Mita terdiam di tempatnya, dia menatap Marko yang terlihat sangat hancur dan berusaha untuk mencerna semua ceritanya dengan kepala dingin.
Terlalu mustahil.
Sangat mustahil.
Bagaimana bisa Marko memasuki novel buatannya, mengubah alur cerita dan berakhir bersama Safir.
Itu tidak bisa dipercaya akal sehatnya.
Tapi....
Mata Mita yang tajam melembut, membuka mulutnya sedikit dan ingin mengatakan sesuatu, namun kembali menutup mulutnya melihat keadaan Marko.
Dia memang tidak mengalaminya, namun melihat kondisi kakak laki-lakinya itu Mita menjadi cukup yakin kalau apa yang Marko sampaikan adalah kenyataan.
Dia tidak mungkin terlihat seperti itu jika semuanya hanyalah mimpi belaka.
Jika itu memang mimpi, tidak mungkin kejadian bisa sedetail itu.
Marko kakaknya benar-benar memasuki dunia novel buatannya sendiri.
Akal sehatnya tidak bisa mempercayainya, tapi cerita itu terlalu detail untuk dianggap sebagai bunga tidur.
"Maaf..." lirih Mita, dia merasa sangat bersalah sekarang.
Marko menatap adiknya itu, dia tertawa geli, nasibnya benar-benar sangat menyedihkan. "Engga ada gunanya, keluar, gue mau sendirian."
Mita mengangguk mengerti, dia berjalan mundur dan keluar dari kamar Marko.
Dia tidak menyangka sesuatu yang seperti itu baru saja terjadi pada kakaknya, mustahil, sangat mustahil.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Marko terlihat sangat terluka.
Mita tidak tahu harus apa.
Bagaimana cara dia menjelaskan ini pada kedua orang tuanya?
"Gue tahu lo sedih, tapi tolong jangan buat Mama sama Papa khawatir." ujar Mita. "Mereka terlalu tua untuk ngurusin lo." Dia pergi.
Marko terdiam mendengar hal itu, matanya merunduk sedih.
Benar juga.
Dia hampir lupa siapa orang tuanya yang sebenarnya.
Tapi....tapi.....
Ini terlalu sakit.
Marko tidak memiliki alasan untuk bangkit.
Di kepalanya hanya ada wajah gadis itu, amarahnya, senyumannya, suaranya, gerak tubuhnya, mimik wajahnya, bibirnya, aromanya, semua indra di tubuhnya masih memiliki bekas gadis itu.
Astaga, apakah dia benar-benar tidak bisa kembali lagi?
Dia ingin kembali, Marko ingin kembali ke dunia itu.
Bukan untuk kekayaan, bukan untuk kehidupan yang menyenangkan, hanya untuk gadisnya.
Izinkan dia melihat keadaan gadis itu untuk terkahir kalinya.
Izinkan dia melihat senyumannya sekali lagi.
Izinkan dia mendengar suara dan tawanya sekali lagi.
Izinkan dia merasakan sentuhnya sekali lagi.
Izinkan dia mencium aromanya sekali lagi.
Sangat tidak adil!
Mereka baru saja bahagia, dan langsung dipisahkan?!
Kalau begitu sejak awal harusnya tidak usah mempertemukan mereka?!
Tidak udah membawanya untuk memasuki dunia novel adiknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ame (The End)
Teen Fiction~Don't copy my story if you have brain~ Namanya Marko, hidupnya biasa aja, tampangnya juga biasa aja, dan setelah ia memasuki novel buatan adiknya kedua hal di atas menjadi sesuatu yang luar biasa. Safir Amethyst dia adalah salah satu tokoh pendukun...