Ada satu alasan yang memulai hubungan diantara Zetra dan Kanala.
Keluarga.
Keduanya sama-sama membenci keluarga mereka.
Kanala membenci keluarganya yang mencari nafkah hidup dengan cara menipu.
Zetra membenci keluarganya yang mencari uang dengan ketenaran dan wajah.
Mereka sedikit demi sedikit mulai terbuka satu sama lain karena alasan keluarga ini, perlahan-lahan mereka mulai saling memahami dan perlahan-lahan juga rasa ingin memiliki satu sama lain mulai tumbuh.
Rasa benci berubah menjadi penasaran.
Mereka saling melengkapi.
Meskipun hubungan mereka tidak berjalan mulus karena ada beberapa halangan keduanya tetap berhubungan.
Benar-benar cinta sejati.
"Cinta sejati tai si Mixed." umpat Zetra setelah mendengar perkataan Safir.
"Mixed siapa?"
"Ada kucing baru gue."
"Kucing? Gue juga punya kucing, mau lihat? Warnanya Oren."
"Eh, mana coba lihat dong?"
Safir menatap dua orang dihadapannya dengan tajam, pulpen ditangannya hampir saja terbang melihat Zetra yang sedang berduaan dengan seorang gadis. Awalnya Safir duduk sendiri, lalu Zetra datang dan dia memanggil seorang gadis dengan sok akrab dan menyuruhnya untuk duduk bersamanya.
Sejak tadi Zetra sedang bertanya tentang dirinya pada gadis ini.
Dia adalah Ilna, gadis tukang gosip dan gibah, dia memiliki akun lambe turah sekolah.
Safir tidak tahu apa tujuan Zetra, tapi sejak tadi laki-laki itu bertanya pada Ilna tentang pendapat orang lain terhadap dirinya dan Kanala.
"Tapi kenapa kalian engga sama-sama lagi?" tanya Ilna sembari menunjuk foto kucingnya.
Zetra menopang dagu, dia menatap Safir yang sedang sibuk mencatat. "Lo kan tahu gue amnesia, gue engga ingat pernah berhubungan sama Kanala." Dia tersenyum miring melihat Safir yang tiba-tiba mengigit bibir bawahnya. "Sekarang dikepala gue cuma terisi dia." ujarnya santai.
Wajah Ilna memerah malu ketika mendengarnya. "Jadi sekarang lo suka Safir?"
"Oy." Safir mendesis tajam.
Zetra tertawa kecil. "Iya, terus gue mau nanyak nih, apa pendapat orang-orang tentang gue dan Ame?"
"Gila, ada panggilan khususnya." Ilna tersenyum menggoda pada Safir. "Cieee Safir perasaannya terbalaskan dong."
Safir menatap gadis itu tajam.
Ilna nyengir, ugh terkadang tatapan gadis itu lebih mengerikan daripada laki-laki disampingnya.
"Jadi selama ini Safir suka gue?" tanya Zetra usil.
Ilna tertawa tidak enak. "Zetra engga baik loh gosipin orang di hadapan kita."
"Gak apa-apa, lebih enak gosipin langsung daripada dibelakang." sindir Zetra.
Ilna tertawa kecil, sialan dia kenak sindir sama cowok.
Safir hanya diam, ia sedang sibuk mencatat tugas Biologi, bagi seorang Safir yang sejak dulu berteman dengan Zetra terkadang dia meniru gaya hidup laki-laki itu, Zetra itu disiplin, tegas, dan jujur. Dia akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin, ketika jam kosong atau istirahat buku dan pulpen tidak akan lepas dari tangannya.
Dibanding Zetra yang sekarang.
Safir menatapnya aneh.
Zetra yang sekarang tidak lagi membawa buku, ditangannya hanya ada ponsel, rokok, dan Vape.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ame (The End)
Teen Fiction~Don't copy my story if you have brain~ Namanya Marko, hidupnya biasa aja, tampangnya juga biasa aja, dan setelah ia memasuki novel buatan adiknya kedua hal di atas menjadi sesuatu yang luar biasa. Safir Amethyst dia adalah salah satu tokoh pendukun...