11. Not Alone (Bonus)

134 18 0
                                    

Cerita ini hanya kiasan dan fiksi serta tidak sepenuhnya sesuai dengan kehidupan asli sang tokoh

Jadi berbijaklah dalam membaca dan memberikan komentar, terima kasih 🙏

-----

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

[Taerae ft. Junhyeon BP]

"Dia tuh anaknya suka menyendiri"

"Makan sendirian, belajar sendirian, tidak punya teman, cocok untuk dijadikan bahan rundungan"

"Aku? Berteman dengannya? Haha, mustahil sekali! Aku mana betah dengan anak penyendiri seperti itu!"

Begitulah ucapan yang selalu diterimanya yang kini sedang duduk di kantin menyantap makanan dalam diam. Ia sudah biasa mendengar orang-orang berbisik membicarakan dirinya dari belakang.

"Jangan dengarkan mereka" Ujar seorang pemuda yang tiba-tiba mengambil posisi duduk disamping. Ia pun menoleh, menatap heran pemuda yang malah melemparkan cengiran kepadanya.

"Kenapa? Ada sesuatu diwajahku?" Tanya pemuda itu kepadanya. Ia hanya menggeleng pelan sebelum kembali melanjutkan makan.

"Oh iya, kenalin aku Junhyeon! Namamu?" Lama ia terdiam dan dengan ragu perlahan menerima jabatan uluran tangan pemuda yang bernama Junhyeon itu.

"Taerae" Balasnya, singkat.

"Namamu cukup lucu didengar... ah, kita sekelas loh! Kau tidak menyadarinya ya? Kita bahkan sempat berpapasan beberapa kali" Jelasnya sembari melahap roti kemasan yang dibawanya tadi.

Taerae kembali menggeleng pelan sebagai jawaban. Dalam hatinya ia masih terbingung bisa mengobrol dengan teman sekelas yang bahkan tak dikenalnya ini.

"Dan mulai hari ini kita berteman ya, Taerae!"

Alih-alih memandangnya tak suka, Junhyeon baginya cukup menghibur. Meskipun cukup berisik, membuatnya merasa bahwa dirinya tak benar-benar dikucilkan di dunia ini.

-----

"Ternyata Junhyeon sangat berarti sekali untukmu ya" Taerae pun mengangguk, mengiyakan.

3 tahun lamanya persahabatan mereka terjalin dan Junhyeon merupakan sahabat pertama yang hadir kedalam kehidupannya yang sempat hampa.

Membuatnya mengerti cara melihat jendela pandang dunia yang sebenarnya.

"Apa kau sudah siap menghapus dirinya dalam hidupmu?" Tanya sang dokter kembali meyakinkan Taerae akan keputusannya.

Taerae mengangguk antusias, tekadnya sudah bulat saat ini. "Saya sudah siap, dok"

"Baiklah, pejamkan matamu dan rilekskan tubuh. Dalam hitungan ketiga kau akan masuk kedalam alam bawah sadarmu, tempat dimana Junhyeon berada didalamnya" Taerae pun mengikuti instruksi sang dokter. Semua terlihat gelap pada awalnya saat ia menutup mata.

"3... 2... 1" Pemandangan pertama kali yang ia lihat merupakan padang bunga yang begitu cantik. Beraneka ragam bunga terbentang hingga keujungnya.

"Taerae? Sedang apa kau disini?" Itu suara Junhyeon.

Taerae pun membalikkan badan, melihat pemuda itu dibelakang dengan cengiran khas yang ia tunjukkan seperti biasanya.

"Aku... ingin berpamitan denganmu, Junhyeon" Ucapnya lalu tersenyum.

Junhyeon yang mengerti akhirnya mengangguk paham, "Ternyata kau sudah bisa menentukan apa yang terbaik untukmu, selamat ya"

Taerae mengangguk sebagai balasannya, "Boleh aku memelukmu untuk terakhir kalinya?"

"Tentu saja" Pemuda itu berlari kearahnya dan langsung memeluk Junyeon dengan erat. Seakan mereka tidak bisa bertemu kembali.

"Terima kasih sudah pernah hadir dihidupku, Junhyeon. Aku akan selalu mengingatmu dalam kenangan ini" Ucap Taerae dibalik pelukan mereka.

"Terima kasih juga karena sudah menerimaku dalam hidupmu, Taerae. Sampai jumpa" Setelahnya Junhyeon perlahan memudar membentuk bintang-bintang kecil yang kembali ke langit atas.

Taerae tidak melihatnya, namun ia sudah merasakan keberadaan Junhyeon yang tidak lagi dalam dekapannya. Ia sudah pergi untuk selamanya.

Seketika tetesan kristal bening yang menggenang dipelupuk mata mengalir begitu saja tanpa bisa dihentikan. Tetesan yang begitu berarti untuk perpisahan singkat ini.

Terima kasih untuk segalanya, Junhyeon.

-----

"Loh? Kalian semua kenapa disini?" Tanya Taerae begitu ia keluar dari ruangan dan mendapati ke-8 temannya berada disana menatapnya khawatir.

"Tentu saja karena kami mencemaskanmu, kak. Kau bahkan datang kerumah sakit ini tanpa mengabari kami dan hanya mengabari Hanbin saja" Jelas Gyuvin memutar bola matanya malas. Sedangkan Taerae hanya terkekeh geli.

"Baiklah, sebagai permintaan maafnya aku akan mentraktir kalian ayam dan cola hari ini" Perkataannya membuat 3 orang yang lebih muda bersorak riang bahkan sampai melompat-lompat kecil.

"Sudah, sudah, kalian malah hanya akan menganggu pasien saja disini. Ayok pergi" Ujar Jiwoong menarik pergi ketiganya duluan dan disusul yang lainnya juga.

Taerae yang hendak pergi mengikuti mereka, menatap kebelakang sejenak. Entah mengapa firasatnya merasakan bahwa Junhyeon sempat berada disana tadi.

"Taerae, ada apa?" Tanya Hao melihat Taerae terdiam melihat kebelakang. Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayok, kak!" Ia pun merangkul tangan Hao membawanya pergi darisana dengan senyuman yang mengembang hari ini.

-----

Meskipun kau tak nyata bagi mereka, namun dirimu sangat berkesan dalam hidupku yang menyendiri kala itu. Kau memberikan ukiran kenangan yang tak pernah bisa ku lupakan.

- Not Alone by Boys Planet

Our Life Is HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang