Beat Merah Tampan

11 4 0
                                    

Yang ke duabelas
Beat Merah Tampan

April, 2023.

  Ramadhan 2023, aku nggak ingat itu puasa hari ke berapa, tapi aku ingat sekali dengan gerimis kecil berkepanjangan sore itu.
Minggu aga mengajar pramuka di salah satu smp yang lumayan jauh dari rumah nya, ia berangkat siang dan pulang sore hari. Begitu setiap minggu nya, sama seperti hari minggu ini. Ia berkata akan bertemu anak didiknya dan merencanakan soal buka bersama.
Karna minggu di tempat kerjanya libur, ia bisa mengambil jadwal untuk mengajar di hari itu. Aku hampir tahu tentang ia, hari-hari nya, walau rekan kerjaku sering bilang.
"Dia aja nggak tahu warna kesukaanmu"
Aku hanya membalas
"Yaudah lah" dengan nada pasrah.

Tapi memang, ia mungkin hanya tahu aku suka nutriboost padahal aku lebih suka aga.
Setelah ia datang tiba-tiba di hidupku, asahi treasure terasa amat jauh sekali, dan hanya ada aga di otak kecil ku yang tidak pernah berhenti berpikir ini.

Sore itu sambil melihat hujan masih setia berjatuhan aku mengirim pesan

"Hujan kak"
Ia membalas
"Udah kehujanan"
Ia meneduh sebentar sampai hujan reda.
Tak lama setelah itu
"Di sini udah reda" kataku lagi
"Aku jalan lagi lah"

Gerimis masih di bumi, aku juga pergi untuk membeli takjil.
Aku siap-siap sebentar lalu pergi, di tengah perjalanan, setelah melewati truk kuning yang entah membawa apa, jalanan nggak sepi untuk hari yang dingin ini.
Ada banyak orang juga yang mencari takjil, kurasa.

Saat mataku masih lulus ke depan, sebuah klakson berhasil membuatku menoleh ke samping kanan, ke arah beat merah dengan pemuda yang sekarang bertemu mata denganku, bersama senyum di sana.
Ia melaju hanya dengan kaos warna hitam warna kesukaannya, dan kejadian singkat itu, aku hanya menatapnya dengan eksperesi terkejut dengan mulut mengaga lebar.

Aku bisa lihat kaos nya basah dan
"Bagaimana ia bisa secepat ini?" Padahal aku baru berkirim pesan oleh berapa menit yang lalu, dari tempatnya berteduh ke jalan tempat kami berpapasan itu jaraknya nggak dekat. Aku nggak pernah menyarankan untuk mengebut ya!.
"Itu pasti dingin" Tapi aku sering lupa, aga anggota pramuka, dan ia sudah biasa dengan hujan ataupun gerimis.

Aku masih melihat punggungnya yang menghilang di tikungan nggak tajam di belakang ku, ini sudah amat sering kubayangkan, "aku bertemu aga di jalan"
Aku berpapasan dengan aga dan beat tampannya" Aku sering kali ingin itu terjadi, dan hari ini, saat aku nggak berharap banyak padahal aku tahu kami akan melewati jalanan yang sama, aku malah mendapat klakson dari si tampan beat merah.

"Jalanan ini, jadi punya kenangan yang lebih baik saat ini"
Gerimis juga menjadikan kenangan itu jauh lebih baik.

Itu pertama kalinya aku melihat beat setelah di cerita yang belum aku tuliskan, di sana aku lupa menyapa beat, padahal aku amat sangat ingin melihat nya secara langsung.

"Aga, hai!"
Besok ulang tahunmu.
Mungkin, aku yang lebih menantikannya,
di banding dirimu sendiri.
Tapi, bulan sering kali tertutupi oleh awan, padahal ia indah.
Kau nggak bisa mencari kesempurnaan.
Kau akan tersesat, jangan kesana.
Kau bisa mencari yang bisa diajak segalanya.
Aga, tak apa, menangis juga nggak terlalu buruk."

Desemberku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang