.
"Selamat menikmati waktu kalian. Jangan lupa belajar. Semoga kita beruntung!"
Jennie tidak terlalu percaya dengan apa yang didengarnya beberapa menit itu. Tapi, terbersit rasa bangga dan lega dalam hatinya ketika Jisoo mengakhiri siarannya dengan kategori yang sangat baik. Meskipun, masih ada kekurangan kecil yang dapat ditolerir dan diperbaiki di masa depan.
Jennie tersenyum kecil saat menutup bukunya yang sebetulnya hanya pura-pura ia baca. Ia tidak berfokus pada buku itu, tapi ia fokus pada suara Jisoo dibalik pengeras suara. Setelah bunyi panjang tanda siaran berakhir, Jennie pun bangkit dan berniat menghampiri Jisoo.
Namun, suara pintu terbuka, menghentikan langkahnya. Ia bergegas berbalik dan wajah kagetnya terbit bersamaan dengan didapatinya tiga orang perempuan yang melayangkan tatapan kebencian yang sama tingkatnya. Percayalah, Jennie sedikit dibuat takut oleh kehadiran mereka bertiga.
"Kalian ngapain?"
"Lo bilang urusan kita, belum selesai, 'kan?" Jawab seorang yang paling tinggi di sana.
Jennie memberikan senyum remehnya. Ia menoleh kecil ke pintu ruang siaran. Ia teringat kalau masih ada Jisoo di sana.
"Payah. Beraninya keroyokan." Remeh Jennie, sembari ia berbalik lagi dan berjalan menuju pintu ruang siaran.
Yang tidak diketahuinya adalah kedua orang lainnya yang membawa kantongan plastik. Entah berisi apa.
"Lo boleh panggil teman lo itu." Ucap si gadis jangkung. "2 lawan 3, cukup adil kan?"
Cklik!
"Gue sendiri juga cukup kali lawan 3 pengecut kayak lo lo pada." Jennie kini berbalik lagi dan menatap lurus dan tajam pada gadis jangkung itu.
Jennie lebih paham seluk-beluk ruangan itu. Karena kebenciannya terhadap orang-orang sok pahlawan macam Jisoo, Jennie tidak ragu untuk mengunci gadis itu dalam ruang siaran. Rekor terbaiknya melawan tukang rundung di sekolah ini adalah 5 orang. Dan, itu juga ia hanya berakhir dengan memar kecil di sudut bibirnya.
3 orang? Tidak masalah baginya.
Sebelum kedua orang dengan tentengannya itu bertindak, gadis jangkung tak lain dan tak bukan adalah Sooyoung, maju terlebih dahulu.
"Lo itu gak pernah kapok 'kan?" Sooyoung bertanya sinis. "Mau sampai kapan lo kayak gini? Padahal kalau lo berhenti macam-macam, kita juga berhenti macam-macam."
Jennie menunjukkan seringainya yang justru membangkitkan rasa kesal dalam hati Sooyoung. "Jadi, kalian semua udah mulai nyerah? Cupu!"
"Bangsat lo!"
Plak!
Sebuah tamparan keras, melayang menuju pipi Jennie. Ia sempat mendengar suara dengung pendek sebelum kesadarannya penuh kembali. Ia cukup terkejut dengan kekuatan itu.
"Lo yang cupu, bangsat! Urusan lo itu sama gue! Bukan adik gue!"
Jennie menunjukkan wajah bingungnya. Ia lebih terkejut akan perkataan itu. Maksudnya apa?
"Gak usah sok kaget deh lo!" Teriak Sooyoung tepat di depan wajah Jennie. "Lo kan yang ngebuat adik gue pulang dengan noda-noda itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
DERN [ JENSOO ]
RomanceKim Jennie adalah cucu dari seorang konglomerat kaya raya yang akan mencalonkan diri sebagai presiden. Sejujurnya, ia tidak peduli dengan hal tersebut. Namun, berada dalam radius yang terdampak akan pencalonan tersebut, membuat Jennie ikut terseret...