- Delapan - ⚠️

18.6K 1.6K 16
                                    

tw // violance
cw // kissing

Let me know harus drop tw or cw apa yang benar ya.

Thank you












Pertarungan telah berlangsung selama hampir dua jam dan skor sementara adalah dua sama. Di tengah lapang sana, dua alpha itu masih bertarung, bunyi pedang bergesekan pun masih terdengar. Sesekali diselingi dengan bunyi erangan, ketika salah satu dari mereka terdorong atau terjatuh.

Wajah keduanya juga bisa dibilang tak baik-baik saja, bahkan ada darah mengalir dari sudut bibir milik Jeno. Sedangkan Seunghan, entah bagaimana terdapat lebam di pipi kirinya. Belum lagi lebam dibeberapa bagian tubuh yang tak terlihat. Karena memang kalau dilihat, Jeno bukanlah lawan yang seimbang untuk Seunghan.

"Ayah, apa tidak sebaiknya pertarungan ini disudahi? Mau sampai kapan?"

"Jaemin, kalau kita menyudahi pertarungan ini, apa kau tidak memikirkan bagaimana harga diri mereka bisa terluka?" Yuta tersenyum kecil ketika melihat Jaemin yang memasang tampang bingung. "Mereka berdua itu seorang alpha dan pertarungan seperti ini adalah harga diri mereka. Paham?"

Jaemin mengangguk kecil, ia juga menghela napasnya pelan. Sedikit meruntuk, mengapa bisa-bisanya Jeno bertarung melawan alpha lebih muda seperti Seunghan.

Ia mengarahkan lagi pandangan bosannya ke arah kedua alpha, yang sampai saat ini masih saling mendorong, berusaha membuat salah satu dari mereka keluar dari garis. Jaemin juga bisa melihat kelelahan di wajah keduanya.

"Apa tidak sebaiknya kau menyerah saja?" tanya Jeno pelan, ketika ia sedang berusaha mendorong Seunghan dengan bantuan pedangnya.

Seunghan mendengus kecil, meski ia tahu tindakannya dinilaintidak sopan, tapi sepertinya ia perlu melakukan hal itu agar tidak mudah diremehkan. "Tidak ada kata menyerah, di dalam kamus prajurit Arroz."

Jeno tersenyum miring, memuji daya juang alpha di depannya ini dalam diam. Kalau Jeno tidak salah, ia tadi sempat menendang keras tulang kering sebelah kiri alpha tersebut dan kemungkinan untuk masa penyembuhannya, tidak akan seperti luka biasa.

Jeno memundurkan kaki kanannya, ia mengendurkan sedikit pegangannya pada Seunghan, ketika Seunghan kira dirinya terbebas dari jerat Jeno, tiba-tiba Jeno melayangkan tendangan ke arah perut Seunghan yang membuat alpha itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh di luar garis tarung mereka.

Sorak sorai dan tepuk tangan bergema dari beberapa prajurit yang ada di sana. Lambat laun, beberapa prajurit tidak hanya bersorak untuk Seunghan, tapi mereka juga bersorak untuk Jeno.

Tangan terulur di depan wajah Seunghan dan mau tak mau ia menyambut uluran dari calon pemimpin kerajaannya.

"Kau hebat untuk seumuranmu, tapi sepertinya kau harus lebih banyak berlatih fokusmu, kau sedikit lengah ketika aku mengendurkan seranganku."

Seunghan hanya menunduk dalam, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia akhirnya mengekor Jeno, yang kini berjalan ke arah Raja Yuta yang ada di pinggir lapang.

Ternyata dugaan Seunghan salah, ia tidak berjalan ke arah Raja Yuta, tapi ia berjalan ke arah Pangeran Jaemin yang memang sedari tadi memasang wajah khawatir.

"Bagus, pertarungan yang sangat bagus. Aku bangga padamu Seunghan, kau sudah banyak berubah, keahlianmu juga semakin pesat. Kalau kau terus-terusan seperti ini, aku bisa mengangkatmu sebagai kepala prajurit nantinya."

Seunghan menunduk hormat kepada Yuta, pandangannya kini teralih kepada sepasang calon pemimpin mereka, yang kini sedang saling tatap. Mungkin lebih tepatnya dengan Jaemin yang sepertinya merajuk, sambil menunjuk luka di sudut bibir tunangannya itu.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang