- Dua Puluh Dua -

7.8K 713 12
                                    

Tidak pernah terpikirkan sama sekali dalam benak Jeno, kalau ia harus berjalan bersama dengan Hyunjin yang kini sudah terbujur kaku tak bernyawa. Mereka tak kembali ke Kerajaan Forte, tapi mereka kini berjalan menuju wilayah Callidus, karena mereka baru mendapat kabar jika mereka diserang oleh antek-antek Damballa ketika berada di wilayah Silah.

Perjalanan mereka terbilang cukup cepat, karena Hutan Traves berada dekat dengan wilayah Kerajaan Callidus. Baru mereka memasuki gerbang, Ratu Winwin sudah berlari sewaktu melihat keberadaan suami dan anak-anaknya.

Derai air mata pun tak dapat Winwin bendung lagi, ia menciumi wajah Shotaro dan memeluk anak bungsunya itu dengan erat. Tak lupa ia juga memeluk Yuta dan juga Jaemin yang sedari tadi berdiri di sebelah ayahnya itu.

"Pangeran Jaemin!" seru Renjun, berlari dengan tangan yang bergantung pada perban di pundaknya.

Mata Jaemin langsung membulat, melihat keadaan Renjun kini. "Kau kenapa?"

Renjun tersenyum manis. "Kau baik-baik saja, Pangeran Jaemin?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Jaemin barusan.

"Yak! Aku bertanya padamu, Huang Renjun!"

"Aku baik-baik saja, Pangeran Jaemin. Kau tenang saja!" Renjun memandang Jeno, yang kini tengah membantu pengawal lain membawa tandu, tempat Hyunjin terbaring. "Siapa yang Pangeran Jeno angkat itu?"

"Hyunjin. Hwang Hyunjin." Jaemin menangis lagi, mengingat Hyunjin tewas ketika menyelamatkan dirinya serta Shotaro.

Renjun memandang Jaemin tak percaya. Bagaimanapun juga, ia sudah mengenal Hyunjin sedari kecil, ketika alpha itu resmi menjadi bagian dari Kerajaan Forte.

Ia memandang tubuh kaku Hyunjin yang kini ditandu melewati tempatnya berdiri bersama dengan Jaemin. Tangannya terangkat untuk menutup mulutnya, karena ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Siapa yang membunuhnya?"

***

"Kau benar-benar seorang keturunan Luna? Aku pikir, ayahmu hanya bercanda ketika ia memerintahkanku untuk mengawasimu."

"Jadi, kau sudah mengetahui hal ini terlebih dahulu?" tanya Jaemin tak percaya. Renjun hanya mengangguk sambil menyisir surai kelam tuannya itu.

"Kau tahu, selama kau pergi mencari Shotaro, aku selalu berdoa kepada Moon Goddess untuk selalu menjagamu. Terlebih, Pangeran Haechan yang terlalu rewel karena kau menunda pernikahanmu dan memilih untuk ikut ke dalam pertempuran. Aku juga terlalu takut, ketika Kerajaan Silah kemarin diserang oleh antek-antek dari Damballa. Kerajaan Silah hancur, Raja dan Ratu Silah tidak terselamatkan dan Pangeran Yongbok yang kini entah berada di mana."

"Kira-kira, kemana Yongbok? Aku tidak bisa membayangkan perasaanya, ia harus merelakan kedua orang tuanya. Aku khawatir padanya, Renjun."

"Kau tenang saja, orang suruhan Raja Callidus pasti akan menemukannya. Oke, sudah rapih kembali." Renjun menatap pantulan Jaemin dari cermin di hadapan mereka. "Omega yang sudah knotting, memang beda ya auranya."

Jaemin menatap Renjun dari cermin, memajukan bibirnya, ia kesal karena Renjun selalu membahas masalah knotting-nya sejak mereka menginjakkan kamar ini.

"Apa Haechan masih tidur?"

Renjun menghela napasnya. "Sejak ia hamil, kerjaannya hanya makan dan tidur saja, benar-benar tidak bisa diganggu. Apalagi ini di tempatnya sendiri."

"Sudahlah, kau jangan seperti itu. Biarkan Haechan menikmati masa hamilnya dengan tenang! Kau kan tahu, ibunya selalu memarahinya. Jadi, kau jangan sampai memarahinya juga."

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang