S E V E N

92 7 1
                                    

HARRY'S POV

Pagi ini aku merasa sangat mengantuk. Ya, maklum, tadi malam aku tak bisa tidur karena memikirkan bagaimana cara mencegah Katy kembali ke Indonesia.

Kalian bertanya kenapa aku bisa tau? Karena aku menguping pembicaraan Katy dan Gemma.

Ya, ya, aku memang penasaran.

Kubuka gorden kamarku. Pagi ini sangat cerah. Aku berjalan ke taman belakang rumah untuk mencari inspirasi, bisa saja kan tiba-tiba ada malaikat yang datang lalu memberiku solusi menghadapi Katy yang sedang marah padaku.

Aku duduk di salah satu bangku taman. Tak lama, seorang gadis duduk di sampingku.

"Mm, Harry, aku akan pulang besok. Bukannya aku ingin meminta persetujuanmu. Aku hanya memberitahumu. Itu saja"

"Eh? Itu terserah padamu. Siapa yang akan mengantarmu ke airport?", tanyaku pura-pura tak tau.

"Bukannya kau sudah tau?"

Hah? Apa maksudnya?

"Aku tau kau menguping pembicaraanku dan Gemma. Berhentilah pura-pura tak tau"

"Bagaimana bisa kau tau?"

"Sudahlah. Aku memang ahli dalam bidang itu"

Kurasa aku punya topik yang cocok untuk dibicarakan dengannya.

"Ngomong-ngomong tentang bidang, apa cita-citamu?"

"It's not your business"

Kurasa moodnya sedang tidak bagus.

"Oke. Bagaimana kalau kita mengobrol tentang temanmu di Indonesia?"

"Aku tidak punya teman di Indonesia, fyi"

Eh? Aunt Jane kan sudah memberitahuku (part 1). Bagaimana bisa aku lupa?

"Katy, kau tidak lapar? Eh maksudku kau belum lapar?"

"Kau pikir perutku seperti apa? Tadi malam aku tidak mood makan malam karena aku marah padamu, bodoh. Kau memang selalu merusak moodku"

"Bagaimana kalau kita makan sekarang? Aku akan masak hari ini, hitung-hitung sebagai permintaan maafku"

"Boleh juga"

***

OLIVIA'S POV

Sekarang aku merasa bersalah. Sangat merasa bersalah. Kalau saja aku tak bercerita pada Harry, dia pasti tak memelukku.

Aku paham perasaan Katy. Gadis mana yang tidak marah jika diabaikan?

Aku ingin meminta maaf padanya. Tapi aku tak tau bagaimana caranya. Aku memang bodoh. Merusak persahabatan kami yang sudah begitu lama antara aku dan Katy.

Sejak kecelakaan itu, kami memang sangat akrab.

Dia sering bercerita padaku kalau dia juga ingin jadi dokter, sepertiku.

Aku beranjak dari tempat tidur, ingin mengambil iphoneku.

To : Katy Sister

Morning, Kat! Kau ada waktu siang ini? Jika ada, kutunggu kau di nandos dekat rumah Harry pukul 12.00 (Aku mentraktirmu makan siang). Kau mau kan?

See ya! :)
-Olivia A

{Author ngarang alamatnya ya ehee}

KATY'S POV

Iphoneku bergetar. Pertanda ada sebuah pesan masuk.

New message

From : Olivia sist

Morning, Kat! Kau ada waktu siang ini? Jika ada, kutunggu kau di nandos dekat rumah Harry pukul 12.00 (Aku mentraktirmu makan siang). Kau mau kan?

See ya! :)
-Olivia A

Aku membalas pesannya.

To : Olivia sist

Okay

Aku menjawab pesannya singkat. Biasanya tak seperti ini. Aku memang masih marah padanya.

Maksudku, aku ini kan sahabatnya. Bisa-bisanya dia berpelukan dengan Harry saat aku ada disana. Itu sangat menyebalkan.

Tidak, aku tidak cemburu. Hanya saja.. Diabaikan itu menyebalkan kan? Coba kau bayangkan saat kau sedang asyik-asyiknya mengamati pemandangan London yang sangat indah, 2 sejoli berpelukan di hadapanmu. Bagaimana? It's annoying, isn't it?

Sekarang aku mulai merindukan Julio. Dia memang menyebalkan, tapi dia tak pernah mengabaikanku.

Baiklah, aku akan meneleponnya.

-on the phone-

"Morning, fav bro!"

"Morning. Ada apa kau meneleponku pagi-pagi begini?"

"Besok aku akan pulang. Jemput aku di airport, ya!"

"Bukannya kau pulang beberapa hari lagi?"

"Mm, aku sangat rindu Indonesia, Jul"

"Baiklah. Aku juga merindukanmu!"

"Aku merindukan Indonesia. Bukan merindukanmu"

"Kalau begitu, aku tak akan menjemputmu. Kau kan bisa naik taksi"

"Eh, baiklah. Aku merindukanmu, Julio yang tampan"

"Oke. Akan ku jemput kau, sister! See you!"

-panggilan terputus-

***

Aku berjalan memasuki nandos. Ku lihat gadis yang kucari-cari sedari tadi. Dia terlihat sangat cantik siang ini.

Aku duduk di hadapannya.

"Hi, Kat!", sapanya.

"Eh, hi Olive"

"Kau masih marah, ya? Maafkan aku. Tapi aku tak bermaksud mengabaikanmu, kau tau?"

"Ya, ya, aku percaya kau. Sudahlah. Aku juga memaafkanmu, oke? Lagipula aku akan kembali ke Indonesia besok"

"Kenapa? Padahal aku ingin berjalan-jalan lagi denganmu"

"Kurasa berjalan-jalan yang akan kita lakukan kalau aku tetap tinggal, aku tak akan diabaikan lagi ya?", tanyaku dengan sarkas. Lalu aku tertawa kecil dan tersenyum miring.

"Kau masih marah, heh? Kupikir kau sudah memaafkanku. Ayo pesan makanan sekarang. Aku kan telah berjanji akan mentraktirmu makan siang"

"Eh? Baiklah"

"Maaf! Maaf! Aku terlambat datang karena macet, Olive! Maaf ya?", teriak seseorang di sampingku.

Aku berbalik.

"Kupikir kau tak akan datang. Kau selalu begitu, Ed"

"Ehm, maaf. Siapa dia, Olive?"

"Namanya Edward Smith. Dia sahabatku sejak senior high school. Dia juga adalah seorang dokter"

"Hi! Aku Edward Smith. Kau bisa memanggilku Ed", katanya sambil memjabat tanganku.

"Aku Cathrine Richardson. Panggil saja Katy"

"Boleh aku bergabung dengan kalian? Sebenarnya aku hanya ingin mengantarkan file ini untuk Olive. Tapi kurasa tak ada salahnya kalau aku makan siang disini sebelum kembali ke rumah sakit"

"Ofcourse. Tapi kau yang bayar, oke?", kata Olive yang seketika membuatku tertawa.

***

Akhirnya author update juga. Btw, itu yang jadi Edward bagusnya siapa ya?

Logan Lerman/Cody Simpson?

Di comment ya, kalau ga ada yg comment, Nash aja. Eh, kok jadi Nash sih ehee

See ya!

Katy's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang