Last chapter

255 33 15
                                    

Seorang wanita lengkap dengan gaun pernikahan sedang berada di depan meja rias dengan perasaan yang sangat gugup, waktu pernikahannya sebentar lagi, namun kegugupannya tak kunjung mereda.

Bae Joohyun, gadis mungil berparas ayu itu beralih menatap sang kakak dengan tatapan gugupnya.

"Kenapa liatin gue begitu? Gue belum nikah jadi ga akan ngerti masalah Lo." Sahut sang kakak yang sukses membuat Joohyun cemberut.

"Aku gugup kak." Keluh Joohyun.

"Oh gugup? Atau mau kita cancel aja acaranya sampai gugup Lo ilang?"

"Nggak lah, perjalanan buat nikah aja ga gampang, seenaknya aja kakak nyuruh cancel." Keluh Joohyun

Joohee terkekeh geli, iya merangkul pundak sang adik, "Udah, lagian apa yang mesti digugupin sih? Yang dateng juga orang-orang terdekat kita aja."

"Iyaa, tapi kan bentar lagi aku bakalan jadi istri orang..." Ucap Joohyun sembari tersipu malu.

Joohee menggelengkan kepalanya pelan, "Udah yuk, semuanya udah pada nungguin."

Joohyun mengangguk kemudian mengikuti arahan Joohee.

Namun, di saat ia hendak berdiri, ia merasakan ada yang aneh dengan gaunnya.

"Kenapa bengong? Ayo."

"Kak, ini kepanjangan ga sih?" Joohyun menunjuk gaun pengantinnya.

"Joo, di mana-mana juga gaun pengantin ya pasti panjang."

"Tapi perasaan pas fitting ga sepanjang ini deh."

"Masa sih? Lo kurusan kali? Kan udah gue bilang ga usah pake acara diet segala."

Joohyun cemberut, ia mengingat ide gilanya seminggu lalu, tiap hari hanya makan buah tanpa nasi, berakhirlah bajunya jadi kelonggaran seperti sekarang.

"Gimana dong kak?" Tanya Joohyun dengan raut wajah memelas.

"Udah gapapa, lo nanti jalannya santai aja, pelan-pelan, entar gue dibelakang, ga bakalan jatoh kok"

Joohyun mengangguk walaupun dalam hati masih takut kalau-kalau gaunnya melorot.

______

Altar pernikahan.

Seokjin menunggu Joohyun dengan mata yang berkaca-kaca, angannya selama ini yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan untuk menjadi kenyataan, ternyata dengan bantuan takdir hal yang tidak mungkin itu menjadi sebuah kemungkinan.

Seokjin menyambut tangan pujaan hatinya dengan senyum yang tak kunjung menghilang dari wajahnya.

"Seokjin, jaga putri ayah, jangan buat dia kecewa." Ujar ayah sang mempelai wanita.

Seokjin mengangguk dengan mantap, matanya kemudian beralih menatap wajah cantik sang pujaan hati, Bae Joohyun.

Tibalah sesi pembacaan janji suci pernikahan oleh kedua mempelai.

"Bae Joohyun, aku tahu, di dunia ini banyak sekali orang yang lebih baik dari aku, kamu punya banyak sekali pilihan, ketika kamu memilih untuk percaya padaku, sejak saat itu aku bertekad, ga peduli berapa banyak pun orang baik di dunia ini, aku akan jadi orang yang paling baik buat kamu, sehingga nanti, ga akan pernah ada penyesalan di dalam hati kamu karena memilihku, Joohyun... Kita udah ngelewatin banyak hal, ngelewatin banyak hari, ngelewatin banyak waktu, tapi aku janji, kita ga akan pernah ngelewatin apapun lagi, aku ingin ngabisin sisa hariku, sisa waktuku, sisa hidupku bersama kamu, Joohyun, I love you, always." Seokjin menghapus air matanya, kemudian tersenyum menatap Joohyun yang sudah dari tadi ikut menangis.

