HARRY'S POV
Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Kuharap aku dapat sampai di airport tepat waktu. Sebelum pesawat yang dinaiki Katy berangkat.
Semoga pesawatnya belum berangkat, batinku dalam hati.
Saat aku sampai di airport, yang kudapat hanya kenyataan pahit bahwa pesawat menuju Indonesia itu telah berangkat.
Sakit memang, karena aku tak dapat mencegahnya pergi, juga karena aku baru menyadari perasaanku padanya saat dia sudah pergi.
-On the phone-
"Zayn, tolong beritahu yang lain. Aku tak bisa ikut checksound beberapa hari ini. Ada urusan mendadak. Kuharap kau mengerti. Oke? Thanks. Bye"
-Panggilan terputus-
Aku tak menunggu jawaban Zayn. Dia dan teman-temanku yang lain pasti akan mengerti.
Aku harus ke Indonesia
***
KATY'S POV
-On the phone-
"Where are you, Jul? Kau bilang kau akan menjemputku di airport"
"I'm sorry. Aku ada urusan, sister. Bagaimana kalau aku menelepon Mario (supir pribadi mom jane) untuk menjemputmu?"
"Tidak usah. Aku sudah menunggumu disini sangat lama. Aku sudah menunggu 3 jam! Kau membuatku menunggu seperti orang bodoh. I hate you, Jul! Bye"
-Panggilan terputus-
Aku benar-benar kesal pada Julio sekarang. Bisa-bisanya dia membuatku menunggu di airport dan dia hanya bilang "aku ada urusan". Hei, dia pikir aku ini apa?
"Katy?"
"Eh, kau Edward kan?", tanyaku padanya.
"Ya, aku Edward. Kau sedang apa disini?"
"Aku? Kembali ke rumahku, ofcourse"
"Kau tinggal di Indonesia?", tanyanya padaku.
"Ya. Aku hanya beberapa hari di London. Ada urusan. Kau?"
"Mom menyuruhku menemani adikku disini karena Momku akan pergi ke Australia"
Jadi orang tuanya juga tinggal di Indonesia?
"Orangtuamu tinggal di Indonesia?"
"Ya. Sebenarnya mereka ingin kembali ke London. Tapi adikku sulit bersosialisasi"
"Kau pasti kesepian tinggal sendirian disana"
"Yah, begitulah", jawabnya.
"Kau belum pulang?"
"Belum"
"Bagaimana kalau kau pulang bersamaku? Aku akan mengantarmu pulang"
Dia mengantarku pulang? Gentleman. Tak seperti Julio.
"Tak perlu. Aku tak ingin merepotkanmu. Aku bisa pulang naik taksi"
"Kau tak merepotkan. Kau tak takut pulang malam hari naik taksi sendirian?"
Kalau dipikir-pikir dia memang benar.
"Eh, baiklah. Thanks, Ed"
Skip
"Kau mau mampir?"
"Mm, kurasa tidak untuk sekarang. Lain kali aku pasti mengunjungimu. Bye, Kat!"
"Thanks! Be careful!"
Aku berjalan memasuki pekarangan rumahku. Aku sangat merindukan rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katy's Destiny
RandomAku berjalan menyusuri lorong-lorong toko buku untuk mencari novel baru. Ku dengar seseorang memanggilku, "Katy". Aku berbalik, ku temukan seseorang berambut keriting dan bermata hijau emerald berada di hadapanku