misi

156 19 0
                                    


angin berembus menerpa wajah manis jisung saat ini. jisung sedang berjalan kaki di antara pasir pasir halus milik sang penguasa lautan. kenapa rasanya semenenangkan ini? kenapa jisung baru sadar hawa matahari tenggelam di pantai itu hal yang menakjubkan?

"ash siapa sih" gerutu jisung karena dorongan dari belakang tubuhnya hampir membuatnya oleng ke depan.

"...kak?" heran jisung.

"kak chan ngapain disini? bukannya..?" bingung jisung.

iya. han jisung bertemu dengan kakaknya yaitu bangchan sedang bersama seseorang.

"felix?" tanya jisung memastikan.

"maksud kalian apa?" tanya jisung lagi. begitu banyak pertanyaan di benaknya.

"bukannya kakak di luar kota? lalu tiba tiba disini hanya mau bertemu dengan felix?"

chan bingung mencari alasan begitupula felix karna ini pertama kalinya chan kepergok seperti ini dihadapan adiknya.

"apa jisung ga kangen kakak? sini peluk dulu" jawab bangchan mengalihkan topik membuat jisung menatapnya tak percaya, bangchan ga pernah mengalihkan topik dari perbincaraan apapun bersamanya.

tetapi jisung dengan kaku memeluk kakaknya itu, pandangannya teralihkan kepada felix di sebelah chan, tapi jisung segera memejamkan matanya guna merasakan pelukan hangat sang kakak yang ia rindukan.

bangchan mengelus surai halus jisung guna menenangkan si manis yang ada di pelukannya, selang beberapa menit bangchan pun melepas pelukan itu sedikit menekuk lututnya dan menatap mata si manis

"kakak akan pergi lagi.. gapapa kan pulang sama felix dulu?" tanya bangchan.

"kakak mau pergi lagi? jadi ga bener bener balik sekarang?" sedih jisung.

jisung rindu kedua saudaranya, entahlah tapi ia merasa aman saat kedua saudaranya ada di sisinya. rasanya seperti tidak akan ada yang berani melukainya barang segores pun, dan ia nyaman.

"beberapa minggu lagi, kakak akan pulang oke? jangan cemberut gitu dong ntar di culik om om tau rasa nih" gurau bangchan sembari mencubit hidung mungil jisung hingga hampir memerah karena menahan tangis juga.

——————

"ji?" panggil felix.

hari hampir gelap, saat ini felix dan jisung sedang berjalan pulang tentunya dengan keadaan awkward yang kentara sekali. mereka memang kenal di sekolah tetapi mereka tidak sedekat itu.

"iya?" jawab jisung kaku.

"mau makan dulu sebentar?" tawar felix.

"boleh, mau makan dimana?" tanya jisung.

"ayo ikut"

dengan riang tangan felix menarik pergelangan tangan jisung membuat jisung tersentak sedikit kaget karena larian felix yang sedikit tidak sabaran.

mereka saat ini sedang menikmati makanan mereka dengan suasanya yang sunyi, oh ayolah mereka tidak sedekat itu untuk saling berkomunikasi satu sama lain. tapi entah kenapa rasanya seperti janggal bagi jisung, ini daerah yang tidak di ketahuinya! kenapa felix membawanya kesini?

"tunggu lix- kita mau kemana?" tanya jisung sehabis dari toko makan tersebut berusaha menghentikan pergerakan felix yang terlalu tergesa gesa itu.

"diem dulu ji, kita mau ke rumah gue"

suara berat felix membuat bulu jisung meremang, jadi dia memutuskan untuk mengikuti langkah felix ini dengan kaki mungilnya.

tibalah jisung di rumah yang tampak asing baginya ini, ntahlah rasanya hawanya kurang enak dirasa oleh jisung. seperti akan terjadi sesuatu? jisung pun tidak pasti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang