Kenapa Harus Juli?

16 4 0
                                    

Kenapa Harus Juli?
Yang ke sembilan belas

Juli, 2023.

Aku nggak bisa memastikan ini, tapi untuk kali ini ada satu pertanyaan yang terjawab kenapa harus Juli? aku mendapat jawabannya saat bulan itu tiba, saat rencanaku pada diri sendiri muncul dipermukaan.
Kalian mungkin bosan, dan ya aku juga. Aku nggak mau mengatakan
"akan melupakan aga"
"akan menghindari nya" atau sebagainya. Tapi, percayalah kali ini aku nggak merasakan hal yang sama pada aga, aku nggak memaksa ia untuk berkomunikasi denganku, aku nggak perlu pesan darinya untuk memvalidasi rasa ku yang harus terus ada untuknya, aku mulai nggak bersemangat tentang apa yang aga lakukan, aku mulai nggak membicarakan banyak hal, walau masih melihat Instagram nya sesekali, lalu story di WA nya yang aku tunda-tunda untuk kutonton, tapi aku mulai enggan menanyakan hal lain selain pramuka, selain pekerjaan.
Aku enggan menanyakan pertanyaan yang sering aku tanyakan, dan ingin terus menyudahi percakapan yang terjadi di antara kami, aku mulai merasa bahwa aku mungkin bukan lagi aku yang menginginkan ia lebih, aku mungkin hanya ingin aga ada, berbicara santai kepadaku dan nggak menjadi canggung satu sama lain.
Karna aku mulai merasa aku benar-benar bisa menghilang sekarang, aku akan membuat sedikit kenangan lagi, karna ia seseorang yang nggak bisa ada di masa depan, karna ia sudah cukup ada di masa sekarang.
Aku mulai nggak mempermasalahkan sikapnya, lalu nggak protes kenapa ia nggak memberi sedikit feedback seperti sekedar bertanya
"kamu nggak suka apa?" Atau
"kamu udah pulang?" Atau semacamnya.
Karna, aku sekarang di posisi aga, di mana ia nggak memusingkan peranku apa di hidupnya, yang ia nggak memusingkan aku kehujanan atau sakit hati, aku sedang di posisi yang sama seperti aga, yang merasa nggak perlu bertanya, nggak perlu berlebihan dan hanya seperlunya.

Aku mungkin merindukan masa ini, bagian di mana aku bingung untuk memakai baju yang mana, melihat kaca apakah riasanku cukup waras untuk dilihat oleh mata manusia, atau aku yang menghela nafas mengatasi rasa gugup yang enggan hilang itu.
Aku mungkin merindukan diriku yang menyukainya, yang ingin tahu ia masih di tempat yang sama atau tengah berkeliaran di ujung kota sana, aku mungkin juga merindukan ia sesekali.

Aga nggak perlu tahu aku menyukainya dengan cara seperti apa dan seberapa aku menyukainya, karna aku mulai malu ia tahu bahwa aku menganggap dirinya istimewa.

Di suatu sore setelah tidur siang yang lama, aku terbangun dengan rasa cemas serta takut akan kenyataan bahwa aga membenciku atas perasaan yang kupunya.
Lalu sehari setelahnya ternyata sebuah pesan muncul

"Sertifikat nya udah bisa di print?" Ah benar, kami punya satu yang belum diselesaikan, rencana kemah dari Mei yang nggak kunjung terjadi itu akhirnya menemukan titik terangnya.
"Kemahnya jadi?" Aku balik bertanya
"Jadi tanggal 5"
Nggak lama pesan itu usai, aku teringat bahwa aku harus membatasi diriku padanya setelah membantu persiapan kema h itu, aku pernah bilang akan usai dengan drama perbucinan ini di bulan Juli
Bukan karna aku nggak mau kerepotan untuk terus membantu aga, bukan karna aku nggak mau lagi membantunya, tapi ternyata Juli memberi perasaan lain, ternyata karna aku kehilangan perasaanku.

Sepeti kata seseorang bahwa
"Tapi aga selalu balas pesanmu ya?"
"Iya, mau hujan badai pun tetap dibalas"
"Mungkin kayak menghargai gitu"
Lalu aku bisa menangkap itu semua dan kembali menyimpulkan
"Ia membalas pesan karna 3 hal, antara kasian, balas aja biar cepat selesai dan menghargai"

Aku sudah bilang di awal nggak sedang melupakan aga atau menyesal atas semua yang kulakukan-malu sebenarnya atau menghilangkan aga dari duniaku.
Karna melupakan aga diluar kemampuanku, aku harus menabrakkan diriku ke tembok lalu hilang ingatan jika ingin melupakan aga, walau kadang keinginan itu muncul-sesekali, lalu menyesal atas semua yang kulakukan aku cukup puas dengan yang kulakukan, itu bukan hal yang perlu disesali, dan aku nggak ada rencana untuk menghilangkan aga karna ia akan pergi dengan sendirinya, kami akan kembali ke tempat semula.

Jadi Juli tiba untuk membuatku sadar bahwa waktuku hampir usai, aku yang menyukai nya lebih sedikit dari hari biasa, bukan, aku sedang membiasakan diri untuk nggak memaksa ia berkomunikasi denganku, aku yang biasa saja untuk nggak berbicara dengannya.
Aku yang nggak perlu mengirim pesan kepadanya seperti absen kehadiran setiap hari, aku yang sedikit demi sedikit nggak menuntut diriku agar membawa aga pada banyak rencana di hidupku.
Dan menganguminya sedikit saja, seperlunya.

Nggak ada kalimat seperti
"Kamu bakal nyesel karna kehilangan aku"
"Kamu nggak akan nemuin orang kayak aku"
"Kamu nggak akan ketemu sama orang yang suka kamu segininya"
Aku nggak punya kuasa untuk mengatakan itu semua, seolah aku paling tahu kasih dan cara seperti apa yang membuatnya merasa dicintai, dan bagaimana perasaan nya saat kami akhirnya bertemu.
Dan ya, kami nggak di situasi yang seperti itu, kalian pasti tahu itu.




"Aga, saat hidup mulai berjalan seperti semula, aku selalu ingin kamu baik, ada atau nggak nya do'a baik dariku.
Tapi, kamu tahu aku selalu punya banyak do'a baik untuk manusia yang ada di hidupku, kan?
Ga, aku selalu senang bisa menemukanmu, atau kamu yang akhirnya menemukan kita berdua? Aku masih nggak tahu jawaban nya.
Aku juga senang bisa melihatmu hari ini, aku harus lebih lama melihat ke arahmu karna ini jarang terjadi.
Rambutmu lebih rapi dan beat merah masih tampan, ia akan terus tampan dan semakin tampan di hari esok.
Hujan hampir reda dan sunrise tampak indah di ujung sana, lagu yang sering ku putar juga berada di detik akhirnya, katanya..
Kita harus menyelamatkan diri sendiri jika ingin menyelamatkan orang lain, jadi biarlah aku menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu, lalu akan kuselamatkan orang-orang penting di hidupku
Aku tahu kamu nggak kehilangan apapun jika hujan berhenti.
Aga, kita harus foto bersama!!"

Sampai pada akhirnya, "back to December" selalu jadi lagu paling kusuka.
Dan "enchanted" berhasil menggambarkan betapa sukanya aku pada semua yang terjadi di Desember dan semua harapan di bulan itu, mirip seperti lagunya.

-Aga,2023.

Desemberku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang