33

4K 376 29
                                    

.
.
..

Jungkook terbangun dari tidur nyenyaknya saat merasakan perutnya yang mual. Ia dengan cepat berlari ke arah kamar mandi lalu memuntahkan isi perutnya.

Bukannya mendingan setelah muntah namun malah sebaliknya. Rasa mual itu kian terasa ditambah sekarang kepalanya pusing entah karna apa.

Hoekk

Hooeekkk

Tidur Taehyung terusik saat rungunya mendengar suara dari arah kamar mandi. Ia segera bangun dan mengeceknya.

"Baby, kamu kenapa?" Panik Taehyung.

Namja tampan itu memijit tengkuk Jungkook lembut saat sang empu masih setia memuntahkan isi perutnya.

"Daddyy...sakit." keluh Jungkook.

Hoekk

Hoeekkk

Hooeekk

"Kita ke kamar nee, daddy panggilkan dokter." Bujuk Taehyung dan diangguki oleh Jungkook.

Taehyung memapah Jungkook. Dengan perlahan ia membaringkan Jungkook ke ranjang.

Tangan kiri Taehyung meraih ponselnya untuk menghubungi Seokjin sedangkan tangan kanannya terus mengusap surai Jungkook.

"Hyung  ke penthouseku sekarang." Ucap Taehyung saat panggilan tersambung.

"Astaga, Taehyuuuung. Ini jam berapa? Kau menganggu tidur cantikku, sialan."

"Berhentilah mengumpat, cepat kemari. Kekasihku membutuhkan jasamu."

"Kekasih? Heii...buntae, kau..."

Tut

Sambungan langsung diputus secara sepihak oleh Taehyung. Jika tidak begitu, entah sampai kapan hyungnya itu akan mengoceh. Jika begitu, lalu kapan ia akan datang sedangkan Jungkook sekarang nampak pucat.

"Baby, sabar nee sayang. Jin hyung sebentar lagi datang." Ucapnya khawatir.

Taehyung terus mengusap surai Jungkook. Ia benar-benar dibuat khawatir oleh Jungkook. Padahal semalam ia masih baik-baik saja.

Jungkook memilih menutup mata untuk menghalu rasa pusing dikepalanya.

Mualnya masih ada namun sudah berkurang saat berada didekat Taehyung. Apalagi ketika mencium aroma dari tubuh namja itu. Entah kenapa aromanya membuatnya terlena.

Tak beberapa lama kemudian Taehyung mendengar bel. Ia segera beranjak untuk membukakan pintu.

Terpampanglah Seokjin setelah pintu terbuka. Tanpa babibu, Taehyung langsung saja menarik Seokjin menuju kamarnya.

"Astaga, Tae. Sabar kenapa. Kalau aku jatuh gimana." Omel Seokjin dengan menyamakan langkah kakinya dengan Taehyung agar tidak terjatuh.

"Tidak ada waktu hyung, kekasihku sedang sakit. Wajahnya pucat. Aku takut dia kenapa-napa."

Seokjin hanya bisa menghela nafas panjang. Percuma jika ia mengomel, hanya akan membuang tenaga.

Mr. Rektor & flirtatious student Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang