Hati dan Hari Ini

9 2 0
                                    

Hati dan Hari Ini
Ke dua puluh satu

Akhir Juli, 2023.

"Feeling perempuan selalu benar"
Aku melihat tulisan itu di antara banyak komen di sebuah konten, dan menyetujui nya cepat. Bukan tanpa alasan, aku menyetujui nya karna itu relate dengan apa yang terjadi padaku selama berbulan-bulan terakhir ini.

Ada banyak bukti dari benarnya kalimat dengan huruf miring di paragraf pertama itu, aku harus menceritakan yang mana dahulu? Ah, ini feeling pertama ku yang berhubungan dengan aga, masih aga.

Itu malam setelah magrib, aku lupa di jam berapa tapi itu masih di bulan antara desember ke januari. Seharian aku sibuk memikirkan

Bagaimana jika aga hari ini sakit?
Kenapa aku terus berpikir bahwa aga sakit ya?

Aku nggak tahu kenapa, tapi hari itu aku terus memikirkan aga lebih banyak dari biasanya, dan ternyata setelah hari itu aga sakit dan aku ingat bahwa aku hanya memikirkan aga dan pertanyaan apa ia sakit atau tidak.

"Aku kemaren baru mau bilang, jangan sakit eh hari ini kakak beneran sakit"

Ini aneh, dan penuh pertanyaan.
Kemarin aku terus mencoba mengirim pesan untuk menjaga kesehatan seolah menjadi dokter dadakan, memikirkan apa yang harus kulakukan jika aga jatuh sakit, tapi ternyata setelah hari itu aga benar-benar sakit dan aku harus bertanya pada temanku apa yang perlu dikatakan kepada seorang laki-laki yang sakit.

Soal sakit ini sering terjadi, nggak hanya sekali tapi aku jadi takut jika setelah menulis ini aga akan jatuh sakit, ah semoga tidak.
Seolah alam bawah sadarku memberi sedikit bocoran melalui firasat ku.

Apa ini normal? Maksudku, kami nggak sedekat itu sampai firasatku benar, kan?
Kenapa bisa ya?

Pertanyaan demi pertanyaan terus melayang nggak tentu arah, bahkan ada satu yang paling luar biasa baru-baru ini, padahal kupikir firasatku nggak lagi memberi gambaran seperti itu.

Aku baru melihat ia memasang story WA dan aku ingin melihat nya, tapi sedetik dengan begitu cepat aku langsung menekan tombol kembali karna tiba-tiba firasatku berceletuk dan syukurnya aku belum melihat story itu karna masih loading, namaku belum ada di daftar orang yang melihat storynya.
Aku langsung mengubah pengaturan privasi
"Laporan dibaca" Lalu mematikan nya kemudian beralih untuk melihat story aga yang tertunda tadi.

Ingin tahu yang hatiku katakan sebelum berhasil melihat story aga barusan? Ia berkata begini

Aga buat story mbak-mbak pramuka, itu cewek cantik pake seragam pramuka, sama kayak kemaren

SIAL, TERNYATA BENAR!!

Aku lebih heran dengan diriku sendiri, bertanya dengan bingung

Hey bagaimana kau bisa tahu hal itu?

Dan ya, ini nggak cuma terjadi sekali saja tapi pernah terjadi sebelumnya.
Karna itu aku bisa tahu tipe aga adalah gadis dengan seragam pramuka, yang se-seragam dengannya.
Hatiku seolah tahu, firasatku selalu benar dan aku bisa terus mengubah pengaturan dan seperti nggak melihat story yang semacam itu, aku nggak bermaksud apapun, hanya saja ternyata aku nggak bisa biasa saja soal hal seperti itu, aku sudah berusaha untuk membiasakan diri tapi ternyata hatiku masih terasa aneh tiap hal seperti itu terjadi.
Lucu bukan? Padahal aku bukan siapapun di hidupnya dan aku nggak perlu merasa aneh. Tapi itu tetap menyisakan sedikit goresan kecil di bagian diriku yang lain.

Maaf ini nggak masuk akal tapi, aku benar-benar punya feeling seperti itu pada aga. Hari ini juga begitu, aku terus melihat langit dan memikirkan

Gimana kalau hujan? Hari ini aga ngajar pramuka lagi, kalau hujan gimana ya?
Di sana mendung juga
Bentar lagi hujan apa, ya?
Ini kalau hujan aga gimana, ya. Mana anaknya nggak punya jas hujan lagi.

Aku berkali-kali mengecek langit dan mendapati awan mendung serta angin kencang beberapa kali, pikiran di atas terus mengganggu ku. Tapi segera menepisnya dengan

Aga kan bisa neduh dulu, kayak biasa.

Tapi aku masih terus melihat langit yang mendung di ujung sana walau di tempat ku berdiri kali ini nggak hujan sama sekali.

Dan jam delapan malam hari ini, aku melihat story aga yang sedang merekam hujan dengan angin kencang di tempatnya mengajar, dengan bendera merah-putih yang tengah berkibar ribut bersama hujan serta awan gelap di sana.

Aku masih saja terkejut dengan feeling aneh yang kenapa aku harus punya feeling seperti itu untuk aga? Seolah, WHY?? KOK AKU BISA PUNYA FEELING YANG BEGITU KE AGA???

Aku juga sampai berpikir semua firasat yang kurasakan ada benarnya, seperti

Kayaknya aga lagi deket sama mbak-mbak pramuka deh
Kayaknya aga males ngobrol sama aku deh
Kayanya aga udah selesai penasaran nya sama aku deh
Kayaknya aga punya gebetan baru deh

Aku harus 'bodo amat' untuk terus mengendalikan 'aku' yang nggak mau berharap apapun pada sosok aga, aku yang terus mengenal aga dan mengerti sedikit tentang sikap nya sampai akhirnya bisa lebih tenang dari sebelumnya jika hal yang nggak sesuai ekspektasiku terjadi.

Jika pun semua itu benar adanya, aku nggak pernah memaksa ia tetap di sini, di duniaku. Aku juga tahu, sebatas ini saja cukup.

Aku bisa menunggu momen lain, mungkin dengan orang lain, pada cerita lain dan bab lain, atau judul lain lagi, esok, suatu hari nanti. Walau masih aga di hari ini, aku perlu berpikir bahwa akan ada seseorang dengan penuh efforts yang sama seperti ku untuk menulis kisah lain berdua. Mungkin bukan aga, tapi seseorang yang hidup dengan asal usul do'a ku.

Tentang aku dan firasatku ini lucu sekali, aku juga nggak bisa melakukan apapun jika firasat-firasat ku itu benar terjadi, aku nggak berniat untuk menanyakan hal basa-basi lagi pada aga, aku hanya akan mengirim hal paling penting untuk aga.
Walau aku nggak bisa bohong untuk khawatir dan ingin tahu apa ia masih baik di sana, tapi cukup story saja sudah memberitahuku bahwa ia masih di bumi, nggak kemana-mana hanya di bumi yang sama seperti bumiku jadi, aku hanya perlu berpikir seperti itu untuk kenyamanan bersama.
Lagi pula kali ini, untuk mengirim pesan aku lebih merasa nggak perlu dari pada perlu, lebih nggak ingin daripada ingin-nya.

Ia nggak sakit, kan?

STOP!

aga, halaman ini cukup panjang, ya.
Hujan di sana bagaimana? Aku benar lagi kali ini, kan?
Aku sepertinya dukun di kehidupan sebelumnya, oh tidak. Ini semakin aneh (saja)
Aga, bagaimana harimu?
Apa di beberapa detik, kamu bisa merasakan aku yang terus melihat langit hari ini?
Karna aku terus menanyakan pertanyaan yang sama terus-menerus.
Itu mengganggu asal kamu tahu, tapi aku sudah sedikit terbiasa.
Jika bisa, kamu nggak perlu mengirim semua yang kamu rasakan padaku, aku nggak bisa menampung semuanya.
Atau bagaimana semua rasa itu datang padaku? Dan, untuk apa? Lalu, kenapa?

Satu hal lagi untuk hari ini, Awan kita nggak sama, itu mengejutkan tapi nggak apa-apa.
Kamu mengerti maksud ku, kan?
Kamu bisa mencari seseorang yang bisa merasakan apa yang kamu rasakan itu, jadi kirim saja semua perasaanmu pada mereka.
Jika bukan aku, kamu perlu menghilangkan aku lebih keras lagi.
Aku tahu kamu nggak menaruh apapun padaku, jadi berhenti.

-Aku, 20th

Desemberku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang