- Dua Puluh Lima -

6.1K 535 6
                                    

Duh lama banget ya, baca yang sebelumnya dulu ya, kalo takut lupa cerita terakhirnya apa 😁😁😁















"Kau lelah?" tanya Renjun sedikit berhati-hati, tidak ingin mengganggu konsentrasi Jaemin.

"Kita harus menyelesaikan ini segera. Setidaknya, kita habisi dulu yang sekarang! Antisipasi Yongbok akan menyerang kita ketika gerhana muncul." Jaemin masih menatap peperangan di depannya.

Jika dilihat dengan kasat mata, yang terjadi hanyalah peperangan biasa. Namun, bila ada orang yang memiliki kekuatan lebih, ia bisa melihat kabut tipis yang menyelimuti para pengawal, pangeran, dan juga raja.

Di bawah sana, Jeno dengan keterampilan pedangnya telah menumbangkan banyak sekali musuh – sesungguhnya karena campur tangan Jaemin juga, dirinya tak bisa tersentuh – .

"Waktunya hampir tiba!" Renjun peringati Jaemin, sambil menatap rembulan yang hampir menutup setengahnya.

Jaemin tahu itu, ia tahu kalau Yongbok sudah ada di luar istana, menunggu waktu yang tepat sampai ia memasuki istana.

Kau tidak akan bisa melawanku, Na Jaemin.

Tiba-tiba terdengar suara tak asing di telinga Jaemin. Ia menyeringai sedikit, menyadari kalau Yongbok kini bisa masuk dalam pikirannya.

"Apa kabar, temanku?" Jaemin bergumam kecil sambil terkekeh, membuat Renjun sedikit terkejut dengan sikapJaemin. Bahkan, beta tersebut sedikit merinding dengan perubahan suasana di sekitarnya.

"Kau bicara dengan siapa?" tanya Renjun bingung, tapi Jaemin tak sedikit pun berniat untuk menanggapi beta tersebut.

Bagaimana, kau masih menginginkan kejutan dariku?

Jaemin terdiam, sebenarnya ia tidak ingin menanggapi omongan Yongbok. Namun, ia juga ingin tahu apa yang sebenarnya iblis itu inginkan.

Kau pasti menyukai hadiah dariku ini, Na Jaemin. Sang keturunan Luna.

Ada nada sarkas di sana dan Jaemin bisa mendengar tawa lengking di telinganya, tawa yang tidak pernah ia bayangkan bisa keluar dari mulut manis omega seperti Yongbok.

"Aaakkkk..." Jaemin langsung menutup mata dan telinganya, ketika lengkingan tawa Yongbok telah berubah menjadi resonansi tinggi, menyakitkan telinganya.

"Kau kenapa?" Renjun panik, langsung menangkap tubuh Jaemin yang hampir terjatuh karena terkejut.

Jaemin tidak bisa mendengar perkataan Renjun, ketika ia ingin menstabilkan pendengarannya, tiba-tiba ia melihat ayahnya tergeletak bersimbah darah sambil memeluk ibunya, sedang tak jauh dari sana, ia juga melihat Haechan yang tengah menangis sambil memangku Minhyung.

Apa ini?

Jaemin benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi, ia sudah memastikan kalau tempat persembunyian mereka telah ia segel dan tidak akan ada penyihir atau siluman sekali pun yang masuk.

Tawa itu terdengar lagi, ketika ia melihat Haechan yang tengah mengandung, disiksa habis-habisan dengan sebuah mantra dari sosok penyihir bertudung hitam. Ia bisa mendengar permintaan tolong dari sahabatnya itu.

"Jaemin. Na Jaemin, kau kenapa!" sahut Renjun sambil mengguncang tubuh Jaemin dengan kencang.

Seketika Jaemin ditarik kembali ke dunia nyata, ia bisa mendengar suara keras Renjun di sampingnya.

"Ayah."

"Kenapa? Ada apa dengan Raja Yuta?" Renjun sedikit kesal, karena ia tidak tahu sama sekali maksud dari Jaemin.

Descendants De La Lune || Nomin [Omegaverse] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang