aneh

192 25 1
                                    




dua hari berlalu, dan selama itu pula jisung tidak menampakkan tanda tanda akan membully atau menghina sang mangsa, lee minho. kakak-kakaknya jisung pun kebingungan melihat jisung seperti tengah berkutat dengan isi otaknya, selalu saja melamun tiap saat diajak berbicara.

"kenapa sung? lagi banyak pikiran ya?" tanya bangchan, kakak jisung.

"ngga kok" sahutnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv yang ia tonton tetapi mata nya seakan akan menerawang kemana mana.

"bohong. sini cerita ada apa?"

bangchan mendekat dan menurunkan pantat nya di sofa sedikit jauh dari tempat duduk jisung, menarik kepala jisung lembut menyuruhnya merebahkan kepala nya di paha bangchan dan ia pun menurut lalu mulai memejamkan mata nya merasakan elusan lembut tangan kakaknya di surai halus nya.

"kak" panggilnya.

"hm? ada apa?"

jisung membuka matanya dan menatap kakaknya yang sedang menatap dirinya dengan tatapan teduh, sungguh mata yang menenangkan, pikirnya.

"carikan aku perempuan kak" celetuknya tiba tiba.

celetukan itu sukses membuat bangchan menahan tawanya yang kapan saja bisa meledak, tangannya senantiasa mengelus surai adiknya sayang.

"kok malah ketawa si kakk?!!" marahnya tidak terima.

"fokus belajar dulu jisungie, kenapa harus buru buru pacarannya lagian sungie lucu mana ada perempuan yang mau, yang ada mereka bakal iri karna cantikan adiknya kakak ini " nasehat yang lebih tua.

"KAKAK!! JIJI GANTENG AH!" teriaknya frustasi.

berakhir jisung yang terus memukul kakaknya menggunakan bantal sofa yang ada disana, sungguh duo siblings yang gemas.

—————

tak sampai di sana, di sekolah pun jisung selalu melamun sampai sampai sahabatnya bingung dengan tingkah teman mungilnya ini. tapi mereka tak ingin bertanya sebab jisung lebih suka mencari timing yang tepat maka ia akan bercerita tentang apa yang ia pikirkan.

"jay" panggil jisung.

kan, dia udah mulai mengutarakan pikirannya saat ini.

"apa?"

"gue lucu kah?" tanya nya serius sembari menatap jay yang lagi sibuk dengan gawai nya, jay mengalihkan tatapannya ke yang lebih mungil sekian lama saling menatap akhirnya jay suaranya.

"banget." katanya serius membuat jisung mulai kembali melamun sebelum-

"banget jeleknya, tupai gendut gini mana ada lucu lucunya ahahahha" tawanya menggelegar membuat jisung menatapnya suram.

"JAYY!!! AWAS YA LO!"

bahkan setelah bangchan sekarang jay menjadi sasaran bantal sofa yang ia sedang pegang, jika kalian bertanya mereka sedang ada dimana jawabannya adalah rumah jay, jisung bosan dan tidak tau mau kemana lalu berakhir ia memilih berlabuh ke rumah sahabatnya itu.

—————

saat di sekolah, jisung terus menempeli temannya lagi satu yaitu jake, tangan jake terus ia peluk sambil menatap sinis pada temannya satu lagi, jay.

"sung kenapa nempel terus kaya tali putri" tanya jake bingung.

"ssttt diem! cepet jalan, kita jauhin aja si jay biar dia kesepian" sahutnya senantiasa memeluk tangan jake lalu menarik tangan jake menjauh.

jisung tidak benar benar marah, dia hanya kesal dengan yang kemarin sehabis acara pukul pukulan kemarin pun jisung langsung minggat dari sana dengan perasaan kesal bukan main setelah di ejek berkali kali lagi setelah itu hinggalah kekesalannya sampai pada saat ini.

BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang