37

3.2K 309 19
                                    

Anyoeng yarobon....

Lama banget gak up aing. Akhirnya up juga hari ini. Banyak banget urusan sampai lupa kalau punya tanggungan.

Semoga kalian masih menantikan kelanjutan cerita ini. Beberapa part lagi bakal END kok, jadi aku akan tetap konsisten buat melanjutkan cerita ini sampai tuntas.

.
.
..

Karna Taehyung masih terlalu sibuk dengan para tamunya membuat Jungkook memilih pulang dengan diantar Bambam dan Wonwo.

Rasa capek baru saja ia rasakan, ditambah lagi tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh dengan perutnya. Serasa seperti kram.

Sepanjang perjalanan Jungkook hanya bisa mengerutu dalam hati. Bagaimana bisa ia melupakan kalau ia sedang hamil sekarang?

"Kook, masih sakit? Mau ke rumah sakit lebih dulu?" Tawar Wonwo.

Jungkook mengeleng, ia memperbaiki posisi menyandarnya dikursi mobil. Menghalu rasa kram dengan memejamkan mata.

"Kook, kalau sakit banget mending kita ke rumah sakit dulu nee. Aku takut lu kenapa-napa nanti." Bambam.

"I'am oke. Gak perlu sekhawatir itu." Jungkook.

Wonwo dan Bambam sama-sama diam. Mereka tidak lagi membujuk Jungkook. Tak lama kemudian, mobil mereka sudah sampai dimesion Jeon.

Jungkook dengan lesu melangkahkan kaki memasuki mension. Sebenarnya Wonwo dan Bambam sudah menawarkan diri untuk mengantar sampai dalam. Namun lagi-lagi, Jungkook menolak.

Alasannya, ia tidak ingin kedua sahabatnya tahu kalau dirinya saat ini sedang hamil. Bukan tidak ingin, hanya saja Jungkook masih belum berani dengan tanggapan mereka.

"Kookie pulang!" Ucap Jungkook dengan suara lemas.

Langkah Jungkook berhenti saat sampai diruang keluarga. Disana, keluarga Kim serta seluarganya berkumpul menatap kedatangannya.

Baekhyun menangkap wajah pias Jungkook, ia pun segera berdiri menghampiri Jungkook.

"Kamu kenapa sayang?" Baekhyun bertanya dengan nada khawatir. Paruh baya itu memapah Jungkook dan mendudukkannya disofa.

"Perut Kookie kram, Baekhy eomma." Lirih Jungkook.

"Astaga, yoeli cepat panggil dokter." Ucap Baekhyun dengan khawatir.

Sehun dengan cepat mengangkat Jungkook membawanya ke kamarnya agar putranya itu bisa istirahat dengan nyaman.

Mereka tidak meninggalkan kamar Jungkook barang sedetik pun.

Mereka semakin khawatir saat mendengar Jungkook mendesis kesakitan. Baekhyun terus saja mengusap lembut perut Jungkook berharap dapat mengurangi rasa sakit calon menantunya itu.

"Ini kenapa dokternya lama sekali." Begah Luhan tidak sabar.

"Sabar, eomma. Dokter masih dijalan. Sebentar lagi juga datang." Jimin.

Dan benar saja tak selang beberapa waktu, bibi Lee mengantarkan dokter kekamar tuan mudanya.

"Jinie." Chanyoel.

Mr. Rektor & flirtatious student Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang