Zetra menatap Safir yang sedang bermain-main dengan Mixed. Gadis itu terlihat bahagia bahkan ia sering tersenyum dan tertawa bersama kucing belang tiga itu, Safir itu orangnya tertutup dia tidak akan menyambut orang asing dengan ramah, jika ada seseorang yang mendekati atau menyapanya ia akan menatap mereka penuh kecurigaan.
Sangat sulit untuk membuka hati gadis itu.
Zetra menjadi laki-laki yang Safir sukai juga karena laki-laki itu adalah teman masa kecilnya, jika mereka kenalnya di SMA engga mungkin Safir menyukainya.
"Status gue lebih rendah dari kucing!" seru laki-laki itu.
Safir meliriknya tajam, weekend lagi dan lagi laki-laki itu menganggu ketenangannya.
"Belajar sana! Bentar lagi ada UTS, Zetra itu selalu juara 1 di semua ujian."
Laki-laki itu menjulurkan lidahnya mengejek. "Nanti juga kok, juara 1 dari belakang, hahaha." Dia tertawa miris.
Dia sudah tidak ingat lagi materi apa yang dipelajari ketika SMA, lagian untuk apa belajar? Kalau ini memang selamanya akan tinggal di dunia ini nikmati aja kekayaan keluarganya.
"Lo gak punya tujuan masa depan?" tanya Safir.
Zetra terdiam, dia menatap langit biru cerah di siang hari, panas banget hari ini untung rumah Safir dekat jadi dia bisa datang hanya dengan menggunakan celana pendek dan kaos oblong. "Punya."
Satu-satunya cita-cita yang mungkin bisa terwujud sekarang.
"Apa?" tanya Safir.
Zetra menyeringai. "YouTuber."
Safir melempar laki-laki itu dengan makanan kering milik Mixed.
"Beneran loh!" seru Zetra. "Gue udah beli perlengkapannya, sekarang kan gue kaya, ganteng, keren, skill main game juga ada, gue bakalan jadi Miawaug dan Windah Basudara kedua!" serunya.
"Mereka siapa?" tanya Safir.
Zetra menatapnya kaget. "Lo engga kenal Miawaug sama Bang Windah?"
Safir menggelengkan kepalanya. "Mereka pengusaha? Politik? Bisnis? Motivator? Penulis?"
Zetra menatap gadis itu aneh. "Ame, lo mainnya kurang jauh deh."
Safir bersiap-siap akan melempar makanan Mixed lagi.
"Tunggu!" Zetra melindungi dirinya. "Cari aja di YouTube, mereka YouTuber game terkenal."
Safir menghentikan gerakannya. "Ah malas." Dia duduk di samping Zetra. "Btw kemarin lo sama Kanala ngobrolin apa?"
Zetra tersenyum usil, matanya berkilat licik. "Lo penasaran?"
Safir mengangguk.
"Eh?" Laki-laki itu sedikit terkejut, tumben engga kepancing emosinya. "Jujur amat Mbak, biasanya juga masa bodoh."
Gadis itu menatapnya datar.
Zetra terdiam.
Ah, dia lupa kalau Safir akan berubah 180° hanya karena seorang Zetra.
Laki-laki itu merenggut kesal, dia sedikit iri.
"Dia cuma minta maaf dan jelasin kalau perasaannya tulus." ujarnya.
"Terus?"
"Dia minta gue jadi pacarnya."
Wajah Safir berubah pias, bibinya terbuka kecil dan matanya seketika kehilangan binar nya. "Lo terima?" jantungnya berdebar kencang, menunggu jawaban laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ame (The End)
Teen Fiction~Don't copy my story if you have brain~ Namanya Marko, hidupnya biasa aja, tampangnya juga biasa aja, dan setelah ia memasuki novel buatan adiknya kedua hal di atas menjadi sesuatu yang luar biasa. Safir Amethyst dia adalah salah satu tokoh pendukun...