"Seokjin... Waktu itu kamu pernah bilang, ini bukan waktu yang tepat buat kita, kita udah ngelewatin waktu yang tepatnya, tapi aku ga pernah percaya, karena selamanya, asalkan ada kamu, itu adalah waktu yang paling tepat buatku, ga peduli mau kapan, berapa lama, asalkan di sana ada kamu, itu pasti adalah waktu yang tepat. Sebelum ketemu kamu, aku hanyalah sebuah ruangan kosong yang gelap, sampe orang-orang takut buat masuk, tapi kamu malah menerobos masuk, membuka jendela dan memberikan cahaya, bersama kamu aku ngerasa jadi orang yang baik, di saat seluruh dunia ga ada yang percaya sama aku, kamu yang selalu berdiri paling depan untuk mempercayaiku, makasih karena mau percaya aku, bahkan di saat aku sendiri ga bisa percaya dengan diriku sendiri, makasih karena telah menarikku untuk melihat cahaya, dulu sekarang ataupun nanti, aku akan selalu mencintaimu, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku selalu mencintaimu, Kim Seokjin."

Semua orang yang hadir bertepuk tangan menyaksikan pemandangan haru itu, karena sebagian besar tamu yang hadir mengetahui kisah cinta memilukan keduanya.

"Jadi pengen nikah." Celetuk Namjoon.

Joohee yang mendengar lantas menimpali, "Makanya cari."

Namjoon tersenyum, "Mau cari kemana lagi? Orang ada di sampingku."

Joohee tersipu malu kemudian meninggalkan Namjoon yang juga tak kalah malunya.

_________

Acara pernikahan yang cukup melelahkan itu akhirnya selesai juga, saat ini Seokjin dan Joohyun sudah berada di dalam kamar hotel tempat mereka menginap, sebelum besok mereka akan berangkat ke Bali untuk berbulan madu.

"Aku mau mandi." Ucap Joohyun.

Seokjin mengangguk dengan gugup, begitupun dengan Joohyun yang tak kalah gugupnya.

Di saat Joohyun di dalam kamar mandi, Seokjin berjalan-jalan dengan perasaan yang tidak bisa ia sendiri gambarkan, terlalu rumit, ini pertama kalinya ia merasakan perasaan seperti ini, "Habis ini aku harus ngapain?" Gumamnya pelan.

Tak lama, Joohyun keluar dari kamar mandi, "Seokjin..." Panggilnya.

Seokjin terperanjat dari lamunannya, "I-iya?"

"Kamu ga mau mandi?"

Seokjin menelan ludahnya, "I-iya, aku mandi dulu, kamu tunggu aku." Ucapnya tanpa sadar.

"Hah?" Joohyun terkejut mendengar ucapan Seokjin.

"Hah? Maksudku, aku mandi dulu." Seokjin segera bergegas menuju kamar mandi karena sudah salah tingkah.

Joohyun menutup wajahnya malu.

Dua puluh menit sudah lebih dari cukup buat Seokjin berada di dalam kamar mandi, ia keluar dengan mengenakan piyama yang sudah Joohyun siapkan, namun saat mencari keberadaan Joohyun, ternyata orangnya sudah tidur pulas di tempat tidur mereka, Seokjin tersenyum menatap muka teduh sang istri.

"Selamat istirahat, istriku." Ucapnya sembari mengecup pelan kening istrinya.

"Yah... Walaupun malam pertama kita gagal." Keluhnya kemudian ikut membaringkan diri di samping Joohyun.

Joohyun yang ternyata hanya berpura-pura tidur terkekeh mendengar keluhan sang suami, ia pun langsung memeluk Seokjin dari belakang.

Merasakan pelukan Joohyun membuat detak jantung Seokjin menjadi tak karuan, ia pun berbalik menatap Joohyun dengan tatapan teduhnya.

"Boleh?" Tanya Seokjin.

Joohyun mengangguk dengan malu.

Dan....
Yaa,
Udah bisa ditebakkan gimana kelanjutannya?
Proses pembuatan Seokjin Junior, haha.
_________

Cinta akan selalu mencari jalan kembalinya. 🌺

END.

Haiii haiii, makasih yaa yang udah mau baca sampe sini, yang udah sabar nungguin, maaf baru bisa kelar sekarang, dan hope u like it, yaa! 🥰 Sampai jumpa di cerita lainnya, aku akan berusaha lanjutin satu-satu 😥
Dan yaa, maaf juga yg awal janjinya 10 chapter malah jadi lebih huhu...
Ya udah, gitu dulu yaa, selamat berakhir pekan yorobun 🥰🤗💗

Orang yang Sama (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang