Ame 22 : Crazy

2.9K 494 58
                                    

Cavier memberikan kunci motornya pada Zetra.

"Hahaha!" Zetra tertawa senang dan segera menghampiri motor laki-laki itu. "Beneran buat gue ini? Gak lo minta lagi kan?" Dia memeluk motor itu dengan erat.

Cavier mendengus kesal, ia masih belum menerima kekalahannya. "Kagak anjing!" Dia marah tanpa alasan.

"Loh kok lo marah njing?" balas Zetra, tindakan itu mengejutkan beberapa anak buah Cavier, yah dia dan geng motornya datang kesini untuk menonton pertandingan ini.

"Njing? Lo barusan bilang gue anjing?" Dahi Cavier mengeras, kedua tangannya mengepal erat, dan matanya melotot pada Zetra.

"Iya kenapa? Lo bilang gue anjing terus gue engga boleh bilang lo anjing? Lo cewek ya? Ngatai orang bisa dikatai balik engga bisa." Wajah Zetra terlihat sangat menyebalkan ketika mengatakannya.

"Bangsat!" Cavier menarik kaos Zetra. "Lo mau mati?"

Zetra tersenyum miring. "Apa? Mau berantem?"

Cavier langsung melayangkan tinjunya.

Zetra membalas.

Lalu keduanya mulai berkelahi.

"Jangan berantem, Zetra! Cavier!" seru Kanala.

Keduanya tidak peduli dan terus berkelahi.

Banyak kata-kata mutiara dan penuh cinta keluar dari bibir mereka.

Safir menatap perkelahian itu dengan ngeri, dia bingung sendiri, kenapa mereka bisa berkelahi? Bukanya tadi baik-baik saja? Hanya karena ngomong anjing, mereka saling berkelahi.

Padahal anjing kan hewan, lucu juga, kenapa harus marah.

Zetra mundur, nafasnya memburu, dia tersenyum miring pada Cavier. "Sialan, sakit bangsat."

Cavier juga kesulitan bernafas, ini pertama kalinya ada seseorang yang mampu menahan kekuatannya, meksipun dia kurus, laki-laki itu lincah, kuat, dan gesit.

Zetra mengusap mulutnya, dia menatap Cavier. "Berhenti, gue nyerah, capek njir."

Cavier mengangguk setuju, dia juga capek.

Keduanya langsung roboh di tanah, mereka berbaring telentang.

Cavier segera dikerumuni anggota geng motornya, mereka membantu laki-laki itu.

Safir mendekati Zetra, dia menatapnya. "Lo gak apa-apa?"

Zetra tertawa kecil. "Ame lo cantik banget dari bawah sini."

Safir menendang lengannya.

"Ah..." Zetra mendesah.

"Oy!" seru Safir.

"Sakit Ame, jangan sentuh dulu."

Safir berjongkok di sampingnya. "Salah sendiri, nyari perkara."

"Yah namanya juga cowok, berantam mah jadi makanan sehari-hari." Dia bahkan pernah ikut demo dulu dan berantam dengan polisi hahaha, melawan anak SMA adalah urusan kecil.

"Terus gimana motornya? Lo masih bisa bawa?"

Zetra terduduk. "Oh iya, lupa." Dia menatap Safir. "Lo bisa naik motor?"

Safir menggelengkan kepalanya. "Gue engga tahu caranya."

"Nanti gue ajarin." tegas Zetra, dia bangkit dan membawa Safir untuk menjauhi kerumunan. "Wait, gue hubungi si Arthur dulu."

Setelah Arthur datang dia membawa motor Zetra pergi.

"Ame ayo naik motor baru." Zetra memainkan kunci motor barunya.

My Ame (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang