E L E V E N

95 10 7
                                    

Didedikasikan untuk denaandini yang udah vote cerita ini terus. Btw makasih banget yaaa

KATY'S POV

Kring... Kring...

Kuraih handphoneku dan kumatikan alarmnya. Aku memang lebih sering menyalakan alarm di handphone daripada menggunakan jam kecil. Aku punya 2 hp hehe. Boros? Ya kata Mom. Pukul 06.00. Aku segera bersiap untuk sekolah hari ini. Kugenggam kunci mobilku erat lalu keluar dari kamar.

Sepi. Tumben. Biasanya rumahku terasa sangat ramai walau kami hanya bertiga. Maklum, kami kan tak bisa diam. Dad sangat sibuk sampai tak dapat pulang dari luar kota. Terdengar bunyi kompor dimatikan di dapur.

"Mom?"

Tak ada jawaban. Aku sangat takut jika seperti ini. Juga didukung dengan keadaan rumahku yang gelap karena lampu tengah dimatikan.

"Mom? Apakah itu Mom?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Apa yang terjadi di rumah ini? Aku memberanikan diri mengecek keadaan dapur. Aku berjalan sangat pelan tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Baru kali ini aku benar-benar takut.

Lalu tiba-tiba lampu menyala dan kurasakan sesuatu yang hangat di tanganku. Seseorang menggenggam tanganku. Oh, apalagi ini, God? Siapa dia? Aku menutup mataku. Aku juga takut jika yang menggenggam tanganku bukan manusia, tapi karena terasa hangat, kusimpulkan ini tangan manusia.

"Si-siapa kau?", tanyaku masih dengan mata tertutup.

"Buka matamu, Ty. Aku bukan hantu"

Kubuka mataku perlahan.

"Harry?"

Harry tersenyum padaku, lalu memutar mata. Dia terlihat tampan pagi ini dengan t-shirt hitam dan jeans. Wait, what? No no. Apa aku baru saja memujinya?

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aunt Jane belum pulang sejak pergi kemarin, kan?"

Aku mengangguk. Lalu memberi kode yang artinya kira-kira 'LALU?'

"Julio pergi tengah malam tadi untuk menjemput Uncle di Airport. Dia kasihan meninggalkanmu sendiri di rumah. Jadi dia menyuruhku menjagamu"

"Oh, thanks then. Lalu dimana Julio sekarang?"

"Anytime, Kat. Julio bilang dia menginap di hotel karena kelelahan tadi malam. Dan oh, ya, aku membuatkan bubur ayam untukmu. Kau suka kan?", kata Harry sambil menyodorkan semangkuk penuh bubur ayam.

"Woah, good boy! Kau sangat berbakat jadi chef, kenapa tidak alih pekerjaan saja?". Kupukul pelan lengannya.

Dia terdiam sebentar, lalu tertawa. Hei, aku kan hanya bertanya.

"Aku lebih suka dengan pekerjaanku sekarang"

Aku mulai memakan bubur itu. Enak sekali! Kenapa tidak setiap pagi saja dia datang dan membuat makanan untukku? *ditabok Harrys girls*

"Kau suka?"

"Ofcowws, Hawy"

"Habiskan dulu makanan di mulutmu"

Aku memutar mata.

"Huh, iya, iya. Aku senang kau disini. Kau tau tidak? Jantungku hampir copot karena kukira kau itu hantu atau yang lebih logis, kukira kau penjahat", kataku.

Dia mengacak rambutku lalu tertawa. Lesung pipinya astaga. Hey! Apa yang kau pikirkan, Kat?

"Aku juga senang menjagamu disini, Ty". Harry tersenyum.

Katy's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang