sekolah bareng

192 22 1
                                    



suasana saat ini di cafe sangat canggung. bagaimana tidak canggung? hyunjin tiba tiba meminta ikut dan seenak jidat masuk ke dalam mobil jay di kursi depan dan membiarkan jisung berada di kursi belakang sendirian membuat jay mendelik tak suka.

"kalian mau ngomongin apa? kok diem aja dari tadi dah?" tanya hyunjin heran karna kedua orang yang bersama nya diam membisu tanpa herniat membuka obrolan sedikit pun.

oh ayolah kenapa hyunjin ngga peka sama sekali, justru karna ada dia jadi tidak ada yang berani membuka suara, dia itu tidak diundang. kedua pemuda itu hanya membuang wajah nya ke segala arah.

"sung mau main ngga? jake nungguin lo di rumah katanya mau nonton lagi?" ucap jay memecah keheningan.

"o-oh iya? nanti gue kesa-"

"ikut dong, masa iya cogan ditinggal sendirian di rumah"

"ngga. sadar ngga sih lo hyun, lo itu ngga di undang sama kita" ucap jay jengah.

"jay! jangan gitu sama hyunjin" peringat jisung, ia takut ada pertikaian nanti.

hyunjin mengepalkan tangannya lalu segera berdiri dan berlalu dari sana meninggalkan jisung yang panik dengan tergesa meninggalkan jay disana menatap mereka dengan raut tak terbaca.

"hyunjinn tunggu" teriak jisung di halaman depan rumah hyunjin.

kini mereka sudah sampai di rumah hyunjin kalau tidak jisung segera menaiki bus dan mengejar hyunjin.

hyunjin berhenti secara otomatis jisung menabrak punggung tegap hyunjin dari belakang membuat ia meringis pelan sambil mengusap jidat nya yanh sedikit sakit.

"hyunjin.. maafin perkataan jay ya? dia emang suka asal cerocos kal-mphh" suara jisung tertahan, mata nya membola lebar terkejut. hyunjin? menciumnya? di bibir?

kedua tangan jisung berusaha mendorong bahu hyunjin tetapi hyunjin malah menarik pinggang jisung mendekat dan menarik tengkuk jisung guna memperdalam ciuman mereka.

"emhh hyunh lepas.." lirih jisung kehabisan nafas.

hyunjin melepas tautan bibir mereka dan menatap jisung yang sedang meraup oksigen sebanyak mungkin, jangan lupa wajahnya yang memerah itu terlihat sangat menggoda bagi hyunjin.

jisung hanya bisa menunduk sembari menetralkan deru nafasnya dan tangannya yang bertumpu pada bahu hyunjin karena kaki nya mudah sekali lemas kalau sudah begini.

hyunjin gemas dengan jisung lalu menarik jisung ke dekapannya dan membenamkan wajahnya di leher putih mulus jisung, hyunjin juga mengecup tengkuk jisung lembut membuat jisung bergidik.

"maaf sungie" lirih hyunjin kembali memberikan banyak kecupan kupu kupu di leher jisung.

"n-ngga apa apa hyun. lepas hyun gue mau masuk dulu" ucap jisung.

tanpa di sangka hyunjin tiba tiba menggendong jisung ala bridal style membuat jisung terkesiap dan segera mengalungkan tangannya di leher hyunjin.

"h-hyun turunin, gue bisa jalan sendiri" cicit jisung.

tapi hyunjin tidak memperdulikan itu, ia malah berjalan dan membawa jisung masuk ke dalam rumah dan menidurkan jisung di ranjang milik pemuda manis itu.

hyunjin merebahkan tubuhnya di samping tubuh jisung dan segera memeluk pemuda manis itu membuat nafas jisung tercekat, nafas hyunjin terasa di leher nya.

"tidur aja ji" bisik hyunjin.

jisung pasrah, ia segera menyamakan tubuhnya pada pelukan hyunjin, tubuhnya ia turunkan dan segera mendekat ke pelukan hyunjin lalu membenamkan wajahnya pada dada bidang hyunjin membuat hyunjin tersenyum tipis karna tingkah menggemaskan jisung.

BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang