanjutnya hadir, kalian harus ingat bahwa halaman ini yang paling menyakitkan. Aku ingin mengigatkan bahwa apapun yang kalian dapatkan dari halaman yang akan datang nantinya, kau harus kembali ke halaman ini agar tidak lupa, bahwa kami bukanlah siapa-siapa, hanya dua manusia yang saling kenal.

 
Satu hal yang harus kalian tahu, bahwa aku selalu senang bisa menemukan aga.

Desemberku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang