[ 11 ]

400 56 11
                                    

"Jennie!"

Tanpa pikir panjang, Jisoo berjalan menghampiri Jennie sembari melepas seragam sekolahnya. Ia langsung mengalungkan pakaiannya itu di tubuh Jennie. "Kamu gak papa? Kok bisa begini?" Jennie yang tak langsung menjawab, membuat Jisoo menoleh, dan mendapati Doyeon dan beberapa temannya sedang menatap remeh ke arah mereka.

"Kamu ya?" Jisoo berteriak dengan sedikit tertahan. Ia cukup kaget dengan apa yang dipegang Doyeon sekarang. Tak hanya Jisoo, Seulgi juga sama kagetnya dengan berteriak keras. "Lo ngapain?!"

Sekilas, untuk Doyeon, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Seulgi, si kutu buku cupu, dan Jisoo, si anak baru yang bisa apa. Gadis itu hanya tertawa bersama teman-temannya. Merasa sudah menang karena Jennie diam saja, tak melawan sama sekali. Namun, sepertinya, karena tidak mengetahui anak baru itu bisa apa, ia pun kecolongan.

Mungkin saat ia sedang tertawa seraya memutar gunting di udara, saat itulah ia tak mengerti apa yang terjadi. Yang ia sadari kala itu adalah ia sudah tak lagi memegang gunting.

"Woi!"

Sekarang, Jisoo sudah menggenggam gunting yang baru saja direbutnya dari tangan Doyeon. Gadis itu meniup sehelai kecil rambutnya yang berada di dahi untuk merilis rasa kesalnya, sebelum ia memandang tajam ke arah Doyeon. "Kamu yang gunting 'kan?"

Berbalas senyum saling meremehkan, Doyeon tanpa rasa takut, menganggukkan kepalanya. "Kenapa? Lo mau ngebela? Lo mau jadi-"

Sret!

Perkataannya menggantung karena tanpa ada yang bisa menduga, gunting tersebut dengan cepat melesat di samping wajahnya. Matanya sedikit bisa menangkap apa yang terjadi. Yang ia pahami adalah rasa perih kecil yang sepertinya merupakan goresan di telinganya. Rambutnya sedikit berantakan kala itu karena lesatan benda tajam itu.

"Jisoo!" Jennie kontan berteriak sambil menutup mulutnya. Ia terkesiap, begitu juga dengan sekelilingnya. Tidak ada yang pernah menyangka kalau hal itu akan mereka saksikan.

"Sekali lagi kamu mengganggunya, aku tidak akan segan membuat lemparan itu meleset. Ingat baik-baik itu!" Ancaman itu benar-benar terdengar seperti sesuatu yang menakutkan di telinga Doyeon. Kalau lemparan ini adalah akurat dan jika meleset, maka...

Doyeon berdecih, tapi tubuhnya tidak bisa menolak kalau ia sendiri bereaksi akan ucapan Jisoo. Sembari memegang luka kecil yang ia raba di telinganya, Doyeon terus membalas tatapan tajam Jisoo. Namun, tidak lama hal itu berlangsung karena ia lalu bergegas berjalan bersama teman-temannya menjauhi kerumunan.

Bersamaan dengan itu, Jisoo meluruhkan bahunya dan segera menampar dirinya sendiri. Ia terus merutuk dalam hati kalau kelakuannya tadi bisa balik menyerang dirinya. Ia sendiri tidak menyangka kalau lemparannya itu bisa setipis itu mengenai Doyeon. Padahal, niatnya untuk melempar lebih lebar lagi. Misalkan saja kalau Doyeon mengganggu Jennie lagi dan Jisoo terpaksa melakukan hal yang sama, ia pun tidak yakin kalau ia bisa membuat lemparan setipis tadi.

"Lo hebat banget!" Teriak Seulgi sambil menghampiri Jisoo yang sekarang sudah menunduk. "Sat set! Tanpa basa-basi! Set! Wush! Untung cuman kena rambut."

Jisoo mengangkat wajahnya, menatap kesal Seulgi. "Itu kena telinga tahu."

"Apa?!"

"Berisik."

Jisoo pun berbalik untuk melihat keadaan Jennie. Seragamnya masih membungkus tubuh bagian atas gadis itu. Menutupi seragamnya yang sudah compang-camping akibat digunting Doyeon. Tanpa dijelaskan pun, Jisoo mengerti apa yang sedang terjadi tadi. Kerumunan di sekelilingnya tidak bubar begitu saja. Jennie pelan-pelan mendongak untuk menyamakan pandangan dengan Jisoo. Di sudut matanya, ia berusaha mencari tahu bagaimana kondisi Jisoo. Ia sedikit khawatir dan dengan jantung berdegup, perasaannya membuncah. Perasaan, entah seperti senang karena ada orang yang bersedia membelanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DERN [ JENSOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang