- Sembilan Belas -

8.6K 907 44
                                    

Sebelum keadaan dunia yang damai seperti saat ini, manusia-manusia sempat dibuat khawatir dengan keberadaan penyihir dan juga siluman yang mendalami ilmu hitam. Mereka banyak membantai para manusia, untuk merebut kekuasaan dunia.

Keempat kerajaan yang terkenal saat ini juga sempat menutup pintu mereka untuk orang luar, setiap perbatasan dijaga oleh para prajurit-prajurit untuk menghalau para penyihir dan siluman, agar tidak memasuki wilayah mereka. Bahkan, beberapa tetua yang mempunyai kekuatan, memberikan batasan dan doa-doa agar kekuatan hitam tidak bisa masuk ke kerajaan mereka.

Para pendahulu kerajaan -- yang berarti adalah orang tua para raja sekarang -- bersatu dan akhirnya bisa menaklukan para penyihir, dengan bantuan Moon Goddess tentunya. Ketika bulan penuh, kekuatan para manusia bertambah berkali-kali lipat dan para penyihir serta siluman tidak bisa mengimbangi. Beberapa penyihir dan siluman yang berhasil melarikan diri, akhirnya bersembunyi di hutan gelap terdalam, mengasingkan diri mereka dan menunggu waktu yang tepat.

Mereka menunggu waktu yang tepat, apalagi ketika ramalan tentang keturunan Luna yang akan terlahir di dunia dan dipastikan akan bisa membawa mereka menuju keabadian. Sebenarnya mereka juga masih belum menemukan cara, bagaimana cara kerja ramalan tersebut.

Berpuluh-puluh tahun mereka menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda siapa dan dari mana asal keturunan Luna tersebut. Sampai akhirnya, ada kabar yang menuntun mereka untuk mencari keturunan Luna di Kerajaan Silah. Apalagi, saat itu Kerajaan Silah tidak dicampur tangankan oleh kerajaan lainnya. Maka, mereka akhirnya berani untuk menyerang Kerajaan Silah. Namun, siapa sangka, ternyata ketiga kerajaan lainnya membantu untuk melindungi Kerajaan Silah. Damballa yang sudah lama tidak terlihat, akhirnya terlihat di hari itu, meski hanya jejaknya yang tertinggal.

Kembali ke masa sekarang, di jalan masuk Hutan Trevas para siluman yang lagi-lagi berbentuk aneh tengah bertarung dengan para pengawal dan raja. Tiga orang yang sedari tadi diminta untuk bersembunyi, ada tak jauh dari sana, tapi masih bisa memantau jalannya pertarungan.

"Jaem, kau baik-baik saja?" Jeongin mengguncang tubuh omega yang kini berdiam dan menatap ke arah medan pertarungan.

Hyunjin yang sedari tadi tak lepas dengan keadaan sekitar, akhirnya menoleh ke arah calon tuannya tersebut.

"Pangeran Jaemin kenapa?" Hyunjin agak panik ketika melihat tatapan Jaemin yang kini sudah berubah, seperti bukan dirinya.

"Jin, mundur! Beri Pangeran Jaemin ruang!"

Dengan wajah bingung, Hyunjin berpindah ke belakang Jaemin, bersisian dengan Jeongin yang kini hanya menatap punggung omega tersebut.

Jaemin menatap pertarungan di hadapannya, tanpa terlihat, ia membuat kabut-kabut tipis yang berguna untuk melindungi para pengawal serta raja dari serangan musuh.

SRAATT

Jeno berhasil melumpuhkan satu lagi siluman berkepala sapi, dengan lidahnya yang keluar menjijikan. Namun, tanpa ia tahu, di belakangnya telah bersiap satu siluman lainnya yang bersiap untuk menghunus pedang tepat di punggung kirinya.

Akan tetapi, tubuh siluman itu malah terpental jauh, hingga membentur pohon besar yang jaraknya tak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Belum sempat ia berdiri, tubuhnya kembali terlempar beberapa meter, melewati beberapa orang yang sedang bertarung. Begitu seterusnya, sampai akhirnya tubuh siluman itu melewati Jeno dan Jeno langsung menghunuskan pedang tepat ke jantung siluman tersebut.

Dengan terengah, Jeno mengedarkan pandangannya, mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi barusan. Bagaimana bisa siluman itu terlempar kesana kemari, seperti ada sebuah tangan yang bergerak menghuyungkan tubuhnya.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